Konten dari Pengguna

Budaya Patriarki Akar Penindasan Kaum Marginal

vina erni pratiwi
Freelancer Alumni Universitas Muhammadiyah Surabaya
15 Februari 2024 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari vina erni pratiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Budaya patriarki merujuk pada sistem sosial dan budaya di mana laki-laki dianggap memiliki keunggulan dan dominansi atas perempuan. Sistem ini dapat menyebabkan penindasan dan ketidaksetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, politik, dan hubungan interpersonal. Akar dari penindasan kaum marginal, seperti perempuan dan minoritas, sering kali terkait dengan budaya patriarki dan norma-norma yang terkait dengannya.
ADVERTISEMENT
Beberapa contoh akar penindasan kaum marginal yang berasal dari budaya patriarki meliputi:
Ketidaksetaraan Pendidikan
Dalam budaya patriarki, perempuan dan anak perempuan sering kali memiliki akses terbatas ke pendidikan yang berkualitas. Ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk mencapai potensi penuh dan berkontribusi secara setara dalam masyarakat.
Ketidaksetaraan Pekerjaan
Budaya patriarki dapat menyebabkan kesenjangan upah dan peluang di tempat kerja. Perempuan sering kali mendapatkan kompensasi yang lebih rendah dan kesempatan promosi yang lebih sedikit dibandingkan dengan laki-laki, meskipun memiliki kualifikasi yang sama.
Kekerasan terhadap Perempuan
Budaya patriarki dapat merangsang persepsi bahwa perempuan adalah milik atau memiliki peran tertentu, yang dapat berujung pada kekerasan fisik, seksual, atau emosional terhadap perempuan. Norma ini dapat menghambat perlindungan terhadap perempuan dan membuatnya sulit untuk melaporkan kekerasan.
ADVERTISEMENT
Perkawinan Anak
Perkawinan anak masih menjadi masalah serius. Perkawinan anak sering kali melibatkan perempuan yang masih sangat muda dan belum matang secara fisik atau mental untuk menghadapi pernikahan dan peran sebagai istri atau ibu.
Ketidaksetaraan dalam Partisipasi Politik
Budaya patriarki dapat menghambat partisipasi aktif perempuan dalam politik dan pengambilan keputusan. Perempuan mungkin tidak dianggap memiliki wawasan atau kemampuan yang diperlukan untuk berperan dalam posisi politik yang signifikan.
Stereotipe Gender
Budaya patriarki cenderung memperkuat stereotipe gender yang membatasi peran dan pilihan individu berdasarkan jenis kelamin. Ini dapat menyebabkan pembatasan dalam pilihan karier, minat, dan gaya hidup.
Kontrol terhadap Tubuh Perempuan, Norma-norma patriarki dapat mengarah pada kontrol dan pemilihan atas tubuh perempuan, termasuk isu-isu seperti akses terhadap perawatan kesehatan reproduksi dan hak untuk membuat keputusan terkait tubuh mereka sendiri.
budaya patriarki perempuan. foto: pixebay.com
Untuk mengatasi akar-akar penindasan ini, penting bagi masyarakat untuk bekerja bersama-sama dalam menggugah kesadaran akan dampak budaya patriarki, mempromosikan pendidikan dan pengajaran yang inklusif, serta memperjuangkan kesetaraan gender dalam segala aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT