Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Orang Tua vs Teman: Mana yang Berperan dalam Perilaku Meniru Drama Korea Remaja?
22 November 2024 17:09 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Syahvira Nur Rokhmawati tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa sih yang nggak tahu drama Korea? Dari cerita romantis yang bikin baper sampai aktor dan aktris yang ganteng dan cantiknya bikin susah berpaling, drama Korea jadi hiburan wajib buat banyak remaja Indonesia. Tapi, nggak cuma jadi tontonan, drama Korea ini punya pengaruh yang kuat banget. Gaya pakaian ala tokoh utama, makeup natural tapi kece, sampai kebiasaan makan ramyeon sambil ngobrol jadi tren baru di kalangan remaja. Tidak sedikit yang tiba-tiba mengubah gaya hidupnya biar terlihat lebih mirip sama karakter favorit mereka. Fenomena ini bikin drama Korea lebih dari sekadar hiburan dia udah jadi bagian dari gaya hidup remaja.
ADVERTISEMENT
Di balik popularitas drama Korea, ada hal yang bikin penasaran. Siapa sih sebenarnya yang paling berpengaruh dalam membentuk perilaku meniru drama Korea pada remaja? Orang tua yang kasih aturan di rumah, atau teman sebaya yang selalu ada di sekitar mereka? Soalnya di satu sisi orang tua ingin anak-anaknya tetap nurut dan hidup sesuai nilai-nilai keluarga. Tapi, disisi lain ada lingkungan pertemanan dan tren populer, termasuk drama Korea yang sering banget bikin remaja terpengaruh. Kalau udah gini, siapa yang lebih punya kendali? Yuk, kita bahas lebih lanjut biar nggak cuma nebak-nebak!
Fenomena Remaja yang Meniru Drama Korea
Tidak bisa dipungkiri, banyak remaja yang menjadikan drama Korea sebagai panduan gaya hidup. Mereka meniru gaya berpakaian, cara berbicara, bahkan kebiasaan kecil seperti makan sambil pakai sumpit ala tokoh di drama Korea. Tapi, kenapa hal ini begitu mudah terjadi? Dari sudut pandang psikologi perkembangan, remaja berada dalam fase mencari jati diri (Sari dan Lestari, 2024). Pada usia ini, mereka cenderung ingin diterima oleh lingkungan sosial dan mencoba berbagai hal untuk menemukan siapa mereka sebenarnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, remaja punya kecenderungan lebih peka terhadap pengaruh luar, termasuk teman sebaya dan media yang mereka konsumsi. Mereka lebih sering mendengarkan pendapat teman daripada orang tua karena merasa teman lebih "mengerti" dunia mereka. Drama Korea yang menawarkan cerita relatable dan visual menarik pun menjadi magnet yang kuat. Ditambah lagi, otak remaja yang masih berkembang, terutama dalam pengambilan keputusan yang membuat mereka lebih impulsif dalam meniru apa yang mereka anggap keren atau sesuai dengan tren.
Adanya Tekanan Sosial pada Usia Remaja
Pengaruh teman sebaya pada remaja juga nggak bisa dianggap remeh. Dalam dunia remaja, ada yang namanya tekanan sosial atau social pressure. Tekanan ini sering muncul dalam bentuk keinginan untuk diterima oleh kelompok atau merasa "nggak ketinggalan tren". Misalnya, kalau satu teman mulai pakai gaya pakaian ala tokoh drama Korea, remaja lainnya mungkin akan ikut-ikutan agar tidak merasa "nggak gaul" atau takut dibilang ketinggalan zaman (Barito, 2021).
ADVERTISEMENT
Remaja juga cenderung meniru apa yang mereka sukai karena pada dasarnya mereka sedang membangun identitas pribadi. Tren yang populer di lingkaran pertemanan mereka dianggap sebagai cara mudah untuk masuk dan diterima di kelompok tertentu. Jadi, meniru gaya aktor favorit di drama Korea bukan cuma soal suka, tapi juga soal eksistensi di tengah teman-teman mereka.
Peran Kontrol Orang Tua dalam Mengawasi Perilaku Remaja
Di tengah arus pengaruh teman dan budaya populer, kontrol orang tua punya peran yang sangat penting. Kalau orang tua terlalu longgar, remaja bisa merasa terlalu bebas dan akhirnya meniru apa saja yang mereka anggap menarik tanpa memikirkan dampaknya. Misalnya, mereka bisa terjebak dalam pola konsumtif karena ingin mengikuti gaya hidup tokoh di drama Korea atau bahkan mengadopsi perilaku yang kurang sesuai dengan nilai-nilai keluarga.
ADVERTISEMENT
Namun, kontrol orang tua bukan berarti melarang semua hal yang disukai remaja. Pendekatan yang terlalu ketat justru bisa membuat mereka memberontak. Sebaliknya, orang tua perlu terlibat secara aktif dengan memahami dunia anak mereka, termasuk mengenal tontonan, tren, atau teman-temannya. Dengan begitu, remaja merasa didengar dan dipahami, sehingga orang tua bisa memberikan pengawasan yang bijaksana tanpa mematikan kreativitas atau rasa ingin tahu anak.
Mengawasi perilaku remaja dengan cara ini tidak hanya membantu mereka tetap berada di jalur yang benar, tapi juga mencegah dampak buruk dari pengaruh luar yang tidak sesuai dengan nilai keluarga. Di sinilah pentingnya keseimbangan antara memberi kebebasan dan tetap memberikan batasan yang jelas. Maka dari itu melalui kontrol yang dilakukan orang tua melalui pemantauan perilaku anak dapat mengurangi risiko anak melakukan peniruan yang dianggap merugikan (Ellonen dkk., 2021).
ADVERTISEMENT
Dengan demikian, meskipun kontrol orang tua sangat penting, pengaruh teman sebaya tetap memiliki peran yang lebih dominan dalam pembentukan perilaku remaja. Hal itu dapat terjadi karena adanya dorongan remaja untuk diterima dalam kelompok sosial mereka. Seperti yang ditemukan dalam penelitian Ira N. P. Sari dan Sri Lestari (2024), yang menyatakan bahwa remaja cenderung lebih mudah terpengaruh oleh teman-teman mereka dalam meniru perilaku dan tren, termasuk yang terinspirasi dari drama Korea.
Nah, buat remaja yang suka banget niru gaya dari drama Korea, tetap ingat yaa untuk memilih hal-hal yang pantas dan sesuai dengan norma agama serta budaya yang ada di sekitar kita. Gaya hidup boleh diikuti, namun jangan sampai lupa sama nilai-nilai yang ada di keluarga dan masyarakat, agar tetap bisa jadi diri sendiri tanpa harus kehilangan arah. Selain itu, peran orang tua juga tidak kalah penting dalam memberikan pengawasan dan arahan yang bijak, supaya remaja bisa lebih bijaksana dalam memilih hal-hal yang ingin ditiru dan tetap berjalan di jalur yang benar.
ADVERTISEMENT
Referensi :
Sari, I. N. P., & Lestari, S. (2024). Peran kontrol orang tua dan konformitas teman sebaya terhadap perilaku meniru pada remaja penggemar drama Korea. Jurnal Psikologi, 17(1), 45-56.