Konten dari Pengguna

5 Fakta Penjual Lapis yang Untung Rp 42 Miliar, Dulunya Sempat Gadai Motor

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
6 April 2020 10:39 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Lapis Bogor Sangkuriang. Foto: Website resmi Lapis Bogor Sangkuriang
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Lapis Bogor Sangkuriang. Foto: Website resmi Lapis Bogor Sangkuriang
ADVERTISEMENT
Setiap orang yang pernah pergi ke Bogor pasti pernah tahu produk talas lapis yang satu ini. Roti yang identik dengan teksturnya yang lembut berwarna ungu dan bertabur keju di atasnya.
ADVERTISEMENT
Ternyata perintis oleh-oleh khas Bogor ini adalah pasangan suami istri yang baru mencoba peruntungan di bisnis kuliner, Riska Romadhona dan Nugroho Jati. Mereka berjuang sekuat tenaga dengan peruntungan bisnis yang baru meskipun harus rela keluar dari pekerjaannya yang lama.
Seperti apa ya perjalanan mereka dan kisah suka duka yang sudah dilalui bersama?

1. Dulu sempat berjualan bakso keliling

Ilustrasi jualan dari gerobak. Foto: shutterstock
Sebelum berhasil dengan talas lapis Sangkuriang ini, mereka berdua ternyata mencoba untuk berjualan bakso dengan gerobak keliling. Hal tersebut dijalaninya selama kurang lebih 3 tahun lamanya.
Namun lama-kelamaan mereka tidak bisa mengelola dengan baik karena sepinya pengunjung. Lalu di tahun terakhir, mereka harus melepaskan bisnis kulinernya ini. Di sisi lain, mereka juga harus merelakan mobil, motor, serta membuat tunggakan pembayaran angsuran rumah.
ADVERTISEMENT
Namun mereka tidak patah semangat, setelah itu mereka kembali memutar otak untuk bisa mendapatkan inspirasi bisnis yang baru. Tinggal di kota wiata mereka pun memilih untuk berbisnis camilan buat oleh-oleh.

2. Inspirasi kue lapis dari Jawa Timur

Benar saja, inspirasinya membuat camilan bisa tercapai. Dengan mengambil bahan yang mudah ditemukan di Bogor, mereka meminang talas untuk menjadi bahan dasar.
Lapis ini juga terinspirasi dari oleh-oleh yang sudah banyak ditemukan di Jawa Timur. Kebetulan pasangan ini dulunya lulusan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang juga bertempat di kota wisata. Riska terinspirasi dengan lapis Surabaya, dan mempraktikkan resep dari sang bunda.

3. Merancang pelistrikan untuk pabrik baru

Bermodal mixer dari mertua dan resep dari ibunda, Riska yang mengaku tidak bisa memasak harus memulai semuanya dari 0. Ia tetap mau berusaha untuk bisa menemukan adonan yang pas untuk bisnis kuliner lapis talas ini.
ADVERTISEMENT
Dengan modal awal Rp 500 ribu, ia mencoba mengenalkan produk baru ini ke tetangga dan teman terdekat. Ia juga sempat menawarkan kuenya untuk oleh-oleh di instansi pemerintah.
Ia benar-benar pemula kala itu, ia sering mengikuti pameran dan pelatihan di hotel dan kedinasan untuk memperbaiki produknya.
Kini ia memiliki gerai dan tempat produksi tersendiri. Lulusan electrical engineering ini juga mendesain pelistrikan untuk pabriknya sendiri. Ia membenahi organisasi yang dipimpinnya dan membuat SOP untuk pabriknya sendiri. Bahkan ia juga merancang software untuk para pelanggannya untuk mendapatkan testimoni dan evaluasi jika ada.

4. Miliki omzet Rp 42 miliar setiap bulannya

Berkat kegigihannya, ia bisa menyaingi 8 kompetitor lain di bidang lapis talas ini. Tak tanggung-tanggung, ia juga miliki karyawan yang diberdayakan dari tetangga-tetangganya sendiri, lho.
ADVERTISEMENT
Ia membantu perekonomian orang di sekitar dengan merekrut 114 di awal, dengan menerapkan sistem efisiensi di setiap bagian.
Kini ia berhasil dapatkan omzet lebih dari Rp 42 miliar setiap bulannya dengan produksi 4.300 kotak per harinya. Bukan angka yang sedikit, ya?

5. Dapatkan penghargaan kewirausahaan

Setelah menjalani naik turun bisnis kuliner sejak awal merintis, Riska Romadhoni berhasil mendapatkan penghargaan. Ia menjadi juara I lomba Wanita Wirausaha Mandiri yang diselenggarakan Femina di tahun 2013.
Hal tersebut berkat semua jerih payahnya dalam merintis, mengatur, hingga memproduksi kualitas lapis talas yang berkualitas. Di sisi lain, produknya juga sudah memiliki sertifikat halal dan P-IRT (Produksi Pangan Industri Rumahan).
Setelah mengetahui kisah inspiratif dan perjuangannya, apakah kamu masih ragu untuk meniru kisah inspiratif pasangan suami istri ini?
ADVERTISEMENT