Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenali Intelegensi Emosional dari film Inside Out!
14 Desember 2021 19:52 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Nur Viora Kurniawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Inside Out adalah salah satu film yang menurutku sangatlah cocok ditonton di akhir pekan bersama keluarga. Tapi, tahukah kamu bahwa film animasi garapan Pixar ini ternyata bukanlah sekadar film ringan khusus untuk anak-anak yang tanpa makna.
Bercerita mengenai seorang remaja perempuan, bernama Riley yang harus pindah dari Minesotta ke San Fransisco karena ayahnya yang mengalami kesulitan dalam mencari kerja. Hal itu, membuat Riley harus meninggalkan teman-temannya, klub hokinya, dan kenangan-kenangan lainnya.
Saat menonton film ini kita akan menyaksikan masa transisi Riley dari masa kecil ke masa remajanya. Kita dibawa ke dalam isi kepala Riley, tempat di mana lima emosinya berkumpul. Emosi tersebut adalah Joy, Sadness, Anger, Disgust, dan Fear. Joy berperan sebagai “pengontrol” segala emosi yang ada di kepala Riley dan tentu saja itu mempengaruhi segala tindakan Riley.
ADVERTISEMENT
Joy menjelaskan apa saja peran penting dari beberapa emosi tersebut. Anger yang berfungsi untuk melindungi Riley dan membantu Riley untuk menjadi pemain hoki yang baik, Disgust yang dapat mencegah Riley dari keracunan makanan, Fear yang membantu Riley untuk memikirkan segala skenario terburuk di kepalanya. Lalu, apa peran Sadness? sayangnya, Joy mengucilkan Sadness, emosi yang menimbulkan memori sedih untuk Riley. Joy merasa bahwa keberadaan Sadness bukanlah hal yang penting.
Riley saat itu yang harus beradaptasi di lingkungan baru malah harus mendapatkan beban tambahan dari ibunya yang memintanya untuk terus terlihat bahagia di depan ayahnya karena sedang mengalami masa sulit. Hal itu, membuat emosi Riley tidak terkendali. Joy gagal untuk mengontrol perasaan Riley. Riley malah mengalami fase depresi. Di sinilah kita akan diajak berpetualang bersama Joy dan Sadness yang berusaha untuk mengatasi masalah ini. Joy dan Sadness akan berpetualang bersama Bing Bong, teman imajinasi Riley yang sangat Riley sukai. Tanpa kita sadari, ternyata peran Sadness sangatlah penting dalam mengatasi permasalahan ini.
ADVERTISEMENT
Nah, Tempat kelima emosi Riley tadi berkumpul memiliki sebuah nama, tempat itu dinamakan sebagai Riley’s Control Panel yang jika mengacu pada penjelasan Teori Intelegensi Emosional, bagian ini beresonansi dengan Self Management.
Apa itu Teori Intelegensi Emosional?
Intelegensi emosional menurut Goleman dalam bukunya yang berjudul “Emotional Intelligence” (1995) adalah sebuah konsep yang memperhatikan penjelasan teoritis mengenai bagaimana cara mengetahui perkembangan emosional pada anak-anak. Selain itu, Hein (2007) juga berpendapat bahwa intelegensi emosional adalah kemampuan seseorang dalam memahami, merasakan, mengenali, menggunakan, mengkomunikasikan, mengingat, dan melepaskan berbagai emosi.
Sederhananya, intelegensi emosional adalah kondisi kita sebagai manusia yang mampu untuk menerapkan atau mengekspresikan setiap emosi yang sedang kita rasakan sesuai dengan lingkungan kita berada dan di situasi yang bagaimana.
ADVERTISEMENT
Lalu Apa Makna dari Inside Out?
Pada dasarnya Inside Out mengajarkan kita terhadap intelegensi emosional berupa mengenali emosi diri sendiri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, dan empati.
Mengenali emosi sendiri
Inside Out mengajarkan kita bahwa sebagai manusia yang memang memiliki bermacam-macam emosi, agar selalu mengenali dan memvalidasi perasaan yang sedang kita rasakan. Kalau memang sedang tidak baik-baik saja maka tidak apa-apa. Rasa sedih, marah, takut, ataupun perasaan yang sering kita anggap “negatif” lainnya, bukanlah perasaan yang harus kita buang jauh-jauh.
Tanpa rasa sedih, kita tidak akan pernah tahu seperti apa rasa senang, tanpa rasa sedih kita tidak akan mempunyai hal bernama empati. Menahan emosi yang kita rasakan, sama artinya dengan kita yang sedang merakit bom waktu dan akan meledak kapan saja di masa yang akan datang. Contohnya, dapat dibuktikan dari keadaan mental Riley yang kian memburuk karena terus memendam perasaan "negatif"nya.
ADVERTISEMENT
Mengelola emosi
Saat kita sudah berhasil memvalidasi perasaan yang sedang dirasakan, kita diharapkan memiliki kemampuan untuk mengelola emosi. Mengelola emosi ini merupakan keadaan suatu individu yang berhasil dalam mengungkapkan perasaannya secara tepat dan seimbang.
Sesungguhnya, dengan memiliki kemampuan mengelola emosi yang baik maka, sama halnya dengan memiliki kesejahteraan hidup yang lebih baik juga. Hal ini disebabkan oleh kita yang sudah bisa mengungkapkan berbagai perasaan secara tepat dan itu malah akan menjadi suatu hal yang dapat membantu kita dalam mencapai suatu tujuan tertentu.
Contohnya, dapat dilihat dari adegan Riley yang akhirnya memberanikan diri untuk mengungkapkan perasaannya yang asli kepada kedua orang tuanya sehingga kedua orang tuanya mengerti akan kesulitan mental yang sedang dihadapi Riley.
Motivasi diri
ADVERTISEMENT
Jika kedua hal di atas sudah terpenuhi, maka akan timbul dorongan positif berupa antusiasme dan optimisme. Hal ini dapat terlihat di adegan terakhir Inside Out yang menunjukkan kembalinya Riley dalam bermain hoki bersama klub hoki barunya setelah ia memutuskan untuk tidak bermain selama beberapa waktu akibat dari rasa stresnya.
Empati
Inside Out Juga mengajarkan kita bahwa setiap emosi yang kita miliki juga dirasakan oleh orang lain.
Memiliki perasaan kontradiktif dengan emosi yang kita rasakan pun jugalah suatu hal yang normal. Atau bahkan saat kita merasakan berbagai perasaan berbeda dalam satu waktu juga bukanlah suatu hal yang perlu kita takuti karena itu merupakan hal yang normal. Sama seperti pada adegan terakhir di Inside Out yang akhirnya mereka saling bekerja sama untuk mengeluarkan emosi Riley. Inside Out Juga mengajarkan kita bahwa setiap emosi yang kita miliki juga dirasakan oleh orang lain.
ADVERTISEMENT
Jadi, jangan lupa ya untuk selalu terbuka pada perasaan yang sedang kamu rasakan baik itu "positif" ataupun "negatif".
Referensi: