Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Cerita Rakyat: Kisah Pilu Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso, dan Candi Prambanan
24 Januari 2021 17:07 WIB
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi kamu yang bepergian ke Klaten, pasti tak asing dengan Candi Prambanan . Ya, candi yang menjadi salah satu ikon wisata Jawa Tengah ini selalu banyak dikunjungi wisatawan setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Tak hanya karena bangunannya yang indah dan megah, Candi Prambanan juga menyimpan cerita rakyat menarik di baliknya. Hal ini jugalah yang membuat orang banyak tertarik ke destinasi wisata ini.
Lalu, kisah apa di balik berdirinya Candi Prambanan?
Jadi begini, zaman dahulu, terdapat sebuah kerajaan bernama Prambanan. Rakyatnya hidup tenteram dan damai.
Namun, Kerajaan Prambanan kemudian menjadi terusik, karena para tentaranya tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, Kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging yang dipimpin oleh Bandung Bondowoso.
Bandung Bondowoso dikenal sebagai pemimpin yang suka memerintah dengan kejam dan memiliki pasukan in. Ia berkata bahwa siapa pun yang tidak menuruti perintahnya akan dihukum berat.
Tak lama setelah berkuasa di Kerajaan Prambanan, Bandung Bondowoso tertarik dengan Roro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita.
ADVERTISEMENT
"Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku," ujar Bandung Bondowoso.
Keesokan harinya, Bandung Bondowoso mendekati Roro Jonggrang dan bertanta apakan ia mau menjadi permaisuri. Mendengar pertanyaan tersebut, Roro Jonggrang tersentak dan merasa Bandung Bondowoso lancang.
"Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku tapi langsung menginginkanku menjadi permaisurinya. Apa yang harus aku lakukan?," batin Roro Jonggrang.
Hal ini bukan tanpa sebab, karena jika Roro Jonggrang menolak, Bandung Bondowoso akan marah dan membahayakan keluarganya, serta rakyat Prambanan. Namun, ia juga tidak bisa mengiyakan, karena Roro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.
Akhirnya Roro Jonggrang mendapatkan ide agar tidak menjadi permaisuri Bandung Bondowoso. Ia meminta syarat kepada Bandung Bondowoso sebelum mempersuntingnya.
ADVERTISEMENT
"Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah atau istana yang megah? tanya Bandung Bondowoso.
"Bukan itu tuanku. Saya ingin minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah," kata Roro Jonggrang.
"Seribu buah?," teriak Bandung Bondowoso.
"Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam," ujar Roro Jonggrang.
Mendengar syarat Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso hanya bisa menatapnya dengan bibit bergetar menahan amarah. Ia lalu berpikir bagaimana caranya membuat seribu candi.
Kemudian, ia bertanya kepada penasihatnya cara membuat seribu candi dalam semalam. Sang penasihat mengusulkan untuk meminta bantuan jin.
Bandung Bondowoso akhirnya menyetujui usulan tersebut dan menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan peralatan. Setelah perlengkapan siap, Bandung Bondowoso berdiri di depan altar baru dan kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar.
ADVERTISEMENT
"Pasukan jin, bantulah aku," teriak Bandung Bondowoso.
Tak lama kemudian langit menjadi gelap dan angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerubungi Bandung Bondowoso.
"Apa yang harus kami lakukan tuan?," tanya pemimpin jin.
"Bantu aku membangun seribu candi," jawab Bandung Bondowoso.
Setelah mendengar permintaan Bandung Bondowoso, para jin bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat, bangunan candi sudah tersusun rapi hampir mencapai seribu buah.
Roro Jonggrang yang diam-diam mengamati pembangunan candi itu dari kejauhan merasa cemas. Ia mencari akal agar usaha Bandung Bondowoso yang dibantu para jin tidak berhasil.
Lalu, Roro Jonggrang menyuruh para dayang kerajaan mengumpulkan jeram dan membakarnya. Sedangkan sebagian dayang lainnya disuruh menumbuk lesung.
ADVERTISEMENT
"Dung...dung...dung". Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.
Pasukan jin kemudian mengira bahwa fajar sudah menyingsing. Mereka lalu segera pergi sebelum tubuhnya dihanguskan oleh matahari dan berhamburan meninggalkan tempat itu.
Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Roro Jonggrang ke tempat candi. "Ini candi yang kau minta sudah berdiri," kata Bandung Bondowoso.
Roro Jonggrang lalu menghitung jumlah candi itu dan ternyata jumlahnya hanya 999 buah. "Jumlahnya kurang satu. Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan," seru Roro Jonggrang.
Melihat hal itu, Bandung Bondowoso terkejut. Ia kemudian merasa murka.
"Tidak mungkin!," kata Bandung Bondowoso sambil menatap tajam pada Roro Jonggrang.
"Kalau begitu kau saja yang melengkapinya," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Ajaibnya, Roro Jonggrang kemudian langsung berubah menjadi patung batu. Hingga saat ini, candi-candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah Candi Prambanan, Jawa Tengah, dan disebut sebagai Candi Roro Jonggrang.