Kisah 4 Tempat Paling Angker di Jakarta, TPU Jeruk Purut Hingga Menara Saidah

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
19 Mei 2021 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gedung ini tak terawat. Foto: Aprilandika Pratama
zoom-in-whitePerbesar
Gedung ini tak terawat. Foto: Aprilandika Pratama
ADVERTISEMENT
Dikenal sebagai kota metropolitan, Jakarta jauh dari kesan angker ataupun cerita mistis. Meski begitu, ada beberapa kisah mistis (urban legend) di Ibu Kota yang tak lekang oleh waktu dan masih menjadi misteri hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Salah satunya yang terkenal adalah perlintasan kereta api Bintaro yang terkenal angker karena menjadi lokasi tragedi kecelakaan kereta api. Lebih dari 156 orang meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka akibat tragedi kecelakaan yang terjadi pada 19 Oktober 1987.
Ilustrasi hantu. Foto: Pixabay
Menurut cerita masyarakat sekitar, di daerah perlintasan kereta api sering terdengar suara tangis pilu seorang perempuan minta tolong, ketika salah satu warga ingin menolongnya, tiba-tiba wanita tersebut menghilang. Ada pula cerita setan budek yang konon membuat para penyeberang lintasan menjadi tidak terdengar suara kereta api yang hendak melintas.
Tapi enggak hanya perlintasan kereta api Bintaro, ternyata ada beberapa tempat lain di Jakarta yang terkenal akan cerita mistisnya. Di mana saja? Berikut ulasannya.
ADVERTISEMENT

1. Noni Belanda, Menara Saidah

Gedung Menara Saidah. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Kamu tentu sudah tidak asing lagi dengan gedung pencakar langit satu ini. Ya, Menara Saidah merupakan satu-satunya gedung pencakar langit yang sudah tidak ditinggali ataupun difungsikan lagi.
Gedung ini sendiri termasuk bangunan angker yang sudah lebih dari 10 tahun ditinggalkan begitu saja.
Menara Saidah ditinggalkan karena kondisinya yang miring. Namun, ada pula yang menyebutkan bahwa gedung perkantoran dengan 28 lantai ini ditinggalkan karena alasan lain.
Alasan tersebut adalah banyaknya makhluk halus yang berkeliaran mengganggu karyawan gedung kantor. Buktinya adalah penampakan kuntilanak merah yang kerap kali dilihat oleh masyarakat sekitar.
Tak hanya itu, menurut cerita area basement Menara Saidah dihuni oleh hantu noni Belanda.
Hal itu dialami oleh salah seorang pengguna Twitter @astajoz_ yang bernama Bramasta Zakki. Pria berbagi cerita tentang pengalamannya masuk ke Menara Saidah pada 2011.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya kami keluar gedung lagi, terus laporan dan cerita deh ke satpam. Lo tau apa yang Satpam bilang? "halah paling noni belanda. sering dia mah gitu2," cuitnya saat itu.

2. Kuntilanak Merah, Terowongan Casablanca

Ilustrasi rumah hantu. Foto: Shutter Stock
Selain Menara Saidah, Terowongan Casablanca juga menjadi tempat di Jakarta yang terkenal karena keangkerannya. Salah satu urban legend paling terkenal di tempat tersebut adalah cerita mengenai hantu kuntilanak merahnya.
Terowongan Casablanca terletak di bawah Jalan Kuningan, Jakarta Selatan, yakni di jalur Jatinegara menuju Sudirman, atau sebaliknya. Konon katanya, dulu saat di lokasi itu belum dibangun jalan, tanah tersebut merupakan lahan untuk kuburan massal.
Kemudian, pemerintah memindahkan kuburan tersebut untuk dibangun jalan raya dan juga terowongan. Kabarnya, saat proses pemindahan jenazah, ada satu jenazah yang masih utuh. Hal ini pun masih menjadi misteri hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, percaya enggak percaya konon para penunggu di kuburan tersebut belum pindah dan mereka masih berada di sekitar kuburan atau terowongan tersebut.
Tak sampai di situ, kesan angker Terowongan Casablanca juga makin kuat karena adanya cerita-cerita lain di belakangnya. Seperti terowongan yang pernah menjadi tempat korban pemerkosaan hingga terowongan yang pernah menjadi lokasi orang gantung diri.
Keangkeran Terowongan Casablanca juga pernah diangkat ke dalam sebuah film horor Indonesia berjudul sama pada tahun 2007 lalu.

