Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
6 Ramadhan 1446 HKamis, 06 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Peran Abenomics dalam Mendorong Investasi Swasta dan Infrastruktur Jepang
6 Maret 2025 11:35 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Violita Chasanah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Abenomics adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan serangkaian kebijakan ekonomi yang diperkenalkan oleh Shinzo Abe, mantan Perdana Menteri Jepang, setelah menjabat kembali pada tahun 2012. Kebijakan ini bertujuan untuk mengatasi masalah serius yang dihadapi oleh ekonomi Jepang, seperti deflasi yang berkepanjangan dan pertumbuhan ekonomi yang lambat. Tujuan utama dari Abenomics adalah untuk mendorong pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), menciptakan lapangan kerja baru, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Ini dilakukan dengan menciptakan iklim investasi yang lebih baik serta memperbaiki daya saing Jepang di pasar global.
ADVERTISEMENT
Tiga Pilar Abenomics
1. Kebijakan Moneter
Kebijakan ini dilaksanakan oleh Bank of Japan (BoJ) yang menerapkan pendekatan agresif untuk meningkatkan likuiditas di pasar. Salah satu langkah utama adalah quantitative easing (QE), di mana BoJ membeli obligasi pemerintah dalam jumlah besar untuk meningkatkan jumlah uang yang beredar. Tujuan dari kebijakan ini adalah untuk menurunkan suku bunga, sehingga diharapkan dapat mendorong investasi dan meningkatkan pengeluaran konsumen. Selain itu, BoJ juga menetapkan target inflasi sebesar 2% sebagai upaya untuk melawan deflasi dan mendorong perusahaan meningkatkan produksi.
2. Stimulus Fiskal
Sebagai bagian dari Abenomics, pemerintah Jepang meluncurkan paket stimulus fiskal yang besar, mencakup belanja signifikan untuk proyek infrastruktur dan rekonstruksi. Paket ini bertujuan untuk mendongkrak perekonomian dengan meningkatkan pengeluaran di sektor-sektor penting. Ini diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Investasi dalam infrastruktur dan dukungan bagi masyarakat yang terdampak bencana alam, seperti gempa bumi, menjadi fokus utama. Ini merupakan upaya untuk memperbaiki kondisi ekonomi sekaligus sosial.
ADVERTISEMENT
3. Reformasi Struktural
Pilar ketiga dari Abenomics berfokus pada reformasi struktural yang bertujuan mengatasi berbagai kendala yang menghambat pertumbuhan ekonomi Jepang. Ini mencakup kebijakan yang meningkatkan produktivitas dan memperbaiki struktur pasar tenaga kerja. Salah satu aspek penting adalah meningkatkan partisipasi perempuan dan pekerja senior dalam angkatan kerja, serta menghilangkan praktik yang dapat mengurangi kepercayaan dan investasi asing. Tujuan reformasi ini adalah untuk menciptakan ekonomi yang lebih dinamis, adaptif, dan kompetitif di tingkat internasional.
Dengan mengintegrasikan ketiga pilar ini, Abenomics berusaha menciptakan pertumbuhan berkelanjutan bagi ekonomi Jepang dan mengatasi masalah struktural yang telah ada selama bertahun-tahun.
Mendorong Investasi Swasta
Pemerintah Jepang berusaha memberikan peluang lebih besar bagi sektor swasta melalui kebijakan Abenomics. Kebijakan ini mencakup kebijakan moneter yang akomodatif, kebijakan fiskal yang fleksibel, dan reformasi struktural. Salah satu aspek penting adalah menciptakan lingkungan bisnis yang kondusif. Ini termasuk reformasi di sektor usaha kecil dan menengah (UKM) serta teknologi informasi. Melalui dukungan terhadap UKM, pemerintah berupaya menciptakan ekosistem di mana bisnis dapat tumbuh dan berinovasi, yang pada gilirannya akan menarik lebih banyak investasi.
ADVERTISEMENT
Reformasi ini juga mencakup penyederhanaan proses regulasi dan pengurangan hambatan bagi perusahaan asing yang ingin beroperasi di Jepang, sehingga menciptakan atmosfer yang lebih bersahabat bagi para investor. Pemerintah juga mengoptimalkan peran Japan External Trade Organization (JETRO) dalam mempromosikan investasi asing langsung (inward FDI). JETRO bertugas memberikan informasi, mendukung perusahaan asing, dan membantu membangun kemitraan strategis. Dengan cara ini, JETRO berperan penting dalam meningkatkan jumlah perusahaan asing yang masuk ke pasar Jepang.
Abenomics juga memperkenalkan kebijakan fiskal yang bersifat fleksibel, yang memungkinkan pemerintah untuk meningkatkan pengeluaran saat resesi dan mengurangi pengeluaran saat ekonomi tumbuh. Ini bertujuan menciptakan stabilitas yang diperlukan untuk menarik investasi swasta. Melalui implementasi strategi ini, diharapkan perekonomian Jepang akan semakin kuat, menciptakan lapangan pekerjaan, serta membuka pasar baru melalui integrasi yang lebih baik dengan ekonomi global.
