Konten dari Pengguna

'Pare' Tak Sepahit Rasanya

Vika Ramadhana Fitriyani
Vika Ramadhana Fitriyani sering di sapa Vika, lahir di Sumenep 10 Januari 1998. Penulis berdomisili di Jl Sutorejo No 61 Surabaya. Penulis Lulusan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surabaya. Sekarang sedang belajar bahasa inggris di Pare.
1 Mei 2021 5:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vika Ramadhana Fitriyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto : Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto : Penulis
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tulisan ini hanya sekadar refleksi untuk penulis yang beberapa hari lagi akan meninggalkan Pare. Penulis ingin mengajak para pembaca yang belum pernah menginjakkan kaki di Pare, mungkin setelah membaca tulisan ini tergerak untuk pergi belajar ke kampung inggris. Sekaligus ingin mengajak bernostalgia para mantan member kampung inggris yang pastinya satu pertanyaan yang ingin penulis tanyakan “Apa yang kalian kangenin dari Pare?”.
ADVERTISEMENT
28 Oktober 2020: Halo Pare
Tepat sehari setelah melakukan sumpah profesi, tepatnya pukul 4 pagi langkah kaki bergegas untuk pergi ke stasiun berharap tidak akan ketinggalan kereta. Tangan kanan menarik sebuah koper ukuran sedang, punggung menopang sebuah ransel yang entah apa isinya. Bahkan tangan kiripun dipenuhi dengan beberapa tas jinjing. Hingga akhirnya dari kejauhan terlihatlah kereta yang bergerak semakin mendekat. Orang lalu-lalang mencari tempat duduk dengan bawaan barang di tangan kanan dan kirinya. Kurang lebih 2 jam 54 menit kereta akan terus bergerak menuju tujuan. Terdengar suara announcement “Ladies and Gentlemen, in few minutes dhoho will arrive in Kediri, to all passengers to ended trip in Kediri.
Sumber foto : Penulis
Untuk pertama kalinya kaki menginjak tanah kota Kediri, bergegas untuk melanjutkan perjalan menuju sebuah kampung terkenal di Kediri. Sekitar 17 km atau 26 menit dari ikon Kediri yanki Gumul terdapat sebuah kampung yang dihuni manusia-manusia pendatang yang membawa mimpi-mimpi besar. Sekilas tidak ada yang special dari kampung ini namun berkat julukannya sebagai kampung inggris mencuat ke segala penjuru Indonesia bahkan mancanegara. Kampung inggris menjadi destinasi yang wajib dikunjungi sebagai tempat yang paling recommended untuk belajar bahasa inggris. Sebuah kampung edukasi bak komplek pelajar karena didominasi oleh hiruk pikuk aktivitas belajar.
ADVERTISEMENT
Kenapa Kamu Harus Ke Pare?
Tentunya Pare ini merupakan bagian dari perwujudan Bhineka Tunggal Ika. Orang dari sabang sampai merauke berkumpul dari berbagai latar belakang mungkin kita disatukan untuk mempelajari satu bahasa namun tanpa disadari kita dipertemukan dengan berbagai bahasa. Di samping belajar bahasa inggris secara tidak langsung juga saling memberi pengetahuan tentang budaya, tradisi, karakter, dan pendidikan yang terdapat disetiap kampung halaman masing-masing
Jalanan nampak tidak terlalu padat, pohon-pohon yang rindang masih setia menemani di sepanjang bibir jalan. Namun banyak terlihat orang-orang berlalu-lalang dengan sepeda kayuhnya tentu mereka adalah sebagian orang yang sedang belajar bahasa inggris. Setelah melalui beberapa hari di Pare dan bertemu banyak orang ternyata banyak sekali motif atau niat untuk belajar bahasa inggris namun terlepas dari apa motifnya, penulis rasa diera saat ini bahasa inggris tentu mempunyai peranan penting untuk berkomunikasi apalagi bagi mereka yang berkeinginan sekolah di luar negeri. Bahkan orang memanfaatkan bahasa inggris sebagai modal untuk mencari pekerjaan.
