Konten dari Pengguna

Dulu Usaha Properti, Kini Jualan Keripik Singkong Omzetnya Rp 240 Juta per Bulan

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
21 Maret 2020 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Keripik Karuhun. Foto: Pinterest Keripik Karuhun
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Keripik Karuhun. Foto: Pinterest Keripik Karuhun
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Siapa tak tahu Keripik Karuhun? Keripik singkong yang unik dan super pedas ini ternyata memiliki kisah panjang di baliknya.
ADVERTISEMENT
Sang pemilik, Yana Hawi Arifin mencoba membuat inovasi bisnis kuliner terbaru mengenai keripik singkong yang berbeda dari produk lainnya.
Berkat kegigihannya, ia berhasil menjual 20.000 bungkus keripik setiap harinya. Belum lagi, ada produk baru yang juga mirip dengan Keripik Karuhun.
Seperti apa ya, perjalanan kisahnya hingga bisa sukses sampai sekarang?
Semula Yana adalah seorang pengusaha properti bisnis yang sudah bergelimang harta tahun 1994. Namun ia mengalami musibah penurunan omzet dengan drastis, dan disusul kebangkrutan usahanya yang harus tutup ketika krisis moneter tahun 1998.
Di tengah kegagalannya, ia mencoba mengikhlaskan bisnis propertinya yang sudah menjadi mata pencaharian utama. Kemudian ia mencari cara untuk bisa bangkit kembali membangun bisnis yang lain.
ADVERTISEMENT
Sang keponakan pun mengusulkan kepadanya untuk berjualan keripik. Yana mencoba melihat peluang tersebut. Ia merasa sangat banyak keripik singkong yang sudah dipasarkan, kemudian ia mencari ide untuk mendapatkan sesuatu yang bisa memikat pasar dengan produknya.
Setelah sekian lama, ia memutuskan untuk memberikan aroma jeruk kepada bumbu keripik tersebut. Ditambah rasanya yang pedas dan gurih, pasti banyak orang yang suka; pikirnya.
Awalnya, ia mengaku sulit untuk mendapatkan pelanggan dari jualannya. Sempat ketika ia memasarkan, hanya terjual tiga bungkus saja sehari dan 32 bungkus dalam sebulan. Bahkan, ia rela berkeliling sendiri untuk menjualkan produknya tersebut.
Segala cara sudah ia lakukan, mulai dari tes pasar dari keripik ini dengan memberikannya secara cuma-cuma kepada teman keponakannya; hingga memasang stiker Keripik Karuhun besar di mobilnya.
ADVERTISEMENT
Semua titik di Bandung sudah ditempatinya untuk berjualan, namun belum juga mendapatkan banyak pembeli. Yana tetap teguh pendirian, ia percaya bahwa kegigihannya akan berbuah manis suatu hari.
Benar saja, setelah ia menemukan metode penjualan yang pas untuk produknya. Tiga bulan kemudian ia berhasil menjualkan mulai dari 100 bungkus keripik dalam satu minggu. Puncaknya, ia sempat menjualkan 300.000 bungkus dalam satu bulan atau setara dengan Rp 240 juta.
Yana tidak berhenti di sini, ia mencoba mencari peluang lain. Kemudian muncul produk baru bernama Keripik Balarea di tahun 2013 sebagai adik dari Keripik Karuhun.
Kini, Keripik Balarea juga sudah berhasil terjual 700.000 bungkus setiap bulannya. Ditambah lagi pasarnya sudah mencapai ke Malaysia dan Singapura.
ADVERTISEMENT
Memang pengusaha kalau sudah pintar mencari peluang dan sabar akan proses pasti akan menuai hasil yang memuaskan, ya. Apakah kamu berencana untuk menjadi pebisnis kuliner seperti yang Yana lakukan?