Kelemahan Bupati Lembata dan Kekuatan Covid-19

Vinsen Belawa Making
Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Citra Bangsa (FIKes UCB) - Juga Sekretaris Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) NTT - Calon Anggota DPRD Provinsi NTT Dapil 6 (Flotim - Lembata - Alor) Tahun 2024 - Dari Partai PSI Nomor Urut 1
Konten dari Pengguna
20 Juli 2021 20:41 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vinsen Belawa Making tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
(Catatan Kecil Mengenang Alm. Bpk. Yance Sunur)
Bupati Lembata
Antara Bukit Cinta dan Gunung Benci Ada Pusara Rindu. Pada batas cakrawala semua mata memandang; ada tangis, ada tawa. Ada deru dendam di pulau berpasir namun ada juga denyut harap dijantung paus biru. Semua menyatu dalam hening pada bendera setengah tiang. Pemimpin itu telah pergi dengan meninggalkan sejuta tanya.
ADVERTISEMENT
Benarkah Pa Bupati Lembata telah meninggal dunia? Bukankah ia sehat-sehat saja? Ia benar, sebelumnya ia sehat-sehat saja. Ia bersafari ke hampir semua penjuru NTT dan terakhir cukup lama di Kota Kupang. Termasuk sempat diperiksa secara tertutup terkait kasus Awololong oleh pihak berwajib. Kabar selanjutnya Ia positif terpapar covid-19. Selang beberapa hari saja Ia dinyatakan wafat.
Proses Pemakaman Alm. Bupati Lembata
Mendengar kabar ini Saya pribadi awalnya kurang percaya. Sebab setahu saya (dan saya pernah menulis tentang kebijakan beliau yang luar biasa terkait karantina wilayah) Ia sangat konsen berperang melawan virus mematikan ini. Mengapa bisa demikian? Ada desas desus bahwa ini merupakan buah dari kepemimpinannya yang tidak bersih. Ada yang lainnya ini adalah karma dari kasus Awololong dan masih banyak lainnya. Setelah mencermati beberapa hari (lewat kajian yang sedikit ilmiah) kemudian saya mengambil hipotesis; 1) Alm. Kemungkinan memiliki Riwayat penyakit comorbid seperti; jantung, DM, Ginjal, atau paru-paru. 2) Alm. Kemungkinan kelahan secara fisik sehingga imunya turun. 3) Alm. Mendapat tekanan batin/psikis yang cukup berat yang memungkinkan Ia mengalami stress kategori tinggi. Faktor – factor inilah yang kemungkinan membuat Alm. Kalah melawan covid-19.
Alm. Bupati Lembata Semasa Hidupnya
Ia adalah Bupati Lembata dua periode yang sangat dikagumi sekaligus di benci oleh Sebagian warganya. Ia memiliki tekad yang kuat untuk meraih apa yang ia cita-citakan walau itu harus melukai banyak hati. Tegas, keras dan sangat “ditakuti” banyak orang. Hal ini membuatnya sukses dalam menjual pariwisata pulau seribu paus walau belum menghasilkan income yang memuaskan. Ia cukup banyak memperoleh penghargaan tingkat nasional walau tak sebanding dengan pertumbuhan kesejahteraan rakyatnya di tanah Lepan Batan.
ADVERTISEMENT
Gugatan Jenasah Alm. Mengapa dibawa pulang ke Lembata?
Satu hal menarik adalah banyaknya protes yang dilayangkan oleh beberapa pihak yang mempertanyakan kinerja satgas covid-19 provinsi NTT termasuk Gubernur dan jajarannya yang mengizinkan Jenasah di bawa kembali ke Lembata. Ini contoh yang tidak baik, aturan dibuat untuk dilanggar oleh pemerintah, dan masih banyak lagi nada sumbang lainnya. Saya coba melihat aturan terbaru terkait tata cara pemakaman jenasah covid-19. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/4834/2021 yang Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Juli 2021 (sekitar 5 hari sebelum Alm. Meninggal). Intinya (1) Jenasah bisa menunggu max 24 jam baru dimakamkan (sebelumnya hanya 4 jam saja). (2) Tidak harus di tempat pemakaman khusus/boleh di kuburan umum/keluarga (sebelumnya HARUS di tempat khusus), (3) Pengusung jenazah tidak wajib pakai hazmat (baju astronot) lagi. Cukup masker dan sarung tangan. Nah dari hal ini jelas jenasah Alm. Bisa dibawa kembali ke Lembata dengan catatan; tidak boleh ada kerumunan dan dengan protokol yang ketat. Clear semua sudah berjalan sesuai dengan aturan tersebut. Pertanyaannya mengapa aturan ini baru keluar beberapa hari sebelum Alm. Meninggal? Apakah ini direncanakan? Sekali lagi jawaban ilmiahnya tidak!. Keputusan ini diambil oleh kementerian Kesehatan dengan kajian ilmiah yang mendalam. Belum ada bukti empiris yang kuat jenasah covid -19 dapat menyebarkan virus dan banyaknya insiden dalam keluarga pasien serta masih banyak pertimbangan lainnya.
ADVERTISEMENT
Sampai disini saya pikir kita jangan lagi memperdebatkan hal ini. Marilah kita fokus belajar dari pengalaman Alm. Bahwa covid-19 itu kuat oleh sebab itu kita harus lebih kuat lagi dari dia yaitu dengan lakukan vaksin, tetap taat protokol Kesehatan serta tetap Bahagia dan banyak berdoa. Termasuk mendoakan keselamatan jiwa Alm. Bapak Yance Sunur. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa mengampuni segala Dosanya dan menghantarnya masuk dalam surga abadi. Amin.
*Penulis
Vinsen Belawa Making SKM.,M.Kes (Putra Ile Ape – Lembata; Saat ini menjabat sebagai Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Citra Bangsa)