Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tips Bagi Turis Untuk Survive Di Daerah Konflik
5 Juli 2018 22:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
Tulisan dari Vidya Pertiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Idul Fitri tahun 2016 menjadi momen tidak terlupakan selama saya bertugas di Kedutaan Besar RI di New Delhi. Di bulan Syawal 1437 H, saya berlibur ke Kashmir di wilayah India utara. Pada saat itu, saya merasakan momen dengan rasa yang campur aduk dari rasa kagum, senang serta bahagia melihat pemandangan wilayah Kashmir yang indah dan spektakuler karena berada di kaki Gunung Himalaya hingga rasa tegang, khawatir dan takut akibat tidak bisa pulang karena terjebak di daerah konflik.
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 6 Juli 2016, saya beserta suami dan dua teman berlibur mengunjungi Kashmir khususnya ke kota Srinagar dan Pahalgam. Srinagar merupakan ibukota Kashmir. Disana saya menelusuri Dal Lake yang tenang dengan perahu kecil sambil memandangi Gunung Himalaya dan hiruk pikuk kehidupan masyarakat Srinagar.
Dal Lake (Foto: Dok Pribadi)
Kemudian, saya melanjutkan perjalanan ke kota Pahalgam, yang terletak di Kashmir Valley, dengan waktu tempuh + 3 jam dengan mobil dari Srinagar. Di Pahalgam kami mengunjungi Aru Valley dengan landscape yang mirip dengan kota di Austria atau Swiss.
Aru Valley (Foto: Dok Pribadi)
Ketika berwisata, saya sangat bahagia melihat landscape barisan gunung Himalaya dengan salju diatasnya, hamparan rumput yang luas, menikmati ketenangan Dal Lake, melihat kebun saffron, dan merasakan suasana dingin ditengah musim panas yang sedang terjadi di wilayah New Delhi dan wilayah lainnya. Selain itu, saya juga puas mencoba kuliner khas di Kashmir seperti fried trout, lamb meatball, dan teh Kashmiri Kahwa.
Aru Valley (Foto: Dok Pribadi)
ADVERTISEMENT
Konflik di Kashmir Valley
Kebahagiaan itu kemudian pudar. Pada waktu kepulangan tanggal 8 Juli, kami tidak dapat kembali ke Srinagar karena terjadinya penembakan terhadap tersangka teroris a.n. Burhan Wani, pemimpin Hizbul Mujahideen India yang populer, di daerah Anantnag (+ 38 km dari Pahalgam).
Insiden penembakan kemudian memicu kemarahan masyarakat yang mengakibatkan terjadinya aksi pelemparan batu kepada polisi India di wilayah Anantnag, Pulwama dan Srinagar. Akibatnya, kami harus menginap kembali selama 2 hari karena perjalanan ke Srinagar harus melewati daerah konflik Anantnag.
(Foto: The Indian Express)
Setelah berdiskusi dengan tour guide yang mengantar, kami memberanikan diri untuk kembali ke Srinagar pada tanggal 10 Juli pukul 12 malam berkonvoi dengan rombongan turis lainnya. Waktu tengah malam dipilih karena saat itu sedang diberlakukan curfew atau jam malam yang melarang masyarakat untuk keluar rumah.
ADVERTISEMENT
Dalam perjalanan yang gelap gulita, kami melihat banyak tentara India bersenjata lengkap sedang berjaga-jaga di beberapa lokasi. Di sepanjang jalan, terlihat banyak batu berserakan dan bongkahan kayu yang digunakan untuk menghalangi jalan pada saat konflik. Saat itu, kami harus terus membuka mata untuk berjaga-jaga dan berdoa agar tidak diserang tiba-tiba serta bisa selamat sampai tempat tujuan.
Setelah melewati perjalanan 3 jam yang menegangkan, alhamdulillah, kami tiba di Srinagar dan langsung menuju bandar udara untuk terbang ke New Delhi.
Tips Bagi Turis Yang Berwisata ke Daerah Konflik
Kejadian ini merupakan pengalaman menegangkan pertama dalam sepanjang hidup saya. Nah, di tengah-tengah perasaan khawatir dan panik ketika konflik berlangsung, apa yang harus dilakukan seorang turis yang sedang berwisata untuk bertahan? Berikut tips yang bisa dilakukan:
ADVERTISEMENT
1. Tetap tenang dan carilah tempat aman untuk berlindung. Lakukan komunikasi intensif dengan tour guide yang membawa kita karena mereka mengetahui perkembangan kondisi di lapangan.
2. Hubungi Perwakilan RI di negara terkait. Ketika mengetahui kenyataan tidak bisa kembali ke Srinagar, saya langsung menghubungi KBRI New Delhi. Jaringan seluler dan internet di wilayah Kashmir Valley kurang baik. Saya bersyukur mendapat koneksi WIFI di hotel tempat menginap sehingga dapat memberikan kabar secara realtime. Selanjutnya, KBRI New Delhi berupaya memberikan bantuan untuk penyelamatan kami di Kashmir dengan menghubungi pihak keamanan setempat, hotel dan tour guide.
3. Hubungi pihak keamanan setempat. Pihak keamanan ini dapat melakukan pendataan dan membantu untuk proses evakuasi. Selain itu, mereka juga dapat menjadi penghubung untuk berkomunikasi dengan Perwakilan RI di negara terkait.
ADVERTISEMENT
4. Unduh aplikasi “Safe Travel” Kementerian Luar Negeri. Aplikasi berisi informasi mengenai nomor kontak Perwakilan RI di berbagai negara, keterangan tentang berbagai negara di dunia, imbauan terkait kejadian di beberapa negara, pelayanan di Perwakilan RI, serta tips bepergian. Aplikasi ini informatif dan berguna yang dapat menjadi pelengkap dalam perjalanan.
5. Cari agen perjalanan dan pemandu wisata yang kredibel. Akan lebih baik untuk membaca ulasan review dari pengguna lainnya untuk memperoleh pandangan dan rekomendasi. Sekiranya terjadi keadaan darurat atau masalah, agen perjalanan dapat dihubungi dan diajak bekerja sama.
6. Kenali lebih dalam kondisi negara yang akan dikunjungi. Informasi ini dapat diperoleh melalui buku, sumber terbuka, aplikasi Safe Travel dan lainnya. Hal ini menjadi langkah precaution sehingga turis dapat mengantisipasi kejadian yang mungkin terjadi.
ADVERTISEMENT
Tentang Kashmir
Sekilas cerita mengenai daerah Kashmir. Kashmir menjadi wilayah sengketa antara India – Pakistan sejak tahun 1947 setelah kemerdekaan dari Inggris. Pada tahun 1949, kedua negara sepakat untuk gencatan senjata dengan 65 persen wilayah Kashmir dibawah kontrol India dan 35 persen Pakistan. Line of Control menjadi perbatasan wilayah kedua negara.
Beberapa perjanjian telah disepakati seperti Tashkent Agreement (1966) dan Simla Agreement (1972). Namun, konflik teritori antar kedua negara kerap terjadi di wilayah perbatasan hingga saat ini.
Peta Kashmir (Foto: Wikipedia.org)
Pada tahun 1989, gerakan kelompok separatis yang menginginkan kemerdekaan dan pro pakistan mulai terjadi di Kashmir Valley wilayah India. Mereka melakukan gerakan teror dan mengusir hampir semua masyarakat Hindu yang berada di valley. Upaya ini kemudian dihentikan oleh tentara India.
ADVERTISEMENT
Kelompok separatis di wilayah valley masih bergerilya sampai sekarang. Sangat disayangkan, episode konflik vertikal yang terjadi sejak 8 Juli 2016 masih berlangsung hingga saat ini. Pemerintah India belum dapat menemukan solusi yang tepat untuk masyarakat di Kashmir Valley.