5 Fakta Unik Soal Ayam Goreng Berkah Rachmat yang Omzetnya Rp 25 Juta per Hari

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
18 Maret 2020 22:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berjualan di gerobak. Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berjualan di gerobak. Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang awam, kamu pasti terheran-heran bagaimana seseorang bisa meraup untung hingga puluhan juta setiap harinya. Sama seperti yang dijalani oleh Alm. Rachmat yang mengawali bisnis ayam goreng yang terkenal endul itu bisa bertahan dan viral hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Kira-kira sulit tidak, ya, membangun bisnis dari nol, dan bagaimana caranya mereka berusaha untuk bisa mendapatkan pelanggan tetap hingga saat ini?
Yuk, simak resep kesuksesan dari Ayam Goreng Berkah Rachmat yang melegenda ini.
Ilustrasi ayam goreng. Foto: Toshiko/kumparan

1. Berdiri sejak 1963

Semula Alm. Rachmat pergi kemana-mana membawa dorongan gerobaknya dan berharap tiga potong ayamnya bisa terjual habis. Berkeliling sekitar Senopati-Blok M dalam kondisi hujan dan panas tidak mematahkan semangatnya.
Hingga kini ia berhasil membuat rumah makan miliknya menjadi disukai oleh banyak orang. Adapun pasar yang menjadi sasaran rumah makan ini adalah keluarga dan juga para pekerja kantoran. Kamu bisa merekomendasikan ini kepada teman kantormu, lho.

2. Kini dikelola generasi ketiga

Setelah 1968 memiliki tempat untuk berjualan, kini Ayam Goreng Berkah Rachmat sudah dipegang oleh sang Cucu, Febri Setiawan. Meskipun begitu, rumah makan ini sempat berpindah ke Taman Sepeda Melawai.
ADVERTISEMENT
Mereka menjaga kualitas dari ayam goreng yang dijajakan kepada para pengunjung. Jadi, kamu tetap bisa membayangkan menikmati cita rasa asli ayam goreng sejak tahun 1963.
Ilustrasi sajian ayam goreng. Foto: shutterstock

3. Pakai ayam goreng kampung

Menu andalan yang menjadi juara di Ayam Goreng Berkah ini adalah ayam goreng kampungnya yang terkenal gurih, ditambah bumbu yang meresap sempurna. Ayam gorengnya dijual per ekor, satu potong ayam utuh itu dibanderol dengan harga Rp 60-an ribu.
Kalau kamu merasa terlalu banyak porsinya, kamu bisa memesan setengah potong. Harga yang ditawarkan juga setengah dari porsi utuhnya. Kamu tertarik untuk mencobanya?

4. Menyajikan menu lain

Tidak hanya menjual ayam kampung goreng, kamu bisa memesan sayur hingga makanan ringan yang dijualkan. Ayam goreng dipadu dengan ati-ampela goreng, kol goreng, petai goreng, usus goreng, hingga sop ceker. Cukup variatif bukan?
ADVERTISEMENT
Tenang saja, mereka juga menggunakan ayam segar alias yang baru dipotong untuk disajikan di mejamu, kok.
Ilustrasi ayam goreng dan petai. Foto: shutterstock

5. Mendapatkan omzet Rp 25 juta per hari

Berkat kegigihan dan kerja keras dari keluarga Rachmat, rumah makan ini bisa mendapatkan keuntungan yang tidak main-main, lho. Rp 25 juta setiap harinya itu banyak, kan? Rumah makan ini sekarang menetap di Jalan Panglima Polin III nomor 13, Jakarta Selatan.
Kunci keberhasilan mereka adalah dengan kesabaran dan juga pintar memikat hati dari para pembeli. Susah-susah gampang untuk dijalani, ya?
Setelah menyimak 5 poin di atas, apakah kamu berniat untuk membuka bisnis kuliner ayam goreng di masa depan?