Makna Tari Jaipong dan Citra Perempuan Sunda Hebat Masa Kini

Tari Jaipong. Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO

Makna Tari Jaipong ternyata selaras dengan penggambaran kehebatan para perempuan Sunda di era yang sudah sangat maju ini. Tari Jaipong merupakan seni tari hasil kreativitas seorang seniman bernama Gugum Gumbira yang kini telah bertransformasi menjadi sebuah genre tersendiri yang bernama genre Jaipongan.

Sebagai tari tradisional, dalam menciptakan gerakan tarian Jaipongan, Gugum Gumbira mengacu kepada tarian lain yang memiliki nuansa kerakyatan seperti ketuk tilu dan pencak silat.

Mengutip Makna Citra Perempuan Sunda dalam Seni Tari Jaipong yang ditulis Aris Noviyana dan Ani Yuningsih (2015:639-642), demi tetap melestarikan tari Jaipong, banyak sekali sanggar budaya yang mengombinasikan tari tradisional Jaipong dengan jenis tarian kekinian saat ini. Salah satunya adalah sebuah sanggar seni yang bernama GAP (Gondo Art Production) yang telah berhasil mengembangkan Jaipongan dengan Breakdance, yang dinamakan Breakpong (Breakdance Jaipong). Jenis tarian yang satu ini disebut dengan Jaipong Etnik.

Uniknya, nilai seni dan kreasi asli tari Jaipong itu sendiri tidak hilang. Tari Jaipong Etnik ini diterima dengan baik oleh masyarakat. Di tambah lagi, tari Jaipong di sanggar seni tersebut, saat ini hampir 90% ditarikan oleh penari perempuan.

Ini menandadakan bahwa dalam tari Jaipong dan tari kreasi kontemporer dari Jaipong memiliki peran perempuan yang sangat besar. Antusiasme dan apresiasi para kaum perempuan, khususnya kaum perempuan Sunda terhadap tari Jaipong masih sangat tinggi.

Tari Jaipong dan perempuan Sunda memang sangat erat kaitannya. Terdapat beberapa makna dalam unsur tari Jaipong yang ternyata menyimpan kehebatan dari para perempuan Sunda di era modern ini.

Makna Tari Jaipong dan Citra Perempuan Sunda Masa Kini

Menari Jaipong. Foto: Agus Bebeng/ANTARA FOTO

Ada tiga aspek dalam tari Jaipong yang dapat kita lihat sebagai simbol keterkaitan antara tarian ini dengan peran perempuan masa kini di baliknya. Yang pertama adalah busana. Busana yang dikenakan dalam menari Jaipong yang memiliki warna merah dan emas ternyata menyimbolkan citra perempuan Sunda yang pemberani, ceria, dan glamour.

Yang kedua adalah gerakan dalam tari. Terdapat citra perempuan yang memiliki gambaran maskulin dan dinamis. Hal ini terpancar melalui gerakan yang terlihat gagah, namun lincah di saat yang bersamaan.

Citra perempuan masa kini juga dapat dilihat dari lirik lagu yang mengiringi tari Jaipong. Perempuan digambarkan sebagai sosok yang dewasa, percaya diri, dan memiliki optimisme.

Dari sini, terbentuklah citra perempuan Sunda masa kini yang mampu untuk tetap tampil cantik sesuai kodrat yang memang sudah ditakdirkan sebagai seorang perempuan, percaya diri namun gigih, untuk mengejar dan mencapai mimpi mereka.

Emansipasi wanita juga masuk sebagai citra perempuan Sunda yang berani untuk berkembang maju mengikuti zaman namun tetap memegang teguh nilai dan tradisi lokal.

(SYA)