Konten dari Pengguna

5 Fakta Gudeg Yu Djum yang Melegenda, Sehari Bisa Habiskan 100 Kilogram Nangka

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
29 April 2020 13:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gudeg Yu Djum. Foto: Toshiko/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gudeg Yu Djum. Foto: Toshiko/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagai warga Indonesia tentu kamu pernah mencicipi aneka kuliner khas dari berbagai daerah. Salah satunya adalah gudeg. Kuliner Yogyakarta yang satu ini memang sudah menjadi ikon daerah istimewa tersebut.
ADVERTISEMENT
Makanan yang khas dengan sayur nangka muda ini biasanya dilengkapi krecek, ayam dan telur. Namun tahukah kamu gudeg mana yang sekiranya legendaris di Yogyakarta?
Gudeg Yu Djum jawabannya. Seperti apa kisah perjuangannya Djum alias Djuwariyah hingga bisa mendirikan bisnis kuliner ini hingga sekarang?
Salah satu gerai Yu Djum. Foto: Website Gudeg Yu Djum Pusat

1. Jualan sejak usia 17 tahun yang lalu

Siapa yang sangka 70 tahun silam, Djuwariyah atau Yu Djum berjualan gudeg pertama kali dengan menggendong pikulan dari rumahnya di daerah Karangasem menuju keraton Yogyakarta. Hal tersebut membuat gadis 17 tahun kala itu harus melewati area kampus UGM yang dulunya masih area hutan belantara.
Ia menjalani ini bersama dengan sang ayah untuk meningkatkan perekonomian keluarga. Dulunya sang ayah hanya bekerja mencari kayu bakar dan rumput untuk dijual kembali kepada warga, guna dimasak atau memberi pakan ternak.
ADVERTISEMENT
Namun seiring berjalannya waktu, bisnis kuliner ini semakin digemari orang, dan menjadi salah satu gudeg yang melegenda di Yogya. Hal tersebut berkat kerja keras dan kegigihan dari Yu Djum yang melanjutkan jualannya ini bersama dengan sang suami.

2. Jadi gudeg legendaris karena citarasa yang tidak tergantikan

Resep dan bahan yang digunakan membuat gudeg ini memiliki citarasa berbeda dengan yang lainnya di Yogya. Bagaimana tidak, mereka menggunakan bahan gori dari prembun. Hal tersebut membuat gudegnya tidak akan mudah lembek meski dimasak dalam waktu yang lama.
Ditambah lagi, lauk yang ditawarkan mereka adalah dengan menggunakan ayam kampung dan telur bebek. Ini membuat rasa yang lebih gurih dan nikmat bagi para pencinta gudeg.
ADVERTISEMENT
Oiya, gudeg ini bisa tahan selama 24 jam tanpa dihangatkan, lho. Jadi buat kamu yang suka sekali dengan gudeg namun ingin dijadikan oleh-oleh untuk keluarga di rumah, bisa banget membawa gudeg yang satu ini.
Alm. Djuwariyah. Foto: Website Gudeg Yu Djum Pusat

3. Sang pemilik sudah wafat di usia 87 tahun

Setelah 70 tahun berjualan, Djuwariyah mengembuskan napas terakhirnya pada tahun 2016. Ia wafat karena penyakit sepuh. Hal ini tidak lantas membuat bisnis kulinernya ikut redup, justru kini dikelola oleh 4 orang anaknya.
Gerai Gudeg Yu Djum terdapat di 5 tempat berbeda, diantaranya ada di Jalan Kaliurang, Jalan Adisucipto, Wates, Wonosari, dan di Jalan Jogja – Magelang. Ternyata cabangnya di luar kota hanya terdapat satu yakni di Solo. Hal itu dilakukan sebagai taktik bisnis kulinernya untuk menjaga kekhasan gudeg buatannya.
ADVERTISEMENT

4. Kebutuhan telur dan daging ayam mencapai ribuan

Karena nama Gudeg Yu Djum yang semakin di kenal orang, setiap harinya mereka membutuhkan 100 kg nangka, 500-1.000 ekor ayam, dan 5-10 ribu telur bebek untuk melengkapi kebutuhan produksi. Ditambah lagi setiap hari mereka memasak dengan 8-10 tungku yang masih menggunakan kayu bakar.
Pantas saja rasanya masih sangat autentik dan sama seperti dulu, ya? Cara dan bahan yang digunakan masih sama, dan membuat para konsumen masih mengidolakan gudeg ini.
Gudeg Yu Djum. Foto: Toshiko/kumparan

5. Kini keluarkan produk gudeg kaleng

Seiring berjalannya waktu, Gudeg Yu Djum kini memproduksi gudeg kalengan. Dengan sistem vacuum dan press, gudeg kaleng bisa tahan hingga setahun tanpa menggunakan pengawet.
ADVERTISEMENT
Varian baru ini adalah kerja sama dengan Paxel, di mana gudeg kaleng bisa dikirim hingga Jabodetabek, Semarang, Bandung, hingga Bali. Salah satu varian gudeg kaleng ini ada gudeg mercon, yang menggunakan bumbu pedas dan terkesan lebih kekinian bagi para kawula muda.
Setelah mengetahui kisah inspiratif ini, apakah kamu ingin merintis bisnis kulinermu sendiri? Dengan mengangkat makanan khas daerah seperti gerai gudeg ini kamu pasti bisa membuat brand kulinermu sendiri.