Konten dari Pengguna

4 Tahun Cari Resep, Ini 5 Fakta Bisnis Ayam Goreng Ny. Nani Beromzet Rp 750 Juta

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
23 April 2020 14:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ayam goreng Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ayam goreng Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Ayam menjadi menu favorit pilihan masyarakat Indonesia sehari-hari. Rasanya seperti ada yang kurang ketika tidak menyantap ayam sama sekali dalam satu minggu. Benar atau tidak?
ADVERTISEMENT
Saking banyaknya varian ayam yang ditawarkan, terkadang kita bingung akan memilih sajian yang mana. Ada yang digoreng dan bakar biasa, ditambah dengan kremes, digeprek, bahkan ada yang dipresto sehingga membuat tulangnya lunak.
Namun diantara varian menu ayam terbaru, ternyata bisnis kuliner ayam tulang lunak sudah dikenal sejak tahun 1980-an, lho. Ayam Goreng Tulang Lunak Ny Nani Sugiono yang membawa varian ayam presto ini menjadi terkenal di Jakarta, bahkan konon merupakan yang pelopor.
Seperti apa kisah perjuangan bisnis kulinernya yang bisa bertahan hingga kini, ya? Simak dalam lima fakta berikut ini:
Ilustrasi proses menggoreng ayam. Foto: Toshiko/kumparan

1. Semula berjualan PKL di pinggir jalan

Setelah pergi merantau ke Jakarta, pasangan Sugiono dan Nani membuka gerai ayam gorengnya di area Masjid Salman Al Farisi, jalan Raya H. Ten. Di sana mereka membuka bisnis kuliner sembari menyewa rumah di kompleks terdekat.
ADVERTISEMENT
Pasangan ini beruntung karena memiliki Nurcahyo yang fokus membantu berjualan setelah mengundurkan diri dari perusahaan otomotifnya dulu. Pria inilah yang membantu kedua orang tuanya menyebar selebaran untuk mempromosikan ayam presto atau yang lebih dikenal dengan AGTL (Ayam Goreng Tulang Lunak).
Setelah itu, bisnis ini mulai ramai dikunjungi orang. Bahkan pasangan ini sampai menyewa rumah di sebelah rumah kontrakan awal, hanya untuk membuka warung demi kenyamanan pelanggan.
Tak hanya itu, Nurcahyo juga kerap memberikan proposal untuk pengajuan katering kepada banyak perusahaan di Jakarta. Hal tersebut membuahkan hasil positif hingga kini.

2. Menemukan resep yang pas setelah 4 tahun

Ternyata membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menemukan resep ayam presto yang pas. Hal tersebut sudah dilalui Sugiono dengan sang istri.
ADVERTISEMENT
Bagaimana tidak, mereka bahkan pernah merugi 100 potong ayam karena gagal dalam membuat ramuan tulang lunak ini. Berkat kegigihan dan semangat yang ulet, pasutri ini akhirnya bisa menemukan ramuan yang pas untuk bisa cocok di lidah masyarakat.
Mereka menggunakan sereh dan juga rempah-rempah untuk membantu melunakkan tulang, serta bumbu yang meresap hingga titik terdalam ayamnya.

3. Menyajikan menu beragam hingga bisa buka katering

Sejak awal buka, konsep yang diangkat pasutri ini adalah menyajikan makanan khas daerah terlebih Jawa Tengah. Tak hanya menyajikan AGTL, mereka juga menawarkan menu lainnya, diantara lain ayam goreng, ayam bakar, ayam opor, tahu tempe bacem, sayur asem, gudeg, dan juga krecek.
Dari sana mereka bisa mendapatkan pelanggan lebih karena banyak yang menyukai masakan daerah terlebih keluaran dari AGTL. Tak mau berhenti di situ, mereka melebarkan bisnis kuliner ini dengan menerima pesanan banyak melalui katering.
ADVERTISEMENT

4. Melabeli diri dengan rajanya nasi box

Setelah mendapatkan banyak kenalan dan pelanggan, AGTL semakin mengudara. Mereka mulai membuat pesanan ribuan nasi box dalam sehari. Pelanggannya pun bermacam-macam, mulai dari pejabat pemerintah, perusahaan swasta, partai politik, hingga rumah sakit.
Mereka juga pernah menerima pesanan hingga 6.000 box dalam sehari, padahal setiap box-nya memiliki harga yang bermacam-macam. Mulai dari Rp 19–25 ribu sudah lengkap dengan sayur, ayam dan tentunya sambal dan lalapan.

5. Omzetnya mencapai Rp 750 juta per bulan dan buka franchise

Setelah bertahan dan mengembangkan bisnis kulinernya selama kurang lebih 25 tahun, pasangan ini berhasil mendapatkan omzet Rp 750 juta setiap bulannya. Ditambah lagi mereka membuka bisnis franchise untuk AGTL Ny Nani Sugiono.
ADVERTISEMENT
Harga yang ditawarkannya beragam, mulai dari Rp 150–250 juta untuk sekali buka warung franchise. Tak hanya itu, mereka juga menerima pemesanan melalui ojek online yang mampu meningkatkan pendapatan rumah makan ini.
Wah, kalau kamu bagaimana? Apakah masih ingin bertahan di kondisi yang sekarang atau ingin membuat bisnis kuliner seperti AGTL?