Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.1
Konten dari Pengguna
Analisis Unsur Intrinsik Pada Cerpen Berjudul "May Kardi" Karya Tiara Sari
26 Oktober 2022 9:27 WIB
Tulisan dari Viny Khumairoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Cerpen merupakan salah satu karya sastra berupa prosa fiksi. Biasanya sebuah karya fiksi selalu bersifat rekaan, khayalan, dan di luar nalar. Sebab, hal tersebut tercipta dari imajinasi seseorang yang tak perlu dicari kebenarannya pada dunia nyata. Dalam artikel ini akan disajikan analisis cerpen berjudul “May Kardi” karya Tiara Sari, dan peneliti hanya akan meneliti pada unsur intrinsiknya saja.
ADVERTISEMENT
Adapun unsur intrinsik yang terdapat dalam cerpen “May Kardi” karya Tiara Sari yaitu, Tema, Alur, Sudut pandang, tokoh/penokohan, latar dan amanat yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca. Cerpen “May Kardi” menceritakan kisah pilu seorang istri yang baru mengetahui kebenaran tentang keadaan pernikahannya yang membuat ia memilih untuk meninggalkan cintanya dan mengakhiri pernikahannya. Bagaimana tidak, bahwa pernikahan yang ia jalani selama ini adalah pernikahan sedarah antara dia dan anak dari istri ayahnya yang lain. Berikut adalah pemaparan yang lebih lengkap tentang analisis unsur intrinsik cerpen “My Kardi” karya Tiara Sari.
ADVERTISEMENT
Tema
Tema adalah gagasan utama dalam sebuah cerita. Dalam cerpen “My Kardi” karya Tiara Sari ini mengusung kisah pilu seorang istri yang memilih untuk mengakhiri hidupnya setelah mengetahui bahwa pernikahan yang ia jalani selama ini adalah pernikahan satu darah antara dia dan anak dari istri ayahnya yang lain. Hal itu tentu menjadi sebuah dosa yang memalukan dalam biduk rumah tangganya, hingga membuat ia harus memilih antara mengakhiri pernikahannya dengan membuat suaminya mentalak dirinya atau meninggalakan suaminya dengan cara ia mati bunuh diri. Hal tersebut dibuktikan pada kutipan berikut ini:
Aku beralih, kemudian memikirkan cara mati atau di talak Amar. Kupikir, mungkin mati bisa menjadi jalan pintas untuk segera keluar dari dosa ini. Bila aku ditalak Amar, tanggungan malu pada orang-orang juga tak akan sanggup kupikul. Perasaan hina tentu akan menyiksa sepanjang waktu. Masa lalu yang memalukan akan menorehkan sejarah yang terus membayangi langkahku di masa depan. Tidur ku akan selalu didatangi mimpi buruk. Dan yang terpenting, aku tak akan sanggup melihat Amar menikahi perempuan lain, lambat laun aku akan mati juga ditikam siksaan ini. Bukankah keduanya juga akan mengantarkanku pada kematian? Hanya saja, yang pertama mati pelan-pelan setelah disiksa dulu, dan yang kedua mati dengan cara yang aman tanpa merasakan siksaan.
ADVERTISEMENT
Aku hanya tinggal memilih. Begitu banyak pilihan yang telah disediakan hidup, dan kita ditugaskan memilih yang paling sederhana, hindari kerumitan. Pernikahanku dengan Amar adalah satu-satunya kerumitan terbesarku saat ini, karena itu tidaklah salah jika aku memikirkan cara yang paling sederhana untuk menghindarinya, yaitu mati.
Tidak hanya itu, tema ini diperkuat juga dengan adanya kutipan berikut ini:
Aku akan mati secepatnya. Ya, keputusanku sudah bulat. Kau juga harus melihatku mati dengan cantik, seperti halnya di mata Amarku.
Tokoh
Tokoh adalah seseorang yang berperan dalam sebuah cerita. Di dalam cerpen “May Kardi” terdapat dua tokoh yaitu, May dan Amar. Dan tokoh May menjadi tokoh utama di dalam cerpen ini. May mempunyai karakter yang tidak teguh dengan pendiriannya. Hal tersebut dibuktikan pada dua kutipan berikut ini:
ADVERTISEMENT
1. Tangan ku menjangkau sianida, ragu-ragu, lamat-lamat kutatap racun itu. Kularutkan dalam air yang sudah kusediakan di meja sebelah tempat tidur.
2. Ditengah napas yang mulai terasa mencekik, tersirat sedikit penyesalan.
Sedangkan tokoh Amar sebagai suami dari May memiliki karakter penyayang dan sangat mencintai istrinya. Hal tersebut dapat dibuktikan pada dialog serta kutipan-kutipan berikut:
1. “Hush, Sayang! Malam-malam melamun. Nanti kerasukan loh” Teguran manja Amar seketika membuatku tersentak.
“Siapa yang melamun? Tidak, aku tidak melamun.”
“Kalau tidak melamun, Sini! Duduk di dekatku. Aku rindu. Entah kenapa, belakangan Mayku membuatku rindu setiap hari.”
