Konten dari Pengguna

Ketika Kehangatan Rumah Hilang: Bagaimana Perceraian Mengubah Hidup Ayah?

Syahvira Nur Rokhmawati
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
6 Desember 2024 15:04 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Syahvira Nur Rokhmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ayah dan anak, Sumber: https://www.freepik.com/
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ayah dan anak, Sumber: https://www.freepik.com/
ADVERTISEMENT
Perceraian bukan lagi hal yang langka di masyarakat modern. Data menunjukkan bahwa angka pasangan yang berpisah terus meningkat, membawa dampak yang tak hanya dirasakan oleh pasangan, tapi juga keluarga secara keseluruhan. Di balik angka-angka itu, ada cerita-cerita yang seringkali luput dari perhatian salah safu contohnya adalah kisah para ayah yang kehilangan kehangatan rumah dan akses langsung ke anak-anak mereka. Lantas bagaimana sebenarnya seorang ayah menghadapi perubahan besar ini? Apakah ada cara untuk mengobati luka emosional yang begitu mendalam? Atau, apakah kebahagiaan yang hilang bisa kembali ditemukan? Mari kita telusuri lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Kehilangan Kehangatan Rumah
Kehangatan rumah bukan sekadar tembok dan atap, melainkan rasa nyaman yang tumbuh dari kebersamaan, rutinitas, dan cinta di dalamnya. Bagi pria yang bercerai, kehilangan kehangatan itu terasa seperti kehilangan pijakan di tengah kehidupan. Rutinitas yang dulu memberi rasa tenang kini menghilang begitu saja. Tidak ada lagi suara tawa anak-anak di pagi hari, obrolan ringan di meja makan, atau pelukan hangat sebelum tidur. Sebagai ayah, rasa kehilangan itu menusuk lebih dalam ketika kesibukan sehari-hari tak lagi diwarnai kehadiran anak-anak. Bahkan momen sederhana, seperti membantu mereka mengerjakan PR atau mendengar cerita tentang hari mereka, kini menjadi hal yang sangat dirindukan.
Dampak Emosional Pada Ayah
Perceraian sering kali meninggalkan luka yang tak terlihat, terutama rasa kesepian yang begitu menyiksa. Ketika seorang ayah harus beradaptasi dengan hidup sendiri, dunia yang dulunya penuh tawa dan kebersamaan kini terasa sunyi dan asing. Kerinduan pada anak-anak menjadi beban emosional yang tak mudah terobati, apalagi setiap mengingat wajah mereka setiap malam, namun hanya bisa bertemu di waktu-waktu yang terbatas. Di balik kerinduan itu, sering muncul perasaan gagal sebagai kepala keluarga. Tidak lagi menjadi sosok pelindung atau pemersatu membuat banyak pria merasa kehilangan identitas, seolah-olah bagian penting dari dirinya telah hilang. Namun, di tengah kehampaan itu, ada secercah harapan seorang ayah untuk bangkit, belajar mencintai diri sendiri, dan tetap menjadi ayah yang berarti dalam kehidupan anak-anak mereka.
ADVERTISEMENT
Mencari Kebahagiaan Baru
Perceraian mungkin meninggalkan luka yang dalam, tetapi itu bukanlah akhir dari segalanya. Bagi seorang ayah, perjalanan menuju kebahagiaan baru dimulai dengan langkah-langkah kecil yang berarti. Mulai dari menemukan hobi baru yang membawa kegembiraan, seperti berolahraga, memasak, atau mendalami seni, hingga membangun rutinitas sehat yang bisa memberikan rasa kontrol atas hidup. Membuka diri untuk menjalin hubungan baru, baik itu persahabatan atau cinta, juga bisa menjadi cara untuk mengisi kembali ruang kosong di hati.
Yang tak kalah penting adalah rekonsiliasi dengan diri sendiri. Memaafkan kesalahan masa lalu dan menerima keadaan saat ini adalah kunci untuk melangkah maju. Selain itu, menjaga komunikasi yang sehat dengan mantan pasangan demi anak-anak dapat membantu menciptakan suasana yang lebih baik, bukan hanya untuk mereka, tetapi juga untuk diri sendiri. Anak-anak tetap membutuhkan kedua orang tuanya, dan menjalin hubungan yang dewasa dengan mantan pasangan adalah salah satu bentuk cinta terbesar yang bisa diberikan.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, perceraian memang berat, tetapi itu bukanlah garis akhir dalam hidup. Kehidupan selalu menawarkan peluang baru, asalkan kita mau mencarinya. Bagi para pria yang sedang berada dalam titik terendah, ingatlah bahwa luka ini hanya sementara, dan kebahagiaan bisa ditemukan kembali. Meskipun kehilangan kehangatan rumah terasa menyakitkan, kehidupan selalu memberi peluang untuk kembali menemukan kebahagiaan. Tetaplah melangkah, karena perjalanan menuju kebahagiaan baru dimulai dari sini!