Pernikahan dan Peperangan Menyatukan Barcelona dengan Spanyol

Nurvienna Moeloek
Alumni FISIP, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
8 Juli 2022 21:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nurvienna Moeloek tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mengapa negara bisa terbentuk? Apakah mungkin negara bisa berdiri begitu saja tanpa sebuah gambaran sejarah antar-peperangan dan peristiwa integrasi wilayah?
ADVERTISEMENT
Sedikit gambaran pertanyaan yang mungkin bagi kita bertanya-tanya, mengapa suatu negara bisa hadir dan memulai suatu penyelenggaraan pemerintahan dengan diisi beberapa pejabat politik dan pemimpin di dalamnya. Catalonia mungkin akan menjadi sebuah negara sendiri apabila tidak melalui fase panjang sejarah. Catalonia bisa saja tidak akan bersatu dengan Spanyol seperti sekarang tanpa keterlibatan pernikahan antar-kerajaan, maupun fase perang.
Peta Spanyol (Sumber foto: Pribadi)
Dalam peristiwa penyatuan wilayah Spanyol, ada banyak literatur berbahasa Inggris, hingga penjelasan historis berupa video learning di akun YouTube History with Hilbert berjudul “The History of Catalonia” yang menjelaskan integrasi wilayah dalam kerajaan Spanyol.
Barcelona sebagai ibu kota Catalonia memang sangat terkenal akan bangunan bersejarah yang sangat aestetik, budaya kental bahasa Catalan, dan sepak bola yang saat ini klubnya menjadi idola banyak pencinta sepak bola.
ADVERTISEMENT
Dalam sebuah dokumen yang menjelaskan sejarah berdirinya Catalonia “The History of Catalonia”, dijelaskan puluhan abad yang lalu Guifre el Pelos adalah sosok pemimpin kuat yang disegani oleh penduduk di Catalonia. Ia penguasa kuat yang memiliki julukan “Wildfred Berbulu”. Sekitar tahun 897 M terjadi peperangan antara prajurit Guifre el Pelos dan Bangsa Moor. Dalam perang tersebut, Guifre wafat. Ia meninggalkan sebuah wilayah kekuasaannya yakni Barcelona, Cerdanya, Conflent, Osona, Urgell dan Girona yang telah dipimpinnya selama 500 tahun.
Wilayah-wilayah tersebut adalah awal mula kelahiran Catalonia sebagai sebuah komunitas otonom (el bressol de Catalunya). Pada abad XI, Ramon Berenguer I memimpin wilayah Catalonia dan mengumumkan konstitusi Usatges. Pada abad XI dengan kehadiran konstitusi “Usatges” yang dijadikan fundamental law Catalonia dianggap sebagai salah satu konstitusi pertama di wilayah Eropa. Dengan semangat adanya dasar konstitusi pemerintahan, Ramon Berenguer I membawa perluasan wilayah ke luar Barcelona. Wilayah Catalonia kemudian meluas hingga ke wilayah tenggara Tarragona di bawah kepemimpinan Berenguer III melalui pernikahannya dengan seorang ratu Dolce of Province.
ADVERTISEMENT
Pernikahan putra mahkota dengan ratu dari sebuah kerajaan menjadi satu faktor mengapa akhirnya wilayah Catalonia semakin meluas. Tentu, telah banyak di riwayat-riwayat sejarah pada wilayah lain bahwa untuk menyatukan kedua wilayah kekuasaan, membawa perdamaian tersendiri hingga kerja sama pada bidang ekonomi akan bagus bagi masing-masing kerajaan melalui pernikahan putra mahkota dan ratu kerajaan dari wilayah berbeda.
Tidak berhenti sampai di situ, penerusnya Berenguer IV menikah dengan Petronila of Aaragon di tahun 1137 M. Ekspansi wilayah semakin gencar dilakukan dan Catalonia telah memperluas wilayahnya hingga wilayah kepulauan Balearic, Valencia, dan Sisilia. Setelah kematian anak raja dari Tarragona. Namun, pada 1410 M bahasa Catalan dan pengaruh pemerintahan mulai berkurang diiringi semakin suksesnya dinasti Castillia.
ADVERTISEMENT
Historical Dictionary of Spain ditulis Angel Smith (1992) menjabarkan pernikahan antar-kerajaan di tahun 1400-an lah yang membawa bentuk negara Spanyol seperti sekarang. Saat itu, penguasa Catalonia menyatukan wilayahnya dengan kerajaan Aaragon. Kemudian Catalonia dan Aaragon yang telah terintegrasi, putra mahkotanya Fernando pada 1479 menikah dengan Isabel dari kerajaan Castille de y Leon. Meski penyatuan wilayah kerajaan Spanyol menjadi luas, Catalonia tetap mempertahankan sistem pemerintahan otonom.
Hal ini membawa pengaruh pada penguasaan wilayah-wilayah di bawah kerajaan Spanyol termasuk beberapa kebijakannya. Pada akhir abad 15, pengusiran terhadap orang Moor dan Yahudi dari semenanjung Iberia dilakukan dan saat itu terbilang fenomenal sebab populasinya cukup banyak di Barcelona.

Setelah Integrasi Wilayah Melalui Pernikahan, Ekspansi dan Peperangan Menjadi Alasan Barcelona Bersatu

Perang menjadi satu kata yang menggambarkan situasi di mana Catalonia akhirnya menyatu seutuhnya dengan Spanyol seperti sekarang. Di tahun 1700-an ketika raja Felipe V dari House of Bourbon mengklaim takhta kerajaan Spanyol mengepung wilayah Catalonia dan menjatuhkan Barcelona pada 11 September 1714. Hari itu hingga kini diperingati sebagai hari kemerdekaan Catalonia.
ADVERTISEMENT
Catalonia memiliki bahasa tersendiri yang berbeda dengan Spanyol, yakni bahasa Catalan. Dalam catatan sejarahnya, sepanjang penemuan penulis bahwa pelarangan bahasa Catalan sempat dilakukan di era pemerintahan Raja Felipe V dan beberapa abad setelahnya pada tahun 1930-an. Di mana Jendral Fransisco Franco menaklukan wilayah Catalonia dan menerapkan beberapa kebijakan terhadap wilayah tersebut yang salah satunya ialah pelarangan menggunakan bahasa Catalan di sektor lembaga formal, pendidikan, pemerintahan hingga rambu-rambu lalu lintas. Dengan pelarangan menggunakan bahasa Catalan pada masa-masa transisi menuju demokrasi, sedikit ada ‘nasionalisme’ yang dipaksakan untuk menggunakan bahasa Spanyol terhadap semua penduduk di wilayah Barcelona.
Tanpa perang, Catalonia ‘kemungkinan’ bisa tetap berdiri sebagai sebuah wilayah otonom yang dalam sejarahnya sempat dikuasai oleh Wilfred Berbulu. Tetapi jika Spanyol tanpa Barcelona, mungkin sepak bolanya tidak sewarna-warni saat ini.
ADVERTISEMENT