ADVERTISEMENT
Diplomasi Ekonomi Jepang
Jepang menerapkan berbagai strategi diplomasi ekonomi untuk mempromosikan investasi dan kerjasama infrastruktur dengan negara lain, termasuk Indonesia, dalam konteks Abenomics. Salah satu pendekatan penting adalah melalui bantuan resmi pembangunan (ODA), yang memberikan dukungan finansial dan teknis untuk mendorong pembangunan infrastruktur. ODA juga menciptakan peluang bisnis bagi perusahaan Jepang di pasar internasional. Melalui pinjaman berbunga rendah dan program pelatihan, Jepang tidak hanya membantu pembangunan infrastruktur fisik tetapi juga meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di negara penerima bantuan.
Jepang aktif dalam forum bilateral dan multilateral seperti G7, APEC, dan ASEAN. Di forum-forum ini, pemimpin Jepang bertemu dengan kepala negara lain untuk membahas kerjasama infrastruktur. Isu pengembangan infrastruktur sering menjadi agenda utama, menciptakan ruang untuk diskusi mendalam tentang proyek-proyek strategis. Jepang juga menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) yang menjadi dasar hukum bagi kerjasama infrastruktur yang diusulkan. MoU ini mencakup rincian proyek, pembiayaan, dan tanggung jawab masing-masing pihak.
ADVERTISEMENT
Tantangan dan Peluang
Implementasi Abenomics di Jepang menghadapi berbagai tantangan dan peluang dalam menarik investasi swasta. Tantangan utama termasuk stagnasi ekonomi yang berkepanjangan, di mana Jepang telah mengalami deflasi dan pertumbuhan lambat selama beberapa dekade. Ini menciptakan ketidakpastian bagi investor mengenai pengembalian investasi. Selain itu, faktor demografis seperti populasi yang menua dan berkurang juga mengurangi daya beli dan kebutuhan investasi untuk mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Namun, Abenomics juga menawarkan peluang melalui langkah-langkah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Kebijakan pelonggaran moneter yang agresif diharapkan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi investasi swasta. Upaya untuk memperbaiki infrastruktur dan meningkatkan keterbukaan pasar memberikan peluang baru, terutama di sektor teknologi dan energi terbarukan. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan investor dengan memperbaiki corporate governance dan mendorong inovasi di perusahaan Jepang.
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, meskipun menghadapi tantangan yang signifikan, Abenomics tetap memberikan kesempatan bagi Jepang untuk memperbaiki iklim investasinya dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui keterlibatan sektor swasta. Jepang memiliki potensi besar untuk menarik investasi, terutama dalam inisiatif infrastruktur yang dapat mengundang partisipasi sektor swasta, berkat keahlian dalam teknologi dan pengembangan infrastruktur. Melalui forum-dialog seperti ASEAN-Japan Summit dan G20, Jepang memiliki kesempatan untuk membangun kerjasama internasional dan menunjukkan komitmennya, sehingga meningkatkan kemungkinan menarik investasi swasta yang diharapkan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Kesimpulan
Abenomics telah memainkan peran penting dalam upaya Jepang untuk mendorong investasi swasta dan mengembangkan infrastruktur. Melalui tiga pilar utama—kebijakan moneter yang akomodatif, stimulus fiskal yang signifikan, dan reformasi struktural—pemerintah Jepang berusaha menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan ekonomi. Kebijakan ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan PDB dan menciptakan lapangan kerja, tetapi juga untuk memperbaiki daya saing Jepang di pasar global.
ADVERTISEMENT
Diplomasi ekonomi yang diterapkan Jepang, termasuk bantuan resmi pembangunan (ODA) dan partisipasi aktif dalam forum internasional, menunjukkan komitmen Jepang untuk membangun kemitraan strategis dengan negara lain. Ini menciptakan peluang bagi perusahaan Jepang untuk berinvestasi di pasar internasional sambil membantu negara-negara mitra dalam pembangunan infrastruktur.
Meski menghadapi tantangan seperti stagnasi ekonomi dan demografi yang menua, Abenomics tetap menawarkan peluang signifikan. Kebijakan pelonggaran moneter dan reformasi struktural diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor dan menarik lebih banyak investasi swasta. Dengan fokus pada pengembangan infrastruktur dan kemitraan internasional, Jepang berpotensi untuk memperbaiki iklim investasinya dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Referensi
Amin, M. I. (2023). DAMPAK KEBIJAKAN ABENOMICS JEPANG DALAM MENGHADAPI DOMINASI EKONOMI CHINA DI KAWASAN ASIA= THE IMPACT OF JAPAN'S ABENOMICS POLICY IN FACING CHINA'S ECONOMIC DOMINANCE IN THE ASIAN REGION (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
ADVERTISEMENT
Ardan, M. C. (2024). Pengaruh Kebijakan Abenomics Terhadap Inward FDI di Jepang= The Effect of Abenomics Policy on Inward FDI in Japan (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Putri, A. M. (2024). Strategi pembangunan infrastruktur berkelanjutan: analisis bantuan luar negeri Jepang dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(2), 85-102.
Setiawan, S. (2014). Kebijakan stimulus Abenomics Jepang: Dampak terhadap ekonomi Indonesia dan Jepang. Kajian Ekonomi dan Keuangan, 18(2), 155-180. ISSN 1410-3249.