Konten dari Pengguna

Asal Mula Batik Gentongan, Proses Pembuatan dan Motifnya

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
22 Februari 2023 9:47 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Asal mula Batik Gentongan adalah dari Madura. Batik ini menjadi salah satu batik yang mahal di pasaran.
ADVERTISEMENT
Harga selembar kain batik gentongan yang halus bisa mencapai 3,5 juta rupiah. Harga tersebut tergantung tingkat kesulitan desain dan lamanya proses pembuatan batik ini.
Meski mahal, batik ini masih sangat diminati kolektor. Untuk tahu alasannya, kamu bisa simak sejarah lahirnya batik gentongan di bawah ini.

Asal Mula Batik Gentongan

Foto: Pixabay
Gentongan merupakan batik khas Tanjung Bumi dan hanya diproduksi di Tanjung Bumi, Bangkalan, Madura. Di Tanjung Bumi, terdapat desa Paseseh, desa Tanjungbumi dan desa Bandangdaja yang membuat batik gentongan.
Menurut Adi Kusrianto dalam buku Batik: Filosofi, Motif & Kegunaan, batik gentongan berawal dari masyarakat Tanjung Bumi di awal abad ke 19 yang pulang dari berdagang ternak di Kalimantan.
Di perjalanan, mereka terserang badai sehingga terdampar di Pekalongan. Namun, di Pekalongan mereka membeli kain batik, peralatan membatik dan bahan-bahan pewarna.
ADVERTISEMENT
Masyarakat Paseseh sendiri sudah mahir membatik sejak abad ke-17. Mereka menguasai teknik pewarnaan menggunakan pewarna nabati yang dicelupkan ke dalam gentongan batu. Dari proses itulah, nama batik gentongan lahir.

Proses Pembuatan Batik Gentongan

Foto: Batik
Proses pembuatan batik gentongan memakan waktu yang sangat lama. Batik gentongan dikerjakan paling cepat 1 tahun.
Proses pembuatan ini meliputi perendalam dalam gentong selama 6 bulan. Kemudian digambar dan direndam lagi selama 3 sampai 4 bulan.
Dari keseluruhan proses tersebut, pewarnaan menggunakan gentong batu adalah proses yang paling penting sekaligus paling sulit.
Dibutuhkan keahlian khusus untuk meramu bahan-bahan pewarna alami untuk menciptakan warna. Proses pewarnaan memang tidak boleh menggunakan bahan pewarna kimia atau buatan.
ADVERTISEMENT
Pembatik harus menggunakan pewarna dari bahan alami, seperti kulit mengkudu, kulit buah jalawe, kayu jambal mahoni, kayu jirek, kayu tingi dan lain sebagainya.
Makanya, begitu jadi, batik gentongan akan memiliki warna yang sangat cerah. Warna tersebut menjadi salah satu ciri khas batik gentongan.
Proses batik gentongan juga sarat dengan mitos. Sebelum melakukan perendaman dalam gentong batu, masyarakat setempat harus mengadakan ritual kecil terlebih dahulu, di antaranya adalah berpuasa supaya proses pewarnaan berhasil.
Jika ada warga setempat yang meninggal, maka proses pewarnaan harus dihentikan selama satu minggu.

Motif Batik Gentongan

Foto: Unsplash
Motif yang terkenal dari batik gentongan adalah motif Tong Centong. Motif ini diciptakan pada tahun 1950-an. Tong Centong sendiri berarti alat penyendok nasi.
ADVERTISEMENT
Batik gentongan bermotif Tong Centong biasanya dijadikan pemberian mempelai pria kepada mempelai wanita. Batik ini menjadi simbol jaminan kehidupan untuk istri dan keluarga saat mereka nanti menjalani kehidupan rumah tangga.
Selain itu, batik gentongan memiliki 50 motif khas lainnya. Motif-motif tersebut menggambarkan karakter demografis, adat istiadat, dan tradisi masyarakat setempat.
Berikut beberapa motif yang juga kerap dijumpai
Itulah informasi seputar batik gentongan khas Tanjung Bumi. Semoga bermanfaat, ya!
(DEL)