Konten dari Pengguna

Remaja dan Drakor: Antara Fantasi dan Realita dalam Hidup Sehari-hari

Vina Riski Safuro
Mahasiswa Universitas Jember
30 Oktober 2024 21:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vina Riski Safuro tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi gambar, Sumber : Gambar dihasilkan oleh (OpenAI) melalui permintaan visual, Oktober 2024.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gambar, Sumber : Gambar dihasilkan oleh (OpenAI) melalui permintaan visual, Oktober 2024.
ADVERTISEMENT
Menurut data terbaru, lebih dari 70% remaja di Indonesia mengaku menonton drakor secara rutin, dan platform streaming seperti Netflix serta Viu mencatat lonjakan jumlah penonton untuk genre ini. Fenomena ini tidak hanya menciptakan tren baru dalam hiburan, tetapi juga mempengaruhi cara berpikir dan berinteraksi sosial di kalangan generasi muda.
ADVERTISEMENT
Remaja tertarik pada drakor karena berbagai alasan. Pertama, alur cerita yang menarik sering kali menggabungkan elemen romansa, komedi, dan show, sehingga mampu menarik emosi para penonton. Gaya hidup yang ditampilkan dalam drakor sering kali terlihat glamor dan aspiratif, menjadikannya sebuah pelarian dari rutinitas sehari-hari.
Rata-rata remaja menghabiskan sekitar 2-4 jam per hari untuk menonton drakor, terutama di akhir pekan. Banyak dari mereka mengakui sering binge-watch atau menonton beberapa episode berturut-turut tanpa jeda.
Salah satu remaja, Amalia (19 tahun), mengatakan, "Drakor membuat saya merasa seperti bagian dari dunia yang berbeda. Setiap kali saya menontonnya, saya merasa terhibur dan terinspirasi." Sementara itu, Liana (19 tahun) menambahkan, " Terkadang saya terjebak dalam cerita dan lupa waktu. Rasanya sulit untuk berhenti menonton!" Testimoni seperti ini mencerminkan betapa kuatnya daya tarik drakor di kalangan remaja.
ADVERTISEMENT
Ada beberapa dampak positif dari menonton drakor yaitu, remaja dapat mengaplikasikan pelajaran dari drakor dalam kehidupan sehari-hari, seperti pentingnya kejujuran dan saling mendukung dalam hubungan. Menonton drakor juga membantu remaja memperluas kosakata, terutama bagi mereka yang tertarik dengan bahasa Korea. Beberapa remaja mulai belajar bahasa Korea untuk memahami dialog dan istilah yang digunakan dalam drakor, yang juga meningkatkan keterampilan bahasa asing mereka.
Tidak hanya dampak positif, kecanduan drama korea juga menimbulkan dampak negatif. Salah satu dampak negatif dari kecanduan menonton drakor yaitu harapan yang tidak realistis dalam hubungan. Kecanduan menonton drakor dapat menyebabkan remaja mengabaikan tanggung jawab sehari-hari, seperti pekerjaan rumah, belajar, atau kegiatan sosial lainnya. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar bisa berdampak negatif pada prestasi akademik dan interaksi sosial, menyebabkan mereka kehilangan keseimbangan dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Untuk menghindari dampak negatif dari kecanduan drama korea, penting bagi remaja untuk mengatur waktu nonton mereka. Meskipun cerita dan karakter dalam drama korea bisa menginspirasi, remaja harus tetap kritis dan tidak membandingkan kehidupan mereka dengan fiksi yang ditampilkan.Menyadari perbedaan antara dunia nyata dan dunia drakor dapat membantu remaja menjaga ekspektasi yang realistis dalam hubungan dalam kehidupan sehari-hari.
Vina Riski Safuro, Mahasiswa Universitas Jember