news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Fakta Pendiri Pecel Lele Lela yang Pernah di-PHK hingga Miliki Omzet Rp 8,2 M

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
26 Maret 2020 21:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi poster Pecel Lele Lela. Foto: Facebook Pecel Lele Lela
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi poster Pecel Lele Lela. Foto: Facebook Pecel Lele Lela
ADVERTISEMENT
Setiap keputusan pasti memiliki risiko untuk ditanggung. Seperti yang dijalani oleh Rangga Umara di tahun 2006. Kala itu, ia harus berjuang untuk tetap menghidupi anak dan keluarganya di tengah bencana PHK yang dialaminya.
ADVERTISEMENT
Ia merupakan lulusan manajemen informatika yang sempat bekerja di salah satu perusahaan di Bekasi. Namun ia memilih jalan lain untuk bisa meraih kesuksesan. Seperti apa ya, kisah jatuh bangunnya dalam membangun bisnis kuliner Pecel Lele Lela yang bisa naik kelas menjadi sebuah restoran?
Ilustrasi warung pecel lele. Foto: shutterstock

1. Sempat di-PHK tahun 2006

Setelah lulus dari sebuah universitas di Bandung, ia melanjutkan karirnya menjadi seorang marketing communication sebuah perusahaan di Bekasi. Setelah sekian lama bekerja ia sempat di-PHK oleh perusahaan.
Lalu ia memutar otak untuk bisa tetap bertahan hidup. Kemudian Rangga mencari segala cara untuk bisa mengumpulkan modal bisnisnya ini. Mulai dari menjual ponsel, parfum, jam tangan, hingga alat getar perut. Hal tersebut dijalaninya hingga berhasil dapatkan modal Rp 3 juta untuk membangun bisnis kuliner ini.
ADVERTISEMENT

2. Menggandeng teman untuk meracik ramuan resep

Rumah Makan Pecel Lele Lela pertama kali buka di Pondok Bambu, Jakarta Timur tahun 2007 dengan kolaborasi resep dari kerabat Rangga. Hal tersebut ia putuskan karena merasa tidak memiliki keahlian dibidang memasak namun tetap suka makan.
Meskipun begitu, di awal berjualan ia sempat merasa kewalahan karena tempat yang sepi pengunjung membuatnya tidak bisa segera balik modal. Dengan uang sewa Rp 250 ribu per bulan, ia justru mendapat hasil penjualan yang selalu minus.
Namun ia tidak patah semangat, ia mencoba mencari lokasi lain yang lebih ramai. Akhirnya Pondok Kelapa menjadi tempatnya mengadu nasib. Meskipun harus berbagi tempat dengan sang pemilik asli, dengan biaya sewa yang dibagi dua. Dari situ usahanya mulai menunjukkan hasil yang positif.
ADVERTISEMENT

3. Mengangkat ikan lele menjadi naik kelas

Rangga Umara mengakui bahwa lele merupakan makanan favoritnya semasa kuliah. Ia rajin mencari warung pecel lele yang enak. Namun dari pencariannya, barulah muncul ide untuk mengangkat sajian lele menjadi suatu bisnis kuliner tersendiri.
Meskipun di awal ia merasa bahwa pembeli banyak yang memesan ayam dibandingkan lele. Dari situ ia tahu bahwa menu lele harus lebih dipromosikan. Respons positif mulai muncul di bulan ke-3 dengan peningkatan Rp 3 juta per bulan.

4. Miliki omzet Rp 3,2 miliar per bulan

Setelah bisa menyediakan 3 menu yang beragam, lele goreng tepung, lele fillet kremes, dan lele saus padang; ia sudah bisa menjadikan bisnis kulinernya menjadi suatu produk walaraba. Sejak tahun 2009, ia sudah memasarkan produknya di 92 cabang lainnya.
ADVERTISEMENT
Berkat kesabaran dan kegigihannya, ia berhasil mendapatkan omzet Rp 8,2 miliar per bulannya. Menurutnya, kunci dari keberhasilannya adalah optimisme, ia selalu berpikiran untuk mengawali sesuatu dengan akhir yang baik.

5. Bagikan kisah bisnis di buku ‘Dream Book’

Setelah berhasil memasarkan produknya ke seluruh penjuru Indonesia, ia bisa menuliskan kisah kesuksesannya dalam buku 'Dream Book'. Di sana memuat konsep, target, dan segala mimpi Rangga yang berhubungan dengan dunia bisnis.
Hasil lainnya adalah ia juga berhasil mendapatkan penghargaan dari menteri UMKM dalam kategori Indonesian Small and Medium Business Entrepeneur Award (ISMBEA) di tahun 2010.
Semoga kamu bisa memaknai kisah inspiratif milik Rangga Umara ini, ya. Supaya ke depannya banyak pelaku usaha di bidang kuliner.
ADVERTISEMENT