Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kritik 'Ngawur' Gusmiyadi Goben yang Gagap Membaca Berita dan Data
12 Maret 2018 14:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
Tulisan dari Vidya Anggraini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak menjabat sebagai Presiden, suara-suara nyinyir kepada Joko Widodo seperti tak ada habisnya. Mereka (para pembencinya) seakan tak pernah menyisakan ruang yang 'adil' sedikit pun di benaknya. Pokoknya Jokowi selalu salah, titik.
ADVERTISEMENT
Pandangan seperti itu bisa direpresentasikan, misalnya, oleh tulisan yang berjudul "Jokowi Mesti Diganti" oleh Gusmiyadi Goben. Tulisan ini sangat viral di media sosial, khususnya Facebook.
Tulisan tersebut secara garis besar membicarakan bahwa proyek Nawacita dan Revolusi Mental Jokowi gagal. Menurut penulisnya, tak ada prestasi sedikit pun yang ditorehkan oleh Jokowi selama memimpin Indonesia.
Untuk itu, aktivis Indonesia Bergerak itu mengusulkan bahwa Jokowi harus digantikan pada Pemilu mendatang. Mau tidak mau, Jokowi harus diganti.
Kadang kita bingung melihat orang seperti Gusmiyadi Goben ini. Pertanyaannya, apa dia tidak pernah membaca koran dan media massa lainnya? Atau memeriksa data statistik secara rinci soal kemajuan pemerintahan saat ini?
Diakui atau tidak olehnya, sebenarnya ada beberapa (kalau tak mau disebut banyak) kemajuan yang dibawa oleh rezim Jokowi ini dibanding masa sebelumnya. Pembangunan infrastruktur adalah salah satu yang banyak disebut dan dipuji berbagai pihak.
ADVERTISEMENT
Misalnya, kita bisa lihat baru pada masa Jokowi ini pembangunan jalan Trans-Papua diwujudkan. Kemudian, infrastruktur di pedalaman Kepulauan Banggai, Sulawesi Tengah diwujudkan. Dan, pelabuhan-pelabuhan di pesisur Indonesia timur diperbarui.
Belum proyek infrastruktur lainnya, seperti bendungan, saluran irigasi, perumahan dan fasilitas kesehatan di daerah 3T. Jadi tak hanya soal jalan tol dan bandara saja.
Selain tersebut, masih ada program Kartu Indonesia Sehat dan Indonesia Pintar. Kemudian, kebijakan soal dana desa dan bumdes. Terus, soal kemudahan perizinan berusaha dan transparansi birokrasi.
Hal-hal tersebut sedikit lebih maju dibandingkan sebelumnya. Tapi justru progres pembangunan tersebut begitu dirasakan oleh rakyat pada saat ini.
Memang, perubahan tidak bisa dilakukan dalam 5 tahun pemerintahan sekaligus, namun setidaknya pekerjaan itu sudah dicicil selama ini.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Presiden Jokowi sendiri memberikan teladan sebagai pemimpin yang santun dan berpihak pada rakyat. Ia tidak neko-neko dan sederhana di hadapan rakyatnya.
Jadi, tulisan seperti di atas sebenarnya sangat ahistoris dan tidak kontekstual saat ini. Penulisnya tidak mahir membaca data. Sepertinya hanya disusupi kebencian saja.
Selain itu juga terlihat hanya mencari sensasi sebagai pihak oposisional yang ingin menurunkan elektabilitas Presiden Jokowi menjelang Pemilu. Namun, sayangnya itu, sekali lagi (maaf), tidak dilakukan secara bermutu.