Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Merayakan Natal, Merayakan Kemanusiaan
27 Desember 2023 8:06 WIB
Tulisan dari Vincentius Bayu tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Perayaan Natal seringkali identik dengan perayaan yang meriah. Berbagai tempat perbelanjaan dihias sedemikian rupa dengan berbagai hiasan Natal yang ada. Pohon Natal dengan lampu-lampu terang yang disertai hiasan indah menghiasi gereja, rumah, maupun tempat-tempat umum. Orang dimanjakan dengan keindahan, kemeriahan, dan kadang kemewahan. Akan tetapi, makna Natal lebih luas dari sekadar kemeriahan ataupun kemewahan
ADVERTISEMENT
Natal meningatkan semua orang bahwa kekuasaan bukanlah sesuatu yang harus selalu dipertahankan. Yesus yang adalah Raja Damai berkenan menjadi manusia. Ia rela mengosongkan diri dan mengambil rupa seorang hamba untuk bersolidaritas dengan manusia. Kemanusiaan dan kesederhanaan menjadi nilai yang diperjuangkan dan terus diingat dalam perayaan Natal. Kandang Natal memberikan gambaran yang jelas untuk melihat nilai kesederhanaan. Seorang yang sebenarnya berkuasa rela mengambil tempat bukan di istana, bukan di tempat penginapan mewah, melainkan di tempat yang bagi banyak orang dapat dianggap sebagai tempat yang hina.
Peristiwa Natal menjadi menjadi refleksi bersama atas banyak peristiwa yang terjadi di dunia ini. Banyaknya perang yang terjadi yang mengorbankan banyak nyawa tidak bersalah, kemiskinan yang masih terjadi yang tidak jarang memakan korban, banyak imigran perang yang belum mendapat tempat singgah, dan berbagai peristiwa lain. Apakah mungkin bahwa krisis kemanusiaan yang terjadi saat ini juga merupakan tanda adanya krisis kerendahan hati?
ADVERTISEMENT
Pada hari Natal seorang Raja Damai menjadi hamba untuk bersolidaritas dengan kemanusiaan. Di sisi lain, banyak manusia yang ingin menjadi raja dengan mengorbankan kemanusiaan. Ini adalah ironi yang terjadi di dunia ini. Untuk itu, merayakan Natal adalah merayakan kemanusiaan. Orang diajak untuk tidak hanya menikmati kemeriahan Natal karena seorang Raja Damai telah lahir di dunia, tetapi setiap orang diajak untuk belajar dari Raja Damai yang memiliki sikap rendah hati dan kemanusiaan. Ia bersolidaritas walaupun harus menjadi sama dengan seorang hamba.
Damai adalah perjuangan bersama setiap umat manusia. Damai telah diberikan kepada dunia, namun perlu juga ditanggapi oleh dunia. Keduanya seperti orang yang mengulurkan tangan dan yang satu juga memberikan tangannya. Tanpa uluran tangan kedua belah pihak, maka kata damai hanyalah kata-kata indah belaka. “Mengulurkan tangan” membutuhkan tindakan konkret, yaitu dengan berpihak kepada kemanusiaan, memilih damai dari pada perang, memilih kerendahan hati dari pada kesombongan, dan memilih kemanusiaan dari pada kekuasaan. Semoga makna Natal tahun ini dapat ditangkap oleh setiap orang, sehingga damai dapat sungguh terwujud di dunia ini.
ADVERTISEMENT