3. Si Manis Jembatan Ancol, Ancol

Ilustrasi Si Manis Jembatan Ancol. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Ancol tidak hanya terkenal dengan keindahan pantainya. Salah satu tempat wisata favorit warga Ibu Kota ini juga terkenal dengan urban legend-nya yaitu hantu "Si Manis Jembatan Ancol".
Dihimpun dari berbagai sumber, urban legend tersebut ternyata berasal dari kejadian nyata. Ada dua kisah yang berbeda tentang Si Manis Jembatan Ancol.
ADVERTISEMENT
Walaupun tidak diketahui secara pasti mana kisah yang benar dan paling sesuai, namun keduanya punya kesamaan akhir cerita yang tragis.
Versi pertama, pada awal abad 18 ketika Jakarta masih dikenal dengan nama Batavia, seorang perempuan muda berusia 16 tahun bernama Maryam ditemukan terbunuh di kawasan Ancol.
Maryam dikenal sebagai gadis muda yang cantik dan molek. Ia bekerja di rumah pedagang tua yang kaya raya yang telah beristri. Kecantikan dan kemolekan Maryam rupanya menarik perhatian majikannya, hingga suatu hari, Maryam dilamar dan diajak untuk menikah sehingga kelak dapat menjadi selir sang majikan.
Permintaan sang majikan ditolak oleh Maryam. Wanita ini pun kabur dari rumah, berusaha menjauh dari sang majikan. Sayang, rencana Maryam untuk melarikan diri rupanya tak berhasil.
ADVERTISEMENT
Gadis cantik ini diperkosa secara bergilir dan kemudian dibunuh oleh para preman yang disuruh oleh majikannya. Padahal kala itu, sang majikan hanya menyuruh anak buahnya untuk mengejar dan menangkap Maryam yang lari dari rumah sang majikan karena tak ingin dinikahi.
Para preman yang takut ketahuan belangnya itu kemudian memilih untuk melemparkan jasad Maryam ke area persawahan, tak jauh dari tempat ia terbunuh, yakni di kawasan Ancol yang kini menjadi jembatan.
First look film 'Si Manis Jembatan Ancol'. Foto: Instagram/@anggy_umbara
Sementara itu, kisah kedua yang tak kalah tragis dari "Si Manis Jembatan Ancol" didapatkan Budayawan Betawi Ridwan Saidi, dari saksi hidup yang pernah ia temui ketika melakukan investigasi pada 1955-1960.
Menurut kisah tersebut, pada awal abad ke-19, sekitar tahun 1817, hiduplah seorang gadis yatim yang hidup bersama ibunya, Mak Emper.
ADVERTISEMENT
Mak Emper dan anaknya, Siti Ariah, tinggal di suatu paviliun milik seorang juragan kaya. Ketika Siti Ariah menyentuh usia 16 tahun, sang juragan pemilik rumah rupanya jatuh hati padanya.
Ia berniat menikahi Siti Ariah dan menjadikannya sebagai selir. Ariah yang menolak permintaan sang majikan kemudian melarikan diri.
Seperti kata pepatah, "Keluar dari Lubang Singa Masuk ke Lubang Buaya," begitulah nasib yang menimpa Siti Ariah. Bukannya mendapat pencerahan, Siti Ariah malah bertemu Oei Tambah Sia, pedagang tembakau keturunan Tionghoa di Batavia yang berasal dari Pekalongan. Ia dikenal sebagai pria playboy pada masanya dan sangat suka main perempuan.
Melihat paras Siti Ariah, Oei lantas tergoda dan ingin menjadikannya sebagai 'koleksinya'. Siti Ariah kembali kabur untuk menyelamatkan dirinya.
ADVERTISEMENT
Naas, dua preman suruhan Oei Tambah Sia rupanya lebih cepat dibandingkan gerak gadis muda itu. Siti Ariah menemui ajal di Bendungan Dempet dekat Danau Sunter di tangan mereka.
Jenazahnya dibuang sekitar 400 meter dari Jembatan Ancol. Berbeda dengan kisah sebelumnya, Siti Ariah meninggal karena membela harga dirinya. Ia meninggal tanpa diperkosa oleh para pembunuhnya. Kabarnya, hantu wanita yang biasa ditemui di kawasan inilah yang kemudian populer dikenal sebagai Si Manis Jembatan Ancol.
Konon, Si Manis Jembatan Ancol menjadi arwah yang gentayangan karena ingin memberitahukan keberadaannya pada sang ibu. Sementara Oey Tambah Sia akhirnya meninggal dengan cara digantung oleh Belanda di Taman Fatahillah, Jakarta Utara.
Ia dihukum gantung karena ketahuan memiliki banyak kasus pembunuhan, salah satunya adalah membunuh ipar kandungnya sendiri yang bernama Sutejo. Oei membunuh Sutejo karena cemburu melihat kedekatan Sutejo dengan sang istri, Mas Ajeng Gunjing.
ADVERTISEMENT

4. Hantu Pastor Kepala Buntung, TPU Jeruk Purut

Bergeser sedikit daerah Jakarta Selatan, Taman Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut juga terkenal dengan mitos angker atau urban legend-nya. Cerita paling terkenal di kompleks pemakaman tersebut ialah hantu pastor kepala buntung yang konon menghantui area sekitar makam.
Konon, kepala pastor tersebut dipenggal saat menyebarkan agama. Hantu itu membawa kepalanya di tangannya, dan ia diikuti oleh seekor anjing hitam besar. Usut punya usut, sosok itu diketahui mencari makamnya, yang menurut warga setempat makanya itu tidak ada di TPU Jeruk Purut, melainkan di TPU Tanah Kusir.
Memasuki tahun 80-an, cerita mistis tentang hantu pastor itu semakin menyebar luas. Hal itu dibarengi oleh munculnya tempat-tempat yang konon dipercaya dihuni oleh sosok-sosok astral.
ADVERTISEMENT
Masyarakat sekitar melaporkan bahwa sosok-sosok itu sangat suka mengganggu kehadiran manusia yang datang untuk berkunjung, untuk sekadar beruji nyali atau mencari benda-benda pusaka.