Konten dari Pengguna

Pakaian Terbuka Bukan Sebab Perempuan Menjadi Korban Pelecehan

Viola Vinata
Mahasiswi jurusan Marketing Communication di Binus University
28 Desember 2022 19:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viola Vinata tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pakaian Terbuka Bukan Sebab Perempuan Menjadi Korban Pelecehan. Foto: Unsplash/Alyssa Strohmann
zoom-in-whitePerbesar
Pakaian Terbuka Bukan Sebab Perempuan Menjadi Korban Pelecehan. Foto: Unsplash/Alyssa Strohmann
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belakangan ini terdapat banyak kasus pelecehan seksual yang beredar di media massa. Mulai dari kasus pelecehan yang terjadi di tempat kerja, kampus, bahkan di lingkungan keagamaan pun juga terjadi. Pelecehan seksual nyatanya tidak mengenal tempat dan gender. Baik itu perempuan ataupun laki-laki dapat menjadi korban pelecehan seksual.
ADVERTISEMENT
Terdapat hal menarik yang sering kali muncul ketika kasus pelecehan seksual terkuak ke masyarakat atau dengan kata lain menjadi viral. Ketika sebuah kasus menjadi viral dan menyedot perhatian publik, banyak orang akan menyampaikan opini pribadi mereka.
Salah satu opini yang menurut saya tidak berdasar adalah pakaian terbuka yang menjadi penyebab terjadinya pelecehan terhadap perempuan. Faktanya, mayoritas perempuan yang menjadi korban pelecehan seksual memakai pakaian yang tertutup saat kejadian. Bahkan, banyak dari perempuan tersebut menggunakan hijab dan tetap saja menjadi korban.
Berdasarkan hasil survei Hollaback! Jakarta, perEMPUan, Lentera Sintas Indonesia, Perkumpulan Lintas Feminis Jakarta, dan Change.org Indonesia, sebanyak 18% korban pelecehan mengenakan rok atau celana panjang, baju lengan panjang sebanyak 16%, dan 17% korban memakai hijab.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, pelecehan seksual tidak mengenal siang ataupun malam. Pelecehan seksual bisa terjadi kapan pun dan di mana pun. Tidak jarang pelecehan seksual terjadi di siang hari. Contohnya saja ketika perempuan mendapat pelecehan seksual secara verbal berbentuk siulan atau nada bicara yang menggoda. Kejadian seperti ini banyak ditemukan di siang hari dan bukan hanya pada malam hari saja.
Bahkan, di beberapa kasus pelecehan seksual, pelaku pelecehan secara terang-terangan melakukan aksinya tanpa adanya rasa takut. Jadi, pakaian terbuka tidak bisa menjadi sebab seorang perempuan mengalami pelecehan.
Lantas, kenapa harus menyalahkan pakaian perempuan? Menurut saya, hal pertama yang harus dibenahi adalah pikiran dari pelaku pelecehan seksual. Seharusnya, para pelaku dapat mengontrol pikiran mereka agar tidak melakukan perbuatan tersebut. Dalam hal ini, hawa nafsu juga menjadi salah satu faktor penting yang perlu dikontrol.
ADVERTISEMENT
Jangan membiarkan hawa nafsu menguasai diri kita dan akhirnya melakukan sesuatu di luar batas. Tentunya, hal ini berlaku kepada semua orang tanpa terkecuali. Mengelola hawa nafsu diri sendiri membuat kita belajar untuk menahan ego pribadi.
Pada akhirnya, sudah seharusnya kita mendukung korban pelecehan seksual daripada sibuk menyalahkan pakaian yang dikenakan oleh korban.