Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apa Itu Baju Sadariah? Ini Makna dan Jenis Baju Adat Betawi Lainnya
18 Januari 2023 12:35 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 7 Mei 2024 15:27 WIB
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Nah, kamu mungkin pernah mendengar baju sadariah. Yup, baju sadariah adalah pakaian adat salah satu wilayah di Indonesia. Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini.
Apa Itu Baju Sadariah?
Seperti yang sudah disebutkan di atas, baju adat adalah salah satu aspek penting dalam suatu budaya. Dalam budaya Betawi sendiri, baju adat dibagi menjadi 3 macam, yaitu baju adat yang biasa dipakai sehari-hari, pakaian resmi, dan pakaian pengantin.
Nah, baju sadariah masuk ke dalam baju biasa yang dipakai sehari-hari dalam budaya Betawi. Baju sadariah digunakan oleh pria. Baju ini sering digunakan dalam festival Abang None dan Pekan Raya Jakarta.
Baju sadariah mirip dengan baju koko yang berkerah Shanghai setinggi 3-4 cm. Baju ini dilengkapi celana komprang hitam dan sarung yang digulung dan diikatkan di pinggang dengan tali pinggang berwarna hijau.
ADVERTISEMENT
Kalau tidak punya celana komprang hitam, biasanya diganti celana batik yang panjangnya tanggung atau sampai mata kaki. Warna batik yang digunakan biasanya berwarna hitam, putih, dan cokelat.
Baju sadariah biasanya dilengkapi dengan kopiah berwarna merah. Namun, kopiah ini bukan item yang wajib.
Untuk kaum perempuan sendiri, baju adat untuk kegiatan sehari-harinya adalah baju kurung dengan motif terang. Baju tersebut dilengkapi dengan kain batik bermotif geometris sebagai bawahannya. Kemudian para perempuan mengenakan kerudung yang berwarna senada dengan baju.
Pakaian Adat Betawi Lainnya
Selain baju sadariah, masih banyak pakaian ada Betawi lainnya. Berikut beberapa di antaranya:
1. Baju Pangsi Betawi
Baju Pangsi adalah pakaian para pendekar Betawi. Pakaian ini terdiri dari Baju Tikim dan Celana Pangsi, setelan ini mendapatkan pengaruh dari budaya China.
ADVERTISEMENT
Baju Pangsi berciri khas kerah yang bulat seperti huruf O (O-neck). Bagian lengannya panjang dan ukurannya longgar. Dahulu, baju Pangsi dibuat tanpa kancing. Para pria Betawi mengenakan kaus putih polos sebagai dalaman.
Sedangkan Celana Pangsi adalah celana panjang yang longgar. Warna celananya disesuaikan dengan warna baju. Di bagian pinggang, tersemat ikat pinggang yang ukurannya lebih lebar daripada ikat pinggang biasa.
Sebagai pelengkap, kain sarung yang dilipat rapi disampirkan di leher. Fungsi sarung ini bermacam-macam, bisa untuk sajadah, sarung saat salat, hingga senjata saat duel.
2. Pakaian Ujung Serong
Selanjutnya pakaian adat Betawi yang dikhususkan untuk para bangsawan dan demang, yakni pakaian Ujung Serong yang umumnya hanya digunakan para pria.
Pakaian Ujung Serong sering digunakan Aparatur Sipil Negara (ASN) atau Pegawai Negeri Sipil (PNS) di kantor pemerintah. Pakaian ini juga dikenakan para wali atau tamu di acara pernikahan, peringatan hari besar, atau acara-acara resmi lainnya.
ADVERTISEMENT
Pakaian ini terdiri dari kemeja putih, jas tutup berwarna hitam atau gelap, dan celana pantalon berwarna senada dengan jas. Kemudian di pinggang dililitkan kain batik.
Alas kakinya adalah sepatu pantofel. Biasanya bangsawan juga menggunakan arloji emas dan peci untuk menambah kesan bangsawan.
Itulah beberapa baju adat khas Betawi. Yuk, lestarikan baju adat ini agar budaya Indonesia tetap terjaga.
(DEL)