Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
4 Tahun Cari Resep, Pasangan Ini Jual Ayam Tulang Lunak Untung Rp 750 Juta
22 April 2020 22:40 WIB
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun tahu kah kamu, istilah ayam goreng tulang lunak dulunya berasal dari Jawa Tengah. Di era tahun 1980-an, ayam presto menjadi banyak dikenal masyarakat. Sedangkan untuk bisnis kuliner yang satu ini besar di Jakarta.
Ayam Goreng Tulang Lunak Ny. Nani Sugiono menjadi produk ayam presto pertama yang hadir di area Jakarta. Seperti apa kisah perjuangan dalam membangun bisnis kuliner yang satu ini, ya?
Bermula dari tenda kaki lima di Masjid Salman Al Farisi, jalan Raya H. Ten, Sugiono dengan sang istri mencoba peruntungan bisnis di ibu kota. Semula ia menyewa rumah yang tak jauh dari lapaknya.
Selama awal berjualan, pasangan ini belum menggunakan teknologi untuk membuat ayamnya empuk hingga ke tulang; tak seperti sekarang yang sudah ada panci presto. Mereka mengalami masa percobaan selama 4 tahun untuk mendapatkan cara dan resep yang pas.
ADVERTISEMENT
Hingga pada suatu hari mereka bisa menemukan cara memasak yang pas dengan rempah-rempah yang membuat tulang menjadi lunak dan disukai banyak orang hingga kini.
Karena jenis makanan yang diangkat merupakan hal baru di era itu, Sugiono dengan sang istri berhasil mendapatkan banyak pelanggan. Hal tersebut membuat pasangan ini melebarkan bisnisnya. Mereka menyewa rumah di samping kontrakan saat itu.
Pelanggan semakin banyak berdatangan saat sang anak, Nurcahyo mulai menyebar brosur kecil dan mengirim proposal ke instansi, serta perusahaan-perusahaan. Mereka mulai menerima pesanan katering dengan menu yang beragam.
Nurcahyo melakukan itu setelah dirinya mengundurkan diri dari pekerjaan lamanya di bidang otomotif dan fokus mengelola Ayam Goreng Tulang Lunak atau yang kerap disingkat AGTL. Mulai dari ayam goreng, ayam bakar, ayam opor, tahu tempe bacem, sayur asem, gudeg, dan juga krecek menjadi menu yang ditawarkan saat awal mula usaha ini berjalan.
ADVERTISEMENT
Kini, AGTL memiliki 4 cabang yang tersebar di Jakarta dan Depok. Mereka merasa bahwa gerai sajian makanan nusantara memang tidak pernah ada habisnya. Setiap penggila kuliner banyak yang penasaran dan mencoba makanan khas daerah Indonesia.
Setelah lebih dari 25 tahun berdiri, AGTL juga banyak melayani pesanan nasi kotak. Setiap hari mereka melayani 10 ribu kotak dengan olahan sekitar 500 ekor ayam. Karena kondisi ini, AGTL melabeli diri sebagai Rajanya Nasi Boks.
Mulai dari perusahaan swasta, pemerintah, hingga partai politik sekalipun pernah memesan di AGTL ini. Sejak 2014 silam, AGTL juga membuka peluang franchise untuk melebarkan bisnis kuliner nya.
Setelah lama berdiri, kini AGTL sudah diteruskan oleh generasi kedua dengan omzet minimal Rp 750 juta per bulan. Bukan angka yang sedikit, ya?
ADVERTISEMENT
Memang jika seseorang sudah berniat untuk mendirikan bisnis kuliner pasti akan diberikan jalannya.