Konten dari Pengguna

5 Fakta Kebab Baba Rafi yang Dulu Jualan Pakai Gerobak, Kini Untung Rp 150 T

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
15 April 2020 12:29 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Beef Kebab Baba Rafi. Foto: http://babarafi.com
zoom-in-whitePerbesar
Beef Kebab Baba Rafi. Foto: http://babarafi.com
ADVERTISEMENT
Siapa tak mengetahui gerobak kebab yang dagingnya biasa terpampang jelas ketika kamu habis berbelanja di mini market? Ya, Kebab Turki Baba Rafi namanya. Gerobak yang didominasi warna kuning merah ini menjadi ikon pencetus kebab di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Hendy Setiono menjadi salah satu pengusaha di bidang bisnis kuliner yang berhasil membawa makanan asal Timur Tengah ini ke Indonesia. Ia memulai segala usahanya ini dengan rela meninggalkan bangku kuliah di tahun 2003 silam.
Lalu seperti apa jatuh bangun perjuangannya hingga bisa membuat omzet Rp 150 triliun setiap bulannya, ya? Simak kisah inspiratifnya dalam lima fakta berikut!
Ilustrasi Exhibition Kebab Baba Rafi. Foto: Website Kebab Turki Baba Rafi.

1. Mulai bisnis dengan modal Rp 4 juta

Setelah memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya di salah satu universitas di Surabaya, Hendy merasa memiliki panggilan untuk menjadi seorang pengusaha kuliner di Indonesia. Karena tidak memiliki modal yang cukup, ia memberanikan diri untuk meminjam uang milik sang adik guna memulai bisnis kuliner kebab ini.
ADVERTISEMENT
Awalnya ia tidak bisa menjanjikan kapan uang tersebut bisa kembali. Namun dari situ ia menjadi bersemangat karena harus mengembalikan uang tersebut, tidak ada pilihan untuk mundur dari kondisi tersebut.
Meskipun begitu, ternyata Hendy dulunya juga sempat tidak direstui oleh kedua orang tuanya untuk membuat bisnis ini. Sebab, orang tuanya ingin ia menamatkan studi dan bisa bekerja selepas dari sana. Namun, tekadnya sudah bulat. Ia ingin membuat bisnis sendiri dan harus berjuang untuk mempelajari dunia bisnis.

2. Mengangkat makanan kebab pertama kali di Indonesia

Sembari menjalankan hobi traveling-nya, ketika Hendy mengunjungi sang ayah di Qatar, ia menemukan kebab untuk pertama kalinya. Hal tersebut menjadi inspirasinya untuk membuka bisnis kuliner di Surabaya.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui, kebab merupakan makanan khas dari Timur Tengah yang kini sudah diadaptasi dengan lidah kebanyakan masyarakat di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, kebab ini memiliki varian isi dan juga kulitnya, lho.
Hal tersebut mendapat respons baik dari masyarakat, terbukti dari bertambahnya gerai yang dimilikinya. Semula ia hanya memiliki dua gerobak saja, kini ia bisa memasarkan hingga ke seluruh dunia.

3. Belajar bisnis secara otodidak

Sebagai seorang yang pernah duduk di bangku kuliah jurusan teknik informatika, tentu belum mengetahui hal-hal yang berbau dengan dunia bisnis. Ditambah lagi ia memutuskan untuk keluar di tengah jalan, ia mempelajari semua keperluan bisnis kulinernya ini sembari mempraktikkannya.
Di era tahun 2003 tidak ada mentor yang bisa mengajarinya karena peluang bisnis memang masih sangat kecil saat itu. Ia menjalankan prinsip untuk bisa bertahan hidup sekaligus makan. Ditambah lagi hobinya yang suka dengan makanan dan jalan-jalan, membuatnya bisa menjalankan pekerjaan ini sebagai hobinya.
ADVERTISEMENT
Sistem pemasaran zaman dulu pun masih sangat manual, ia sering membuat salam tempel di radio yang sebenarnya mempromosikan produknya. Ditambah lagi ia membuat selebaran hitam putih yang disebarkan, alias melakukan promosi secara tradisional.

4. Sempat merugi Rp 14 miliar

Sejak Hendy berusia 20 tahun, ia memutuskan untuk menikah bersama dengan Nilam Sari dan membesarkan bisnis kuliner ini. Namun, bukan berbisnis rasanya jika tidak merugi. Setelah kurang lebih membesarkan bisnis selama 6 tahun, bisnis ini harus menanggung utang yang tidak kira-kira. Jumlahnya sebanyak Rp 14 miliar yang harus dilunasi.
Saat itu, Kebab Baba Rafi juga terkendala dengan investasi lain yang ujungnya hanya bertemu dengan kegagalan. Mereka tidak patah semangat, mereka berdua memperbaiki sistem manajemen yang ada di dalam bisnis tersebut.
ADVERTISEMENT
Setelah bertahan dan berjuang, mereka sudah mulai bisa bangkit kembali dan utangnya bisa terbayar. Dari sana mereka banyak belajar dengan mengikuti semua proses dengan baik, ditambah lagi pengalaman ini menjadi pelajaran tersendiri dalam perjuangannya mendirikan Kebab Baba Rafi.
Ilustrasi perjalanan Kebab Baba Rafi. Foto: Website Kebab Turki Baba Rafi

5. Kini buka cabang di 9 negara dengan 1.300 gerai

Setelah 17 tahun berjalan, kini Kebab Baba Rafi mulai menunjukkan hasil yang baik. Mereka sudah bisa menghasilkan Rp 150 triliun setiap tahunnya, dari modal awal Rp 4 juta. Bisa dibayangkan keuntungan yang berkali-kali lipat, bukan?
Nilam dan Hendy juga memasarkan produk ini ke luar negeri, mulai dari Malaysia, Filipina, China, Brunei, Belanda, dan yang baru saja dibuka adalah India. Hal ini didapatkannya dari semua jerih payah untuk bisa membuat bisnis kuliner Kebab Baba Rafi menjadi sebuah produk yang bisa dijadikan franchise.
ADVERTISEMENT
Menarik juga, ya, tidak perlu waktu yang lama untuk bisa membuat bisnis ini bisa menghasilkan omzet triliunan. Kalau kamu bagaimana? Sudah ada rencana membuat bisnis kuliner apa?