ADVERTISEMENT
Keunikan Pare
Sumber foto : Penulis
Beberapa keunikan di Pare yang bisa ditemukan yakni pertama, akan banyak terlihat orang-orang yang menggunakan sepeda kayuh sebagai transportasi utama di kampung inggris. Karena kebanyakan jarak antara camp dan tempat kelas lumayan jauh, sehingga para member menyewa sepeda untuk pergi ke kelas. Kedua, tentu tidak perlu khawatir untuk biaya hidup di Pare masih relatif murah apalagi harga makan, banyak orang bilang “The price of food is very cheap”. Penulis masih inget dengan teman yang berasal dari Makassar, pada saat itu dia bercerita bahwa dirinya kaget ketika bertanya harga nasi pecel, es teh, kerupuk dan beberapa cemilan bahkan dia mentraktir kedua temannya hanya cukup membayar 20 ribu rupiah.
Ketiga, Warung makan menyediakan air galon untuk pembeli dapat minum gratis sepuasnya. Penulis yang berasal dari kota metropolitan merasa cukup kagum dengan konsep makan di Pare karena sepertinya jarang ditemukan ada yang menyediakan air minum gratis. Keempat, English Area, tentu yang satu ini tidak akan asing bagi member kampung inggris. Sudah dapat berapa point ? atau berapa lembar hafalan vocab? Tentu challenging sekali bagi member yang memilih untuk tinggal di camp karena mereka wajib menggunakan bahasa inggris saat berkomunikasi. Kelima, ibu begal, apa yang terlintas di pikiran teman-teman membaca kata “begal” ? Pasti Dirampas atau dirampok?. Untuk yang penasaran mungkin perlu datang langsung ke kampung inggris bagaimana rasanya dibegal hehe.
ADVERTISEMENT
Benarkan Pare Tempat Pelarian dan Pare itu Jahat ?
Katanya Pare identik dengan pelarian, memang faktanya kota pelarian, baik pelarian dari cinta atau masa lalu atau pelarian dari mereka yang sadar akan kebodohan sehingga menginginkan sebuah perbaikan. Banyak cerita yang penulis dapatkan selama belajar di Pare salah satunya niat untuk pergi ke Pare. Kebanyakan dari mereka belajar bahasa inggris untuk meraih mimpi mereka yakni apply scholarship dan bisa kuliah ke luar negeri. Tak jarang pelarian dari masa lalu alias move on dari mantan pasangan menjadi salah satu alasan. Selain identik dengan tempat pelarian, mungkin sebagian orang tidak asing mendengar kata-kata “Pare itu Jahat”
Maraknya meme tentang “Pare Jahat” menjadi perbincangan hangat yang tidak ada hentinya dibicarakan oleh setiap orang. Istilah pare jahat seakan diartikan negatif oleh para pendengar, pengamat karena pertama kali penulis pun beranggapan bahwa pare jahat adalah simbol kekecewaan dari suatu relationship antara laki-laki dan perempuan. Bahkan ada yang bilang pergi ke pare itu untuk cari jodoh bisa IELTS atau TOEFL itu mah bonus haha.
ADVERTISEMENT
Pare itu Baik dan Manis
Padahal yang dimaksud jahat di sini karena Pare identik dengan perpisahan. Setelah sekian lama belajar bersama, makan, jalan-jalan, sedih, ketawa dan pada akhirnya sampai pada waktunya untuk kembali ke kampung halaman masing-masing. Maka dari itulah istilah pare jahat lahir. Wajar saja karena tidak ada perpisahan yang tidak meninggalkan luka bukan ?
Namun, satu hal yang tidak pernah disadari bahwa sebenarnya segala bentuk perpisahan yang terjadi di pare bukanlah berarti jahat. Kehilangan dan perpisahan adalah dua hal yang sudah sewajarnya berjalan beriringan dan tak terpisahkan. Bahwa di dunia ini tidak ada yang benar-benar abadi dan menetap selamanya. Banyak orang yang akan datang dan pergi, singgahnya meninggalkan ribuan kenangan dan pelajaran. Meskipun harus menahan rindu, kita harus tetap menyambut hari esok bukan ?.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu kurang tepat bahkan salah jika Pare dikonotasikan dengan istilah jahat tentu sebaliknya yakni Pare itu baik dan manis karena telah memberikan banyak manfaat, kenangan dan pengalaman pada banyak orang. Untuk para pembaca udah tertarik untuk pergi ke Pare belum? Atau bagi yang sudah ke Pare, apa sih yang paling kalian kangenin dari Pare? (tulis di kolom komentar ya)