Konten dari Pengguna

Perlukah Pemberian Reward dan Punishment dalam Meningkatkan Motivasi Belajar

vicky aysah
Mahasiswa S1 Psikologi Universitas Negeri Yogyakarta
1 November 2020 12:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari vicky aysah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebelum membahas mengenai perlunya memberikan reward dan punishment, kita perlu mengetahui siapa yang mencetuskan teori dalam pemberian reinforcement dan punishment ini. B.F. Skinner yang merupakan salah satu tokoh Psikologi mencetuskan teori operant conditioning yang berisi reinforcement (penguat) dan punishment (hukuman) merupakan bagian dari prinsip-prinsip belajar yang menghasilkan perunagan perilaku. B.F. Skinner memulai percobaannya menggunakan tikus yang dimasukan kandang lalu meletakkan bel di ujung pintu yang jika ditekan bel tersebut akan menghasilkan bunyi dan akan diberi makanan. Dengan begitu, tikus akan mengulangi hal tersebut agar mendapat apa yang diinginkannya.
ADVERTISEMENT
sumber : pinterest.com
zoom-in-whitePerbesar
sumber : pinterest.com
Kita banyak menjumpai guru-guru yang memberikan reward maupun punishment di sekolah dalam kegiatan belajar mengajar. Contoh pemberian reward dengan menggunakan kata-kata pujian maupun berupa barang, memberikan nilai tambah dan masih banyak cara lain dalam memberikan reward.
Punishment juga banyak diterapkan dalam dunia pendidikan. Contoh dari punishment dengan menasihati, teguran, memberi arahan, melarang melakukan sesuatu, menurunkan nilai atau skor, dan memberi sanksi.
Penerapan reward dan punishment sebagai alat bantu pendidikan untuk mendapatkan umpan balik dari siswa akan terasa jika penerapannya tepat. Terlalu sering memberika reward dan punishment juga kurang tepat karena dapat menjadi kebiasaan yang diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar yang nantinya dikhawatirkan siswa menjadi malas belajar jika tidak diberi imbalan.
ADVERTISEMENT
Punishment dalam dunia pendidikan apakah boleh dilakukan? Jawabannya adalah boleh dilakukan tetapi dengan cara yang tepat. Punishment dilakukan jika terdapat murid yang melakukan hal yang tidak baik dan diberikan hukuman dengan tujuan agar tidak mengulangi hal tersebut pada masa mendatang.
Dari seluruh uraian di atas, dapat disimpulkan adanya teori operant conditioning yang dikemukakakn oleh B.F. Skinner bahwa reinforcement (penguat) dan punishment (hukuman) dapat mendukung motivasi dalam belajar. Pemberian reward dan punishment masih perlu dilakukan dengan cara yang tepat untuk menunjang motivasi belajar.
Referensi
Zaini, R. (2014). Studi Atas Pemikiran BF Skinner Tentang Belajar. TERAMPIL: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 1(1), 118-129.
Ernata, Y. (2017). Analisis motivasi belajar peserta didik melalui pemberian reward dan punishment di sdn ngaringan 05 kec. gandusari kab. blitar. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 5(2), 781-790.
ADVERTISEMENT
Puspita, V. G. (2013). Pengaruh Penerapan Teori Operant Conditioning Terhadap Motivasi dan Prestasi Belajar Bahasa Jepang (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
Prima, E. (2016). Metode reward dan punishment dalam mendisiplinkan siswa kelas IV di Sekolah Lentera Harapan Gunung Sitoli Nias. JEPUN: Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura, 1(2).