5 Fakta Bisnis Mi Lidi Geli, Pemiliknya Gadai STNK Buat Modal tapi Ditolak

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
20 Maret 2020 21:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pegadaian cabang Jakarta Selatan usai lebaran. Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pegadaian cabang Jakarta Selatan usai lebaran. Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah kamu salah satu pencinta mi lidi, jajanan jadul era 1990-an? Kalau iya, kamu harusnya tahu produk Mie Lidi Geli yang satu ini. Famela Nurul Islami berhasil menjadi pebisnis muda yang sukses mengembangkan bisnis camilannya sebelum usia 30 tahun.
ADVERTISEMENT
Sempat terhalang dalam hal modal, kini ia sudah bisa memasarkan varian mi lidi tanpa takut tersaingi. Kira-kira seperti apa ya, jatuh bangun yang dijalani oleh perempuan ini hingga bisa menjadi sukses dan viral hingga sekarang?

1. Sempat ingin menggadaikan STNK untuk modal

Setiap keputusan pasti mengandung resiko yang siap diterima, termasuk memutuskan untuk menekuni usaha ini. Di awal, Famela sempat mengaku tidak memiliki modal. Lalu ia mencoba menggadaikan STNK yang dimilikinya kala itu.
Namun pihak bank ternyata tidak mengabulkan hal tersebut, karena ia masih dianggap di bawah umur. Kemudian ia mendapat modal Rp 1 juta dari kedua orang tuanya yang percaya bahwa bisnis ini akan lancar kedepannya. Memang dukungan orang tua menjadi salah satu kunci keberhasilan, ya.
ADVERTISEMENT

2. Mencetuskan ide di usia 19 tahun

Kala muncul keinginan berbisnis camilan ini, Famela masih duduk di bangku semester 4 di Universitas Padjajaran Bandung. Jika dihitung kembali, memang benar usianya kala itu adalah 19 tahun.
Tapi dengan niat yang besar, ia sudah berhasil memasarkan mi lidi miliknya ini menjadi besar hingga saat ini. Dia juga mengakui bahwa di awal ia sempat bekerja sama dengan asal mula tempat inspirasinya yakni Garut untuk proses pembuatannya.
Ilustrasi mi lidi. Foto: shutterstock

3. Omzet Rp 120 juta setiap bulan

Dengan 7 varian rasa yang ditawarkan, spicy, double spicy, keju, bbq, original, seaweed, dan sweet corn; mereka memasang rentang harga mulai dari Rp 11 ribu hingga Rp 15 ribu per bungkusnya. Kini, ia bisa menjual 8.000 pcs setiap bulannya. Bukan angka yang sedikit, ya, untuk sebuah bisnis baru.
ADVERTISEMENT
Kalau dijumlahkan, ia bisa mendapatkan Rp 120 juta setiap bulannya dari usaha ini. Padahal awalnya dia hanya ingin menambah uang saku untuk bisa bertahan hidup di Bandung. Memang usaha tidak pernah mengkhianati, ya!

4. Filosofi di balik Mie Lidi Geli

Awalnya Famela ingin memberikan nama Mi Lidi Geulis, lho. Tapi ia mengubahnya karena merasa nama tersebut sangat Sunda. Kemudian tercetuslah Geli untuk mengakhiri nama tersebut, karena ia merasa lebih Indonesia dan bisa diterima semua kalangan.
Di sisi lain, ia memberi nama Geli didasari karena harapannya, setelah memakan lidi ini, para kustomer bisa merasakan kebahagiaan. Kebahagiaan yang dimaksudkan olehnya adalah dengan tertawa. Lucu juga ya idenya.

5. Pemasaran awal menggunakan sistem re-seller

Karena ia masih duduk di bangku kuliah, dulu ia memasarkan dengan sistem offline dan re-seller yang diperuntukkan bagi mahasiswa yang juga membutuhkan tambahan uang saku. Ia melakukan promosi offline dengan mengikuti acara bazaar besar seperti Market Museum dan I love Bazar di Jakarta, belum lagi acara Trademark serta Taste Market di Bandung.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, camilan ini banyak digemari kalangan masyarakat. Mulai dari masyarakat umum hingga kalangan artis seperti Citra Kirana, Tarra Budiman, Asta ‘RAN’, Raffi Ahmad, hingga Raisa.
Ilustrasi logo Lidi Geli. Foto: website lidigeli.com
Dari kelima fakta di atas, apakah kamu masih ragu untuk memasarkan produkmu sendiri? Yuk, jangan tunda aksimu!