Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Asal Kolintang, Alat Musik khas Minahasa Sulawesi Utara
23 Juli 2021 21:20 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sudahkah kamu tahu asal dari alat musik Kolintang? Sudah menjadi rahasia umum bahwa alat musik tradisional ini adalah salah satu warisan kebudayaan masyarakat Minahasa di Sulawesi Utara .
ADVERTISEMENT
Kolintang merupakan alat musik yang terbuat dari kayu. Dilansir melalui Kemendikbud, kayu yang digunakan merupakan kayu khusus yang ringan, namun padat. Kayu-kayu ini kemudian disusun di atas alas kayu sebagai resonator.
Alat musik tradisional khas Sulawesi Utara ini secara sekilas mirip dengan gambang yang merupakan alat musik Jawa. Kolintang sendiri dimainkan dengan cara dipukul dan kerap hadir dalam berbagai acara, seperti upacara adat, pertunjukan tari, pertunjukan musik, dan sebagainya.
Asal Kolintang
Asal kolintang yang terkenal ini dari daerah Minahasa di Sulawesi Utara. Fakta ini, merujuk jurnal Pelestarian Musik Kolintang di Desa Maumbi Kecamatan Kalawat karya Navaro Hendrik, Shirley Y.V.I. Goni, dan Hendrik W. Pongoh merupakan bagian budaya kesenian gong Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Gong ini telah dimainkan selama berabad-abad lamanya di Kepulauan Melayu Timur - Filipina, Indonesia Timur, Malaysia Timur, Brunei, dan Timor.
Perkembangan kolintang juga tak lepas dari masuknya pengaruh Hindu, Buddha, Islam, Kristen, dan Barat.
Dirangkum melalui jurnal Rancang Bangun Aplikasi Alat Musik Kolintang menggunakan Augmented Reality berbasis Android (2016) oleh Meylisa Rasjid, Rizal Sengkey, dan Stanley Karouw, pada awalnya kolintang merupakan alat musik yang terdiri atas beberapa potong kayu berjejer yang dimainkan dengan dipangku di kaki pemainnya yang duduk.
Lalu penggunaan peti resonator dimulai sejak Pangeran Diponegoro pergi ke Minahasa pada tahun 1830. Konon, ia bersama rombongannya juga memboyong gamelan dan gambang ke Minahasa.
Pemakaian kolintang tidak dapat dipisahkan dari kepecayaan tradisional rakyat Minahasa, sehingga sering digunakan dalam upacara ritual pemujaan arwah leluhur. Namun, saat agama Kristen masuk ke Minahasa, eksistensi kolintang menghilang selama kurang lebih 100 tahun lamanya.
ADVERTISEMENT
Kolintang kembali muncul setelah perang dunia kedua yang dipelopori oleh Nelwan Katuuk. Ia menyusun nada kolintang menurut susunan nada musik yang universal.
Nama kolintang sendiri berasal dari nada rendah yang berbunyi tong, nada tinggi yang berbunyi ting, dan nada biasa yang berbunyi tang. Nama alat musik ini juga diambil dari bahasa daerah mangemo kumolintang yang berarti mari lakukan tong ting tang. Nah, ajakan ini yang kemudian melahirkan istilah kolintang.
Jenis Kolintang
Kolintang terbagi atas sembilan jenis berdasarkan hasil suaranya, yakni:
Nah, itu tadi asal kolintang yang merupakan alat musik tradisional daerah Minahasa di Sulawesi Utara. Unik bukan?
ADVERTISEMENT
(SYA)