Bermula dari Hobi, Perempuan Ini Sukses Jualan Mentai Shirataki Beromzet Rp 1 M

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
20 April 2020 21:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi wanita memakan mi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita memakan mi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Zaman sekarang, hobi bisa menjadi suatu hal yang menghasilkan, bahkan dalam jangka panjang. Sama halnya dengan Fitria Anindita Putri yang bisa menghasilkan uang dari hobi yang digelutinya.
ADVERTISEMENT
Ia berhasil mengembangkan menu salmon kani mentai shirataki yang hanya bermodal Rp 500 ribu di awal. Sejak kecil, wanita ini memang memiliki cita-cita untuk jadi pengusaha restoran. Seperti apa kisah perjuangan bisnis kulinernya selama ini?
Ilustrasi belajar. Foto: shutterstock
Setelah memantapkan mimpi utamanya, ia memilih untuk melanjutkan studi di jurusan Manajemen Perhotelan Sekolah Tinggi Pariwisata Pelita Harapan. Setelah lulus, ia mencoba usaha kecil-kecilan dengan membuat hidangan penutup alias dessert.
Di tahun 2011, ia menjual makanan tersebut melalui media sosial, dan cara lama yakni dengan mulut ke mulut. Namun, dessert buatannya kala itu memang tidak banyak disukai. Terlihat dari tipikal para pembeli yang tidak kembali memesan.
Dari situ ia memutuskan untuk ikut kursus singkat ala Jepang karena selama ini Anind melihat bahwa kebanyakan hidangan dessert itu hanya mengarah seperti ala Prancis saja. Setelah itu, ia mengajar kelas memasak di perusahaan daerah Jakarta.
ADVERTISEMENT
Karena kondisi yang tidak memungkinkan, Anind menjadi seorang pekerja paruh waktu di perusahaan franchise Amerika Serikat tersebut. Namun sejak saat itu, ia justru mendapatkan inspirasi bisnisnya, lho. Ia mulai mendirikan bisnis kuliner varian mi atau shirataki.
Semua bermula ketika Anind membuat salmon mentai shirataki untuk suaminya. Sang suami berkata bahwa makanannya enak, dari sana ia mulai memasarkan makanan itu melalui media sosial.
Berkat kesabaran dan keuletannya, ia mulai mendapat pesanan atas masakannya tadi. Setelah banjir pesanan menghampirinya, ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan paruh waktunya dan memulai bisnisnya ini di tahun 2017.
Ia mulai berfokus dengan pembelian bahan baku dan mencoba peruntungan bisnis kuliner makanan khas Jepang tersebut. Berkat teknologi yang semakin maju, ia juga mendaftarkan diri sebagai salah satu mitra ojek online.
ADVERTISEMENT
Permintaan orderan pun melonjak drastis, bahkan setiap hari ia bisa membuat 500 loyang. Bisa dibayangkan dengan harga mulai dari Rp 47-85 ribu, keuntungan yang bisa dicapainya sekitar Rp 1 miliar setiap bulannya.
Ilustrasi memasak. Foto: Shutterstock
Pesanan yang menghampirinya setiap bulan biasanya hadir dari Jakarta dan Tangerang. Namun seiring berjalannya waktu, Anind berusaha membuka cabang untuk bisnis kulinernya. Hal tersebut masih harus dipikirkannya kembali karena hanya mengirimkan dari daerah Duren Sawit, Jakarta Timur; tempat ia tinggal.
Padahal jika dilihat dari masa berlaku masakannya, waktu terbaik untuk mengonsumsi adalah 3 jam setelah selesai dibuat. Selebihnya, harus segera masuk ke kulkas.
Selama ini, ia mengambil bahan baku dari Yogyakarta untuk meminimalisir pengeluaran bulanannya karena harganya dikenal lebih murah. Anind juga hanya memiliki empat karyawan yang membantunya dalam keseharian menyiapkan pesanan.
ADVERTISEMENT
Kadang jika pesanan sedang melonjak, sang suami masih harus izin bekerja untuk membantunya di rumah. Setelah 3 tahun berjalan, ia bisa mencapai prestasi dengan menyabet Juara Partner Go-Food Inovasi terbaik di tahun 2019 lalu.
Kalau tak dimulai dari hobi memasak, kira-kira Anind bisa enggak ya, bikin bisnis kuliner ini? Kalau kamu bagaimana? Apakah ingin bercita-cita sebagai pengusaha kuliner juga?