Konten dari Pengguna

Sebab dan Akibat Penggunaan Bahasa Kasar di Kalangan Remaja Millenial

Vira Yuniar
Mahasiswi Universitas Pamulang
28 Oktober 2021 18:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Vira Yuniar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi seorang marah emosi dan berkata kasar by pixabay
ADVERTISEMENT
Bahasa kasar sudah tidak asing lagi bagi generasi millenial. Bahasa kasar biasanya terucap pada saat seseorang merasa marah,ataupun kesal maka dengan spontan akan mengucapkan kata-kata kasar kepada seseorang yang telah membuatnya marah. Namun di era sekarang ini bahasa kasar tidak hanya terucap pada saat marah saja tetapi dalam situasi apapun kata-kata kasar akan terus terucap bagi yang sudah terbiasa berkata kasar. Orang yang terbiasa berkata kasar cenderung tidak sabaran, emosian, keras kepala dan berfikir neganif.
ADVERTISEMENT
Penyebab dari pengucapan bahasa kasar antara lain:
1. Pengaruh dari Lingkungan Sekitar
Lingkungan merupakan salah satu yang menyebabkan penggunaan bahasa kasar terutama lingkungan masyarakat, tetangga ataupun lingkungan keluarga sendiri mungkin orang tua pernah secara tidak langsung memarahi anak dengan perkataan kasar lalu memori anak merekamnya sehingga dikemuadian hari anak tersebut pun berfikir bahwa tidak masalah berkata kasar yang mana sacara tida langsung orang tua secara tidak langsung yang mengajari anaknya berkata kasar.
2. Pengaruh Pergaulan Teman yang Lebih Dewasa
Orang dewasa merupakan orang yang paling sering berkata kasar sehingga ketika para remaja bergaul dengan orang dewasa maka bahasanya akan terbawa mengikuti orang dewasa. Jika seorang remaja tidak mengikuti berbahasa kasar justru akan dianggap cupu dan yang mengikuti bahasanya akan sangat diterima dan di anggap gaul dalam pergaulannya.
ADVERTISEMENT
3. Pengetahuan bahasa yang lemah
Bahasa Indonesia yang digunakan oleh orang yang berpendidikan dengan yang tidak berpendidikan sangatlah jauh berbeda. Kebanyakan orang yang menggunakan bahasa kasar yaitu orang yang memiliki pengetahuan bahasa yang rendah dan kurang peka dengan bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi dengan bahasa sehari-hari. Beda hal nya dengan orang yang berpendidikan maka akan lebih menjaga perasaan orang lain ketika berkomunikasi.
4. Pengaruh sosial media
Sosial media menjadi sumber dari berbagai informasi yang ada saat ini. Salah satunya informasi mengenai bahasa yang sedang sering digunakan saat ini. Sosial media biasanya digunakan sebagai media untuk curhat ketika seseorang marah, sedih, ataupun bahagia, disitu akan banyak pengucapan-pengucapan bahasa bahasa kasar yang tidak terkontrol sehingga seorang yang membacanya akan menganggap bahwa bahasa tersebut sedang trend sehingga akan diikutinya
ADVERTISEMENT
Akibat dari pengucapan bahasa kasar antara lain:
1. Bahasa menjadi rusak
Suatu bahasa bisa menjadi rusak apabila bahasa diucapkan dengan kata-kata kasar dan disalahgunakan, apalagi sekarang ini bahasa kasar sudah menjadi kebiasaan dalam berkomunikasi baik itu secara langsung maupun melalui sosial media. Akibatnya bahasa menjadi rusak dan menjatuhkan martabat bahasa itu sendiri. Hal ini dapat mengakibatkan bahasa Indonesia menjadi bahasa yang rendah dan buruk dimata dunia.
2. Menyakiti hati orang lain
Terbiasa berkata kasar maka akan dapat menyakiti perasaan orang lain yang mendengarnya. Para remaja terutama generasi millenial menganggap bahwa penggunaan bahasa yang kasar merupakan hal yang wajar karena mereka sudah terbiasa berkata kasar dalam pergaulannya. Kata-kata kasar sama sekali tidak membangun, melainkan akan menyakiti hati, merendahkan harga diri baik diri sendiri maupun harga diri orang lain.
ADVERTISEMENT