Konten dari Pengguna

5 Fakta Ida yang Sukses Dirikan Toko Camilan, bermula dari Jualan Emping Melinjo

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
29 Maret 2020 16:53 WIB
clock
Diperbarui 29 Maret 2020 16:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kulit melinjo Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kulit melinjo Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa tidak kenal Ida Widyastuti? Sosok pemilik rumah camilan Mekarsari yang sudah memasarkan bisnis kulinernya hingga mancanegara. Namun ternyata selama ini sangat banyak hal yang sudah dilaluinya hingga bisa di titik sekarang, lho.
ADVERTISEMENT
Mulai dari berjualan secara eceran hingga menjadi produsen dan distributor produk oleh-oleh dari Jawa Timur tidaklah mudah. Ia butuh waktu puluhan tahun untuk bisa mewujudkan mimpinya.
Seperti apa, ya kisah perjuangannya hingga bisa mengembangkan bisnis kuliner sebesar ini?

1. Besar tanpa sosok Ibu

Ibu Ida. Foto: Twitter pribadi ibu Ida
Ida Widyastuti sudah kehilangan ibunda sejak kecil, hal tersebut menyebabkan ia harus dirawat oleh sang nenek. Perempuan kelahiran tahun 1974 ini juga sempat mendapat cemooh dari teman-temannya karena nasibnya tersebut.
Ditambah lagi ketika memasuki bangku SMP, Mbah Suripah yang merawatnya harus meninggalkannya juga. Hal tersebut menyebabkan ia tidak melanjutkan dunia pendidikan ke jenjang perkuliahan. Ia lulus berbekalkan ijazah SMA di Jombang, Jawa Timur.

2. Bermula jualan emping melinjo dan pisang

Ilustrasi melinjo. Foto: shutterstock
Usaha camilan emping sejak ia masih bekerja sebagai seorang buruh tani perusahaan Jepang di Batam. Ia menjualnyadengan membuka lapak di dekat toilet perusahaannya. Ia mengasah strategi marketing di sana lewat temannya satu kantor.
ADVERTISEMENT
Merasa bosan karena ia hanya mendapatkan gaji tetap, kemudian ia memutuskan untuk melanjutkan studi D1 perhotelan di Bandung. Di sana ia bertemu dengan laki-laki yang kini menjadi suaminya. Sang suami mendukung idenya untuk melakukan bisnis kuliner ini.
Ketika itu ia sudah berhasil menjual 500 ton emping setiap bulannya. Namun seiring berjalannya waktu, ia merasa bahwa bisnis tersebut dirasa kurang baik. Lalu ia memutuskan untuk berjualan keripik pisang. Inspirasinya datang dari buah pisang yang ada di rumah saudaranya.
Ia tidak patah semangat untuk mengolah bahan-bahan pisang tersebut.

3. Membina umkm dan gunakan pemasaran digital

Suasana saat mengikuti Trade Expo Indonesia 2013. Foto: website Mekarsari
Berkat segala kegigihannya, ia berhasil menggandeng 50 UMKM dan menghimpun dalam tokonya, PT. Mekarsari Snack. Ia mendapatkan banyak kenalan ketika ia berjualan ke sana ke mari, termasuk saat ia menawarkan produk jualannya yakni melinjo dan pisang.
ADVERTISEMENT
Saat itu ia juga rutin mengikuti pameran ke luar negeri, diantaranya Malaysia, China, Belanda, Filipina, Jepang, Hong Kong, negara-negara di Timur Tengah, dan Dubai. Seiring berjalannya waktu, ia juga mulai memproduksi keripik pisang kepok, ubi ungu, ubi kuning, singkong, dan kerupuk.
Hal tersebut mendorongnya untuk memasarkan produknya melalui website www.mekarsarisnack.com dan menggunakan Google My Business di tahun 2005. Ia merasa hal tersebut memudahkannya karena banyak pelanggan yang lebih mudah menemukan lokasi dan melihat produk-produk yang dijual.

4. Mendapatkan penghargaan

Foto Ida saat kunjungan Femina Bussines Trip. Foto: website Mekarsari
Semua perjuangan yang sudah dijalani kini, ia sudah mendapatkan berbagai penghargaan. Di antaranya adalah Special Awards Inovasi Olahan Buah Tropis Indonesia 2012 dari Menteri Perdagangan RI, dan Ernst and Young Enterpreneur Winning Women 2012.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut tidak membuatnya menjadi sombong, karena ia mengangkat prinsip mau belajar dalam hidupnya. Ia terbukti mau ikut banyak pameran dan mengatur strategi dari sana. Ia menganalisis rasa, mutu, dan kemasan yang selama ini sudah dipasarkannya.
Ditambah dengan pengetahuan tentang metode pembayaran di dunia modern, serta mempelajari regulasi dokumen yang akan dibutuhkan.

5. Membuat buku ‘Ibu, Ajari Aku dari Surga’

Ida membagikan pengalaman dan inspirasi bisnis melalui bukunya yang berjudul ‘Ibu, Ajari Aku dari Surga’. Buku ini dijual dengan harga Rp 72 ribu di pasaran dan berisi bagaimana ia berjuang membangun bisnis kuliner tanpa bimbingan seorang ibu. Hidupnya yang sederhana di tengah keterbatasan mampu menjadikannya pribadi yang gigih untuk meraih mimpi.
ADVERTISEMENT
Apakah kamu juga menjadikan kisah inspiratif di atas sebagai tujuan hidupmu?