2. Amar yang sedang duduk di sofa di depan televisi kini sedang menatapku penuh cinta,
3. Aku mengerti kenapa kau memilih menutupinya dan menanggungnya sendiri karena memang kita selalu sama: tak ingin melibatkan orang yang kita cintai dalam beban. Maka, itu pula alasanku memutuskan menutupinya. Aku tak bisa bicara langsung kepada mu, karena kau jelas selalu menghindariku belakangan ini. aku rindu padamu, sayang. Kita pengantin baru, kau harus ingat itu.
ADVERTISEMENT
4. Ketika meminangmu, aku telah memutuskan untuk menanggung dos aitu. Jadi, kau jangan pernah berpikir untuk mengakhiri hidupmu, yang. Karena ada aku yang rela menempuh dosa demimu. Ingat, kau akan menanggung dosa besar bila sampai bunuh diri. Jika akhirnya kau juga akan menanggung dosa, kenapa tidak menanggung dosa dengan terus hidup bersamaku? Setidaknya bahagia masih bis akita rengkuh. Sayang, tahukah kau? Kau selalu membuatku ja-tuh cin-ta s-e-t-i-a-p….d-e-t-i-k.
Alur
Alur bisa disebut juga sebagai plot atau jalan cerita yang artinya jalan peristiwa dalam karya sastra. Berdasarkan penjelasan di atas, cerpen “May Kardi” memiliki alur maju. Di dalam cerpen ini menceritakan tentang May yang sudah dari jauh-jauh hari telah memikirkan bagaimana cara ia bunuh diri. Dan tiba lah hari itu, di pagi hari dengan berdandan cantik ia siap untuk menenggak racun yang akan membawanya pada keabadian yang pilu.
ADVERTISEMENT
Maka, aku harus temukan alat yang lebih dapat diandalkan, yang matinya lebih terjamin. Sianida, striknina, atau arsenic mungkin? Tiga-tiganya kedengaran lebih hebat.
Maka, pagi ini, aku telah berdandan secantik mungkin, mengenakan gaun biru muda yang selalu membuat decak kagum dan sangjungan manis Amar tiap kali melihatku memakainya. Rambutku, kubiarkan tergerai rapi menutupi punggung: Amar paling suka melihat rambutku yang halus dibiarkan tergerai. Dan bibirku, sengaja kutebalkan lipstiknya agar nanti busa racun masih menyisakannya dan setidaknya, aku tidak terlalu kelihatan pucat.
Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pandang pengarang dalam memandang suatu peristiwa didalam cerita. Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa dalam cerpen “May Kardi” menggunakan sudut pandang orang pertama yang ditandai dengan kata aku sebagai orang pertama. Hal tersebut dapat dibuktikan pada kutipan berikut ini:
ADVERTISEMENT
Oh, aku tak kuat mendengarnya, tuhan. Tak kuat menahan godaan bersandar dibahunya.
Latar
Latar adalah situasi atau keadaan yang ada dalam cerita seperti, latar tempat, latar waktu, dan suasana. Lalu latar tempat yang digunakan dalam cerpen “May Kardi” adalah ruang tv dan kamar. Hal tersebut dapat dibuktikan pada dua kutipan berikut ini:
a. Latar Tempat
1. Bagaimana tidak? Amar yang sedang duduk di sofa di depan televisi kini sedang menatapku penuh cinta,
2. Pintu kamar telah terkunci meski Amar telah berangkat ke kantor satu jam yang lalu. Aku hanya ingin memastikan kalau proses bunuh diriku berjalan lancar tanpa gangguan.
b. Latar Waktu
Latar waktu yang digunakan dalam cerpen “May Kardi” adalah di pagi hari.
ADVERTISEMENT
Maka, pagi ini, aku telah berdandan secantik mungkin, mengenakan gaun biru muda yang selalu membuat decak kagum dan sangjungan manis Amar tiap kali melihatku memakainya.
c. Latar Suasana
Latar suasana yang digunakan dalam cerpen “May Kardi” adalah suasana yang sunyi, sedih, takut, bimbang, dan kelam. Pengarang tidak menuliskan secara langsung suasana yang terjadi, namun pengarang menyiratkan suasana yang terjadi dari alur cerita.
Amanat
Amanat merupakan pesan pengarang yang ingin disampaikan kepada pembacanya. Kemudian, Amanat yang terkandung dalam cerpen “May Kardi” karya Tiara Sari adalah Tiara Sari ingin menyampaikan kepada pembacanya bahwa dalam sebuah hubungan harus terjalin komunikasi yang erat, sehingga tidak terjadi kesalahfahaman dikemudian hari. Juga disetiap hubungan pasti memiliki masalah yang harus diselesaikan secara baik-baik dan bukannya malah saling memendam satu sama lain, karena sejatinya setiap pasangan harus saling terbuka dan menjaga. Dan yang terakhir, jangan terlalu cepat mengambil keputusan yang belum tentu sesuai dengan realita yang ada, komunikasikan terlebih dahulu agar tak menyesal dikemudian hari.
ADVERTISEMENT