Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Screen Time agar Anak Tidak Rewel, Apakah Itu Tepat?
30 Oktober 2024 9:03 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Vika Ramadhana Fitriyani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Menghadapi anak yang rewel memang bisa menjadi tantangan besar, apalagi di tengah kesibukan sehari-hari. Tidak jarang, gadget menjadi "penyelamat" cepat bagi banyak ibu muda untuk menenangkan si kecil. Menyodorkan screen time, entah itu lewat TV, tablet, atau smartphone sering kali terasa praktis dan instan untuk meredakan tantrum. Tapi, apakah pendekatan ini benar-benar tepat?
ADVERTISEMENT
Menurut sejumlah penelitian , paparan screen time yang berlebihan bisa berdampak buruk pada perkembangan anak, mulai dari kemampuan berpikir hingga keterampilan sosial dan emosional mereka. Namun, di sisi lain, banyak ibu menemukan bahwa penggunaan gadget sesekali, dengan pengawasan dan dalam batasan tertentu, tetap bisa bermanfaat bagi anak.
Mengapa Banyak Orang Tua Memilih Screen Time?
Screen time adalah waktu yang dihabiskan di depan layar, baik itu TV, komputer, ponsel, atau tablet. Banyak keluarga modern saat ini mengandalkan gadget sebagai pengalih perhatian untuk menenangkan anak atau sekadar memberi mereka hiburan.
Bagi orang tua yang punya sejuta kegiatan, screen time sering jadi cara cepat untuk membuat anak tenang. Saat si kecil mulai menangis atau rewel, menyodorkan tontonan menarik di gadget bisa langsung membuatnya duduk manis. Efeknya yang instan ini terasa praktis, apalagi bagi orang tua yang sibuk atau sedang butuh sedikit waktu untuk istirahat atau menyelesaikan pekerjaan rumah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, di era serba digital seperti sekarang, anak-anak memang tumbuh dikelilingi oleh teknologi. Screen time seolah jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Tapi, apakah gadget benar-benar pilihan tepat sebagai “penenang” anak, atau justru ada dampak jangka panjang yang perlu diwaspadai?.
Dampak Negatif Screen Time yang Berlebihan
Terlalu banyak screen time dapat mengganggu perkembangan sosial dan emosional anak. Ketika anak lebih sering berinteraksi dengan layar daripada orang di sekitar, mereka bisa kesulitan memahami serta mengekspresikan emosi. Interaksi langsung dengan orang tua, teman sebaya, atau anggota keluarga sangat penting bagi anak dalam belajar membaca ekspresi wajah, mengenali perasaan, dan mengasah keterampilan sosial. Jika screen time digunakan sebagai "pengalih perhatian" saat anak rewel, anak tidak belajar cara menenangkan diri dan mengelola emosinya dengan baik.
ADVERTISEMENT
Penggunaan screen time yang berlebihan juga dapat memengaruhi perkembangan kognitif anak, khususnya dalam hal kemampuan berkonsentrasi. Gadget sering kali menyajikan rangsangan visual dan audio yang sangat cepat, sehingga anak terbiasa dengan hiburan instan. Hal ini membuat mereka cepat bosan saat harus melakukan aktivitas yang membutuhkan fokus lebih lama, seperti membaca atau bermain puzzle. Akibatnya, anak-anak menjadi kurang mampu untuk fokus pada satu hal dalam jangka waktu yang panjang.
Selain itu, screen time sebelum tidur dapat mengganggu pola tidur anak, karena cahaya biru dari gadget menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. Ketika anak sulit tidur nyenyak, ini dapat memengaruhi suasana hati dan energi mereka di siang hari, membuat mereka lebih rewel dan sulit diajak bekerja sama. Anak yang sering menggunakan gadget untuk menenangkan diri juga berisiko mengalami ketergantungan. Kebiasaan ini bisa membuat mereka cenderung meminta gadget setiap kali merasa bosan atau sedih, sehingga mengurangi minat pada kegiatan lain yang lebih sehat dan bermanfaat, seperti olahraga atau bermain di luar.
ADVERTISEMENT
Apakah Screen Time Selalu Buruk?
Meskipun dampak negatif dari screen time perlu diperhatikan, bukan berarti penggunaan gadget harus sepenuhnya dihindari. Dengan pendekatan yang tepat, screen time dapat menjadi sarana belajar yang bermanfaat bagi anak. Pilihlah konten edukatif yang sesuai dengan usia anak dan dampingi mereka saat menonton atau menggunakan aplikasi. Ini tidak hanya memperkaya pengalaman mereka, tetapi juga menciptakan kesempatan untuk berdiskusi, menjadikan screen time lebih interaktif dan mendidik. Selain itu, batasi durasi screen time sesuai rekomendasi dari WHO, yaitu maksimal satu jam per hari untuk anak usia dua hingga lima tahun, sehingga anak belajar mengatur waktu dan memahami bahwa ada aktivitas lain yang juga penting.
Sebagai alternatif, ketika anak rewel, ajak mereka melakukan kegiatan kreatif yang merangsang imajinasi dan keterampilan sosial. Aktivitas seperti menggambar, bercerita, atau bermain peran bisa menjadi cara yang menyenangkan untuk mengalihkan perhatian tanpa bergantung pada gadget. Selain itu, membangun rutinitas harian yang terstruktur membantu anak merasa lebih aman dan nyaman, sehingga mengurangi kerewelan yang disebabkan oleh kebingungan. Dengan keseimbangan antara screen time dan kegiatan fisik atau sosial, anak-anak dapat tumbuh dengan sehat dan bahagia, serta mampu mengelola emosinya dengan baik.
ADVERTISEMENT
Bagaimana Cara Orang Tua Bijak Mengelola Screen Time Anak?
Di era serba digital ini, gadget seolah jadi teman main yang selalu ada. Tapi, sebagai orang tua, kita bisa membantu si kecil menggunakan teknologi secara sehat dan seimbang. Pertama, jadilah contoh yang baik. Anak-anak adalah peniru ulung, lho! Kalau orang tua sering asyik dengan gadget di depan mereka, anak pasti sulit memahami kenapa mereka dibatasi screen time-nya. Cobalah kurangi penggunaan ponsel saat bersama anak dan ganti dengan aktivitas seru seperti bercanda, bermain, atau sekadar ngobrol santai. Anak akan belajar dari interaksi langsung yang penuh makna ini.
Kedua, buat zona bebas gadget di rumah. Coba tentukan area seperti ruang makan atau kamar tidur yang bebas dari layar. Di tempat-tempat ini, fokuskan waktu untuk berbincang atau main bareng anak, sehingga mereka merasa dihargai dan terbiasa dengan interaksi nyata tanpa gangguan teknologi. Ketiga, meskipun screen time kadang jadi "jalan pintas" yang ampuh buat nenangin anak yang rewel, sebaiknya kita tidak menjadikannya solusi utama. Terlalu banyak screen time bisa bikin si kecil kehilangan kemampuan sosial dan emosionalnya. Tapi jangan khawatir! Screen time tetap bisa jadi sarana belajar asalkan durasinya dibatasi, kontennya positif, dan anak tetap ditemani.
ADVERTISEMENT
Terakhir, carilah alternatif seru yang bisa menggantikan waktu anak dengan gadget, seperti bermain di luar, bikin kerajinan, atau mendongeng. Aktivitas-aktivitas ini nggak cuma menyenangkan, tapi juga bikin anak lebih kreatif, belajar mengelola emosi, dan nyaman tanpa harus terpaku pada layar.
Mengatur screen time anak itu seperti menyeimbangkan antara manfaat teknologi dan aktivitas nyata. Dengan bijak memberikan batasan waktu, memilih tontonan yang edukatif, dan menawarkan kegiatan lain yang seru, kita bisa membantu si kecil tumbuh dengan kebiasaan hidup sehat dan kemampuan sosial yang kuat. Yuk, ajak anak kita menikmati dunia nyata yang tak kalah seru dari dunia digital!