Konten dari Pengguna

4 Adat Istiadat Riau yang Masih Eksis hingga Kini

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
15 Agustus 2022 10:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Adat Istiadat Riau. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Adat Istiadat Riau. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Riau adalah provinsi di Indonesia yang letaknya di tengah pantai timur Pulau Sumatra. Riau termasuk salah satu provinsi terkaya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ibu kotanya saja, yakni Pekanbaru, disebut sebagai kota madani. Julukan tersebut diberikan karena kota ini dihuni oleh masyarakat agamis dan berperadaban, berkualitas dan berkemajuan.
Sumber daya di Riau didominasi oleh kekayaan alam, khususnya minyak bumi, gas alam, karet, kelapa sawit dan perkebunan serat. Sehingga wajar jika provinsi satu ini terbilang maju dan makmur.
Tapi, kekayaan Riau enggak hanya di seputar ekonomi, tapi juga budaya. Ada banyak adat istiadat di Riau yang masih dilestarikan hingga kini.

4 Adat Istiadat Riau

Ilustrasi Adat Istiadat Riau. Foto: Pexels
Mau tahu adat istiadat Riau yang hingga kini tetap eksis? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini hingga tuntas.

1. Batabo

Batabo adalah istilah yang kerapa dipakai untuk mendeskripsikan kegiatan gotong-royong mengerjakan sawah, ladang, dan sebagainya. Sementara secara makna, Batobo berarti berkelompok, bersama-sama atau berkawan-kawan.
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini dilakukan oleh suku Ocu Bangkinang. Dikutip dari laman pustakaarsip.kamparkab.go.id, Ocu termasuk salah satu suku dari suku Melayu yang populasinya tidak begitu besar di Riau.
Mereka melakukan Batabo dalam rangka meringankan beban pekerjaan pertanian masyarakat. Dengan mengerjakan secara bergotong-royong, bekerja akan jadi penuh semangat sehingga cepat selesai.
Tapi, kerjasama ini hanya dalam proses pengelolaannya saja. Untuk hasil pertanian itu sendiri, tetap akan jadi kepunyaan pemilik lahan.

2. Balimau

Untuk menyambut bulan suci Ramadhan, masyarakat Kampar di Riau biasanya melakukan upacara tradisional, Balimau Kasai.
Upacara ini dimaksudkan sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan atas hadirnya kembali Ramadhan. Selain itu, upacara ini adalah simbol penyucian diri, sesuai dengan makna kata Balimau Kasai itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Kata balimau berarti mandi dengan menggunakan air yang di campur jeruk atau limau. Sementara kasai adalah wewangian yang biasanya dijadikan lulur.
Upacara Balimau Kasai ini dipercaya mampu mengusir berbagai perasaan negatif di dalam kepala, seperti iri dan dengki. Manusia harus kembali suci sebelum memasuki bulan suci, baik secara lahir maupun batin.

3. Bakar Tongkang

Bakar Tongkang adalah tradisi yang telah eksis sejak tahun 1820. Sebuah tradisi kuno yang terdapat di Kota Bagan Siapiapi.
Tradisi Bakar Tongkang dikenal juga dengan nama Go Ge Cap Lak. Tradisi ini dilakukan sebagai ungkapan syukur masyarakat Tionghoa kepada Dewa Ki Ong Ya dan Taisun Ong Ya.
Dua dewa tersebut dipercaya oleh masyarakat Siapiapi sebagai dewa yang memberi keselamatan kepada etnis Tionghoa yang tinggal di wilayah Siapiapi. Tradisi ini biasanya dilakukan setiap tanggal 15 dan 16 kelima dalam penanggalan Cina.
ADVERTISEMENT

4. Belian

Terakhir adalah Belian, yaitu ritual adat tolak bala yang biasanya dilakukan di rumah orang sakit. Kadang pula dilaksanakan di rumah adat yang besar, sehingga masyakarat bisa turut hadir dalam upacara ini.
Upacara Belian bertujuan untuk mengobati orang sakit, baik penyakit pada umumnya hingga luka dari serangan binatang buas. Upacara ini juga dilakukan untuk menolak wabah penyakit
Upacara ini dilakukan oleh suku Petalangan di Riau. Mereka akan memanggil seorang kemantan atau dukun untuk menyanyikan suatu mantra pemanggil roh.
Itulah empat adat istiadat Riau yang menarik untuk diketahui. Dengan ini makin yakin, ya, kalau budaya di Indonesia memang sangat beragam.
(ADS)