news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Fakta Unik Radja Cendol, Pendirinya Pernah Jadi Kuli Pasir

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
11 Maret 2020 17:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Danu Sofwan, founder Randol. Foto: website raja cendol
zoom-in-whitePerbesar
Danu Sofwan, founder Randol. Foto: website raja cendol
ADVERTISEMENT
Danu Sofwan (32) memulai bisnis dari hal yang tidak mengenakkan menurut sebagian orang. Bagaimana tidak, pernah merugi akibat ditipu hingga tidak mendapat kepercayaan akan bisnis yang hendak dirintisnya, sudah menjadi makanan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Namun berkat keuletan dan kegigihannya, ia berhasil memberikan warna dan inovasi pada minuman cendol yang biasanya disajikan dengan santan ini. Cendol susu berhasil membawanya berada di titik ini sejak 2014.
Nah, berikut adalah 5 fakta unik soal Radja Cendol

1. Pemiliknya pernah jadi kuli pasir

Setelah ditinggal ayahnya di tahun 2008, semua cara untuk bertahan hidup menjadi seorang tulang punggung keluarga pun sudah dilewatinya. Mulai dari menjadi supir, ditipu saat akan berbisnis sepatu, hingga kuli pasir dijalaninya.
Hingga pada satu titik ia berhasil mempresentasikan produknya dihadapan temannya dan membuka outletnya di Pondok Kelapa, (23/06) tahun 2014 silam. Kemudian hanya dalam kurun waktu 2 tahun, ia sudah memiliki lebih dari 700 outlet dan omzet Rp 3,5 milyar.
ADVERTISEMENT

2. Inspirasi resep cendol didapatkan dari 3 kota besar di Indonesia

Saat ia menjalani kegiatan backpaker-an, di Banyumas ia menemukan sebuah daerah yang menyajikan aneka jenis cendol. Dari sana ia mendapat inspirasi untuk membuat variasi jenis cendol supaya lebih kekinian dan disukai anak muda.
Kemudian ia melanjutkan perjalanannya ke Pekalongan hingga Lampung. Dari sana ia mulai membuat ide bagaimana cendol akan dikemas tanpa menggunakan santan hingga cendol berbentuk seperti bobba. Bahkan saat proses pencobaan, ia sampai mabuk susu, lho, karena saking seringnya mencoba.
Ilustrasi backpacker. Foto: shutterstock
Ia juga belajar proses pengkodingan, pembuatan website, hingga mencari sistem cashflow. Hal tersebut bukan menjadi keterbatasan baginya untuk mengembangkan produk Randol ini.

3. Memiliki cabang lebih dari 700 outlet di seluruh Indonesia

Dalam kurun waktu 2 tahun pertama, Randol sudah memiliki cabang di 700 tempat di seluruh Indonesia. Mulai dari Pulau Sumatera hingga Ambon pun sudah banyak yang membuka franchise cendol ini.
Ilustrasi persebaran outlet Randol. Foto: website radja cendol
Begitu pula yang terjadi di Batam, Pangkal Pinang, di pulau Kalimantan, Sulawesi, Sumba, Flores, Bali, dan tentunya Jawa. Cara menyajikannya pun beragam, ada yang dengan cara tradisional yakni pikulan, hingga membuka gerai tetap.
ADVERTISEMENT

4. Menyajikan lebih dari 9 varian minuman

Di awal strateginya, Danu sudah menyiapkan varian baru setiap 3 bulan. Hal tersebut menjadi salah satu cara Randol supaya tetap banyak digemari masyarakat dan tetap mengikuti selera yang ada di masyarakat.
Hingga setelah 6 tahun berjalan, Randol menyajikan 9 menu minuman utama: original cendol, alpundol, si andol, si bondol, kejendol, si tondol, sundol boling, barbie doll, dan si queen doll.
Kemudian mereka juga memiliki variasi cendol tersendiri, yakni varian milkshake, durian, premium, hot series, the king series, hingga kreasi roti panggang. Pantas saja bisnis ini banyak digemari masyarakat, ya, karena menyajikan aneka varian cendol.

5. Berhasil mendapatkan aneka penghargaan

Danu Sofwan saat menerima penghargaan. Foto: website raja cendol
Penghargaan yang berhasil didapatkan dari Randol yakni Indonesia Innovative Quality Award (IQA) kategori: The best innovative traditional drinks tahun 2015. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Direktur Kementerian Koperasi dan UMKM dan ketua umum Indonesia Achievement Foundation.
ADVERTISEMENT
Penghargaan berikutnya, Randol berhasil mendapatkan “Markeeters Youth of The Year 2016” yang diberikan di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan. Penghargaan ini membuktikan banyak orang di usia produktif mampu menggunakan tingkat kreatif dan menerapkannya dalam bisnis mereka.
Sangat menginspirasi, bukan? Apakah kamu berani berkreasi dan menjadi seorang pengusaha seperti bisnis Radja Cendol ini?