Konten dari Pengguna

Budaya Bali, Perpaduan Harmonis antara Manusia, Alam, dan Spiritualisme

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
6 Juli 2021 5:28 WIB
·
waktu baca 1 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi budaya Bali sebagai perpaduan yang menciptakan harmonisme. Sumber: tawatchai07/freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi budaya Bali sebagai perpaduan yang menciptakan harmonisme. Sumber: tawatchai07/freepik
ADVERTISEMENT
Budaya Bali merupakan identitas masyarakat Bali yang mencakup norma, nilai, aturan, dan adat istiadat yang masih lestari hingga saat ini. Hal ini dibuktikan dengan berbedanya budaya yang ada di Bali dengan budaya di belahan bumi Indonesia lain.
ADVERTISEMENT
Melalui makalah berjudul Kebudayaan Bali (2014) milik DR. I.B.G. Pujaastawa,M.A., budaya di Bali adalah wujud ekspresi dari interaksi masyarakat dengan lingkungan sekitarnya, yang dibedakan atas dua macam berdasarkan kosmologi orang Bali, yaitu:

Konsep Tri Hita Karana dalam Budaya Bali

Ilustrasi budaya Bali yang tercermin pada masyarakatnya. Foto: Artem Beliaikin/pexels
Dalam Kebudayaan Bali (2014) juga dituliskan bahwa untuk menjaga hubungan dengan lingkungan sekala dan niskala, masyarakat Bali berpegang pada konsep Tri Hita Karana yang berarti tiga penyebab kesejahteraan.
ADVERTISEMENT
Konsep Tri Hita Karana sendiri terdiri dari tiga aspek yakni:
1. Aspek Parhyangan
Aspek parhyangan merupakan ekspresi hubungan masyarakat Bali dengan lingkungan spriritual yang berakulturasi dengan ajaran Hindu. Orang Bali yang mayoritas beragama Hindu menyebut nama Tuhan sebagai Hyang Widhi Wasa.
Dalam praktiknya, Bali terkenal akan pemujaan terhadap dewa-dewa seperti Brahma, Wisnu, dan Siwa. Dewa-dewa ini sejatinya juga merupakan wujud pemujaan terhadap Hyang Widhi Wasa sebagai pencipta, pemelihara, dan pelebur.
2. Aspek Pawongan
Aspek pawongan menitik beratkan hubungan manusia dengan manusia lainnya yang tak bisa dilepaskan dengan kodrat seorang anak manusia, yang merupakan makhluk sosial. Dalam hal ini contohnya ada pada sebuah ungkapan, yakni angawe sukaning wong lian yang mengajarkan masyarakat Bali untuk berbuat kebahagian untuk orang lain.
ADVERTISEMENT
Budaya Bali yang dijiwai agama Hindu juga memegang konsep Tat Twam Asi yang bermakna sebagai cinta kasih serta solidaritas dalam menciptakan hubungan harmonis antar sesama umat manusia. Lalu ada pula konsep ahimsa yang berisi seruan untuk tidak melakukan tindak kekerasan kepada manusia.
3. Aspek Palemahan
Aspek palemahan adalah ekspresi hubungan manusia dengan lingkungan fisik. Lingkungan fisik di sini ialah alam. Masyarakat Bali senantiasa menjaga hubungan yang harmonis dengan semesta alam dengan tidak melakukan eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan demi menjaga kelestariannya.
Di Bali, hubungan ini dijaga dengan Sukerta Tata Palemahan yang berfungsi sebagai mekanisme kontrol atas pemanfaatan sumber daya alam yang mencerminkan kearifan ekologi. Ketiga aspek dalam konsep Tri Hita Kirana ini berkesinambungan dan akan selalu dijumpai di setiap aspek kehidupan masyarakat Bali.
ADVERTISEMENT
Nah, itu dia tadi informasi menegenai budaya Bali yang telah disimak. Sangat unik dan khas sekali bukan?
(SYA)