Meski Beragama Islam, Suku Tuareg di Nigeria Bebas Bercinta Sebelum Menikah

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
3 Agustus 2020 18:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Wanita Suku Tuareg.
zoom-in-whitePerbesar
Wanita Suku Tuareg.
ADVERTISEMENT
Selama berabad-abad lamanya, Suku Tuareg hidup secara semi nomadem. Mereka berjalan menyusuri Gurun Sahara dan menyebar, mulai dari Aljazair Tenggara, Niger, Libya Barat Daya, Burkina Faso Utara, Nigeria Utara, hingga Mali.
ADVERTISEMENT
Tak diketahui dari mana munculnya Suku Tuareg, yang jelas mereka pertama kali ditemukan di Gurun Sahara. Mereka berbicara menggunakan Bahasa Tamacheq, salah satu Bahasa Berber.
Nama Tuareg sendiri berasal dari Targi (penduduk Targa), sebuah wilayah di Libya tempat mereka tinggal. Versi lain menyebutkan Tuareg berarti Orang Biru atau Orang Kerudung.
Suku Tuareg.
Populasi Suku Tuareg mencapai 2 juta orang. Mereka menganut sistem matriarki dan memeluk agama Islam, tetapi dengan sedikit perbedaan, terutama untuk kelahiran, pemberian nama, pernikahan, dan pemakaman.
Urusan asmara dan percintaan, Dailymail melaporkan bahwa wanita Suku Tuareg bebas bercinta dengan siapa saja. Mereka bisa berhubungan dengan banyak pria sebelum akhirnya memutuskan untuk menikah dengan pujaan hati.
Mekanismenya, laki-laki Suku Tuareg akan menyelinap masuk ke tenda wanita incarannya. Ia akan menyelinap masuk ke kamar melalui pintu samping, sebisa mungkin tidak diketahui keluarga sang pujaan (meski keluarga tahu pun sebenarnya tak mengapa).
Pria Suku Tuareg.
Sebelum melakukan aksinya, wanita Suku Tuareg akan dirayu dengan puisi yang ditulis langsung oleh lelaki. Kemudian, keduanya akan menghabiskan malam bersama-sama dan laki-laki akan pergi sebelum matahari terbit.
ADVERTISEMENT
“Tuareg sangat bijaksana. Semuanya dilakukan dengan sangat hati-hati dan penuh hormat,” kata seorang fotografer bernama Henrietta Butler, yang mengikuti Suku Tuareg pada 2001 silam.
Kemudian, jika wanita merasa cocok, maka keduanya bisa mengikat janji suci. Namun, bila laki-laki tersebut tak menguatkan hatinya, ia bebas bercinta dengan yang lain.
Meski bisa bebas menentukan pasangan, tak sedikit pula pernikahan berakhir dengan perceraian. Dan ketika keduanya memutuskan untuk berpisah, pihak wanita akan mendapatkan harta —tenda dan hewan— dari mantan suaminya, termasuk hak asuh anak.
Suku Tuareg.
Pascaperceraian, pihak keluarga akan mengadakan pesta untuk anak perempuannya. Hal ini dilakukan guna memberi tahu para pria lainnya, bahwa anak perempuan mereka sudah tidak memiliki hubungan lagi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, para pria Suku Tuareg juga tidak diperkenankan untuk makan di depan wanita yang tidak bisa berhubungan badan dengannya. Maka dari itu, menantu laki-laki tidak akan makan di depan mertuanya.
Berbeda dengan suku lainnya, pria Suku Tuareg juga menggunakan cadar saat usianya 18 tahun. Sementara wanita tidak diwajibkan menggunakan cadar, tetapi mengenakan jilbab.
“Para wanita itu cantik. Kami ingin melihat wajah mereka,” ucap salah satu anggota Suku Tuareg kepada Bulter, saat menjawab pertanyaan mengapa wanita tak diwajibkan menggunakan cadar.
Bagaimana menurutmu?