Konten dari Pengguna

Kisah Lontong Opor Legendaris di Cepu yang Untung Rp 150 Juta per Bulan

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
14 Mei 2020 21:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Lontong Cap Go Meh (Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Lontong Cap Go Meh (Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kamu pernah mampir ke Cepu di Kabupaten Blora, Jawa Tengah? Ternyata di sana terdapat kuliner legendaris yang menjadi buronan banyak orang.
ADVERTISEMENT
Lontong Opor Pak Pangat, begitu orang mengenalnya. Saking ramainya, kamu tidak bisa datang dan menikmati lontong ini begitu saja. Kok bisa? Iya, sistem pemesanan yang diberlakukan harus memesan sehari sebelum kedatangan.
Bisnis kuliner ini ternyata sudah ada sejak 1997 yang dibuat oleh Sutinah selaku istri dari Pak Pangat. Setiap harinya kini mereka bisa mendapatkan omzet Rp 5 juta.
Seperti apa, ya kisah perjuangan di balik kuliner legendaris ini?
Ilustrasi kilang minyak Foto: Reuters/Todd Korol
Sebagai salah satu daerah penghasil minyak, ternyata Cepu memiliki kuliner legendaris yang tidak bisa ditemukan di manapun. Warung yang menyajikan lontong opor khas ini banyak dikenal oleh pelanggan dari berbagai daerah.
Sutinah mengaku sudah berjualan sejak tahun 1997. Dulunya ia ternyata juga pernah mencoba peruntungan bisnis kuliner di Jakarta dengan mendirikan Warung Tegal (warteg). Setelah lebih dari 5 tahun berdiri, usaha wartegnya tutup karena krisis ekonomi kala itu.
ADVERTISEMENT
Setelah pulang ke daerah asalnya, Sutinah mulai berjualan nasi uduk setiap pagi. Opor ayam hanyalah sebagai menu sampingan yang ditawarkannya. Setiap hari ia menjual 2 ekor opor ayam yang dihargai Rp 4.500 satu porsi. Setiap hari ia membuat 2 ekor opor ayam saja tidak habis.
Ilustrasi dapur. Foto: Shutterstock
Berkat usaha dan kegigihannya, pada tahun 2000-1n opor ayam ini lama kelamaan semakin dikenal orang. Pelanggan yang menyukai masakannya tidak hanya dari tetangga setempat, namun banyak juga para karyawan perusahaan minyak yang bekerja di Cepu. Mulai dari situlah ia mendapatkan banyak pelanggan.
Setiap harinya Sutinah memasak 70 ekor ayam kampung yang didatangkan dari Jawa Timur. Ayam tersebut akan dimasak menjadi 350 porsi opor setiap harinya. Kamu bisa menikmati mulai dari Rp 18 ribu.
ADVERTISEMENT
Hingga kini, perempuan berusia 53 tahun itu tetap menjaga keaslian cita rasa dari opor buatannya. Ia menggunakan banyak campuran cabai merah dan serai. Ia juga tetap mempertahankan dapur dengan memasak menggunakan tungku dan kayu bakar jati untuk membuat aroma lontong opornya semakin khas.
Warung yang terletak di daerah Ngloram, Desa Kapuan ini memiliki ciri khas tersendiri, yakni kamu harus memesan sehari sebelum kedatangan. Meskipun buka setiap hari pukul 10 pagi, kalau kamu berencana untuk makan hari itu juga pasti tidak akan kebagian jatah.
Di sisi lain, kalau kamu ingin mencicipi opor ayam ini di akhir pekan, kamu harus memesan sekurang-kurangnya 3 hari sebelum. Tapi dari situlah, terbukti bahwa banyak orang menggilai lontong opor racikan Sutinah ini.
ADVERTISEMENT
Meskipun begitu, kejadian ini tidak menambah minatnya untuk buka cabang di daerah lain. Duh, padahal penasaran, ya? Jadi buat kamu yang kepengin mencoba, harus datang ke Cepu suatu hari nanti.
Dari bisnis kulinernya ini, setiap harinya Sutinah bisa mendapatkan omzet lebih dari Rp 5 juta atau setara dengan Rp 150 juta setiap bulannya. Bukan angka yang sedikit, ya?
Nah, kalau kamu bagaimana? Apakah berminat untuk menyaingi bisnis kuliner milik Lontong Opor Pak Pangat ini?