Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Pentingnya Penerapan Nilai-Nilai Pancasila di Kehidupan Masyarakat Indonesia
6 November 2021 13:13 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Vina Regina Rustanto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perkembangan teknologi memungkinkan masyarakat untuk bertukar informasi dengan cepat dan mudah. Perkembangan teknologi ini membawa banyak efek positif namun juga membawa beberapa efek negatif. Salah satu efek negatifnya yaitu masyarakat menjadi lebih mudah terpapar dengan trend, budaya, dan ideologi-ideologi dari luar dan akhirnya mempengaruhi pikiran dan kebiasaan mereka. Pengaruh-pengaruh dari luar ini membuat nilai-nilai Pancasila mulai ditinggalkan dan tergantikan. Hal ini tentunya menjadi kekhawatiran yang sangat besar dalam perubahan karakter dan tingkah laku dari masyarakat khususnya generasi muda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Padahal para generasi muda ini adalah satu-satunya penerus negara dan sekaligus menjadikannya sebagai pemeran penting dalam keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena itulah Pancasila harus diajarkan pada generasi-generasi muda secepat mungkin agar dapat membentuk karakter bangsa yang mencerminkan jati diri Indonesia yang multikultural. Tentunya para generasi muda ini bukan hanya dituntut untuk mengetahui Pancasila, namun juga dapat menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
Namun apa makna/nilai yang diajarkan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia ini? Menurut Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia, makna Pancasila sebagai pandangan hidup adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan yang Maha Esa
Sila pertama ini mengartikan bahwa kita sebagai warga negara Indonesia mempercayai dan bertakwa pada Tuhan. Tentunya ini disesuaikan dengan agama dan kepercayaan yang dimiliki oleh masing-masing orang. Karena itulah, makna dari sila ini juga berarti kita perlu saling menghormati antar umat beragama sehingga tercipta kehidupan yang rukun.
ADVERTISEMENT
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
Sila kedua ini berarti kita sebagai warga negara diminta untuk memahami bahwa setiap manusia memiliki derajat yang sama, sehingga kita harus saling menyayangi satu sama lain. Kita juga harus saling menjaga dan membantu sesama, membela kebenaran dan keadilan, dan bekerjasama untuk kedamaian negara kita.
3. Persatuan Indonesia
Sila ketiga berarti kita harus menempatkan kesatuan, persatuan, dan kepentingan negara di atas kepentingan masing-masing individu. Kita harus mempunyai kepribadian yang rela berkorban demi negara Indonesia, mencintai bangsa Indonesia dan tanah air, serta bangga pada negara.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat dan Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Sila keempat ini mengajak kita untuk tidak memaksakan kehendaknya pada orang lain dan mengutamakan kepentingan negara dan orang lain. Terkadang kita akan menemukan perbedaan pendapat dan cara pandang, namun kita harus menyelesaikannya dengan cara bermusyawarah atau berdiskusi.
ADVERTISEMENT
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Makna dari sila ini berarti mengembangkan perbuatan luhur dengan cara kekeluargaan dan gotong royong, serta selalu bersikap adil. Selain itu kita juga harus seimbang antara hak dan kewajiban dengan juga menghormati hak-hak orang lain.
Seperti yang diuraikan di atas, setiap sila memiliki nilai yang dikandungnya sendiri-sendiri. Sila pertama mengajarkan mengenai nilai ketuhanan, sila kedua mengajarkan mengenai nilai kemanusiaan, sila ketiga mengajarkan mengenai nilai persatuan, sila keempat mengajarkan mengenai nilai kerakyatan, dan yang terakhir sila kelima mengajarkan mengenai nilai keadilan. Lantas apa pentingnya penerapan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan masyarakat? Jika nilai-nilai tersebut tidak diterapkan dengan baik dan sungguh-sungguh dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia, maka :
ADVERTISEMENT
• Akan terjadi banyak konflik dan bentrok antar umat beragama yang berbeda keyakinan
Umat beragama tidak akan saling menghormati lagi. Mereka akan menganggap bahwa kepercayaan merekalah yang paling benar dan kepercayaan yang lain itu salah sehingga harus disingkirkan. Hal ini pastinya akan menimbulkan konflik dan bentrok yang besar karena di Indonesia terdapat banyak agama yang berbeda-beda.
• Munculnya kalangan atheis
Nilai ketuhanan yang ditinggalkan akan membuat banyak orang berubah menjadi atheis mengikuti trend dan budaya dari luar. Keberadaan Tuhan akan dianggap tidak ada dan membuat mereka hidup semaunya.
• Suku, ras, dan antar golongan akan sering berkonflik
Tanpa nilai kemanusiaan, semua suku, ras, dan antar golongan yang berbeda akan menganggap bahwa kelompok mereka lebih tinggi derajatnya dari pada yang lain. Hal ini juga akan menimbulkan konflik antar masyarakat yang bisa menimbulkan perpecahan negara.
ADVERTISEMENT
• Memunculkan banyak koruptor
Dengan ditinggalkannya nilai-nilai Pancasila, orang-orang akan lebih mudah melakukan tindak korupsi karena mereka tidak mementingkan nilai keadilan, kemanusiaan, dan persatuan lagi (menganggap kepentingan pribadinya lebih tinggi dari pada kepentingan negara/masyarakat lain).
• Penegakan hukum akan melemah
Nilai keadilan yang menghilang akan membuat penegakan hukum melemah dan cenderung akan berjalan sesuai dengan kehendak orang beruang dan berjabatan tinggi.
• Nasionalisme akan pudar dan individualisme akan merajalela
Nilai persatuan membuat nasionalisme bangsa Indonesia tetap utuh dan terjaga, namun jika nilai ini ditinggalkan maka semangat nasionalisme tersebut akan hilang dan akan berganti pada individualisme yang hanya mementingkan diri sendiri.
• Musyawarah dan demokrasi akan hilang
Ketika nilai kerakyatan yang terdapat pada sila keempat ditinggalkan, maka kegiatan musyawarah dan demokrasi di Indonesia akan hilang sehingga kedaulatan rakyat juga akan turut menghilang.
ADVERTISEMENT
Hal-hal di atas tersebut dapat membuat negara terpecah belah dan membuat kehidupan di dalamnya tidak aman dan tentram. Masyarakat akan hidup dalam teror dan ketakutan karena situasi bernegara yang tidak aman tersebut. Tentunya hal ini harus dihindari dan dicegah sebaik mungkin. Pemerintah harus menggencarkan sosialisasi Pancasila ini dan juga masyarakat harus mau mempelajarinya dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat juga harus bisa mengontrol diri dari adanya globalisasi yang terus mendatangkan ideologi-ideologi dan budaya baru yang bisa merusak dan menggantikan nilai-nilai Pancasila. Dengan berhasil menerapkan nilai-nilai Pancasila dengan baik, maka masyarakat akan menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa pada Tuhan YME, sehat jasmani dan rohani, berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, dan memiliki kepribadian yang bertanggung jawab sehingga mampu mewujudkan kehidupan bernegara yang aman, damai, dan sejahtera.
ADVERTISEMENT