news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Harga BBM Mengalami Peningkatan namun Kualitas Kian Menurun

Ikbar Allam
Development Economics of Muhammadiyah Malang University
Konten dari Pengguna
15 Oktober 2022 22:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ikbar Allam tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Salah satu SPBU terlihat cukup ramai dikarenakan banyaknya konsumen yangyang membeli BBM jenis pertalite. Foto: Penulis
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu SPBU terlihat cukup ramai dikarenakan banyaknya konsumen yangyang membeli BBM jenis pertalite. Foto: Penulis
ADVERTISEMENT
Pada tanggal 3 September 2022 pemerintah Indonesia secara resmi menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Solar dijual dengan harga Rp6.800 dengan harga awal Rp5.000, pertalite dijual dengan harga Rp10.000 dengan harga awal Rp7.650, sedangkan pertamax dijual dengan harga Rp14.500 dengan harga awal Rp12.500.
ADVERTISEMENT
Pemerintah menaikkan harga BBM saat ini adalah bertujuan untuk melakukan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi dengan tepat. Hal ini dikarenakan ternyata selama ini pengguna BBM bersubsidi jenis solar digunakan oleh perusahaan industri besar yang berfokus pada pertambangan dan perkebunan, selain itu mobil-mobil mewah juga membeli BBM bersubsidi jenis pertalite yang mana sebenarnya ditujukan kepada masyarakat menengah kebawah.
Namun, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM saat ini adalah keputusan yang tidak tepat. Hal ini dikarenakan masyarakat sedang berusaha bangkit atas kejadian covid-19 sehingga keadaan perekonomian pastinya juga belum stabil. Di sisi lain, masyarakat Indonesia sudah lama menggandrungi bahan bakar pertalite sehingga dengan adanya kenaikan harga pertalite cukup menjadikan masyarakat ekonomi bawah menjerit. Pengeluaran biaya operasional kendaraan untuk bekerja meningkat tajam seiring dengan kenaikan harga tersebut. Oleh karena itu kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi merupakan langkah yang tidak inovatif karena harus mengorbankan masyarakat kelas ekonomi bawah.
ADVERTISEMENT
Alih-alih kenaikan harga BBM, media sosial dihebohkan sejumlah unggahan yang menerangkan hasil pengujian nilai oktan Pertalite RON 90, tetapi dituliskan RON 86. Bermula dari unggahan akun yo2thok yang menunjukkan sebuah foto alat pengujian Research Octane Number dengan pernyataan pertalite RON 90 aktual hanya Ron 86.
Terkait hal tersebut Corporate Secretary PT. Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menyatakan bahwa “Pertamina tidak dapat memastikan alat yang digunakan dalam pengujian RON. Jika alat yang digunakan tersebut adalah Oktan Analyzer Portable, alat tersebut juga harus terbukti sudah terkalibrasi menggunakan certified reference material secara berkala.” Lebih lanjut, alat pengujian RON yang akurat harus mengacu kepada metode standar seperti ASTM RON.