Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Milik Pasangan PNS, Ini 5 Fakta Mie Aceh Seulawah yang Omzetnya Rp 300 Juta
12 Mei 2020 19:36 WIB
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Setiap keluarga pasti memiliki tujuan untuk meningkatkan perekonomiannya. Sama seperti pasangan PNS yang satu ini. Heru dan Ratna sudah berjuang bersama sejak tahun 1996 untuk mendirikan bisnis kuliner Aceh yang kini sudah dapatkan omzet hingga Rp 300 juta per bulannya.
ADVERTISEMENT
Dulu mereka hanya bercita-cita untuk bisa menyekolahkan keempat buah hatinya di sekolah terbaik di Jakarta. Maka dari itu, mereka berusaha untuk bisa memperjuangkan mimpi tersebut.
Simak kisah inspiratifnya di sini!
1. Mendirikan warung makan sejak tahun 1996
Pasutri Ratna dan Heru yang menjabat sebagai PNS ini merintis bisnis kuliner dengan mendirikan warung pertama kali di tahun 1996. Warung pertamanya berlokasi di Kantor Departemen Agama daerah Jakarta Selatan dengan resep sang ibunda, Fatimah yang juga membantu kala itu.
Namun saat memasuki bulan ketiga, mereka justru mendapat penurunan pelanggan. Akhirnya mereka berpindah ke daerah Karet Tengsin setelah sempat tutup sementara. Mereka juga memilih untuk mengganti nama menjadi Rumah Makan Aceh Seulawah.
ADVERTISEMENT
2. Miliki modal awal Rp 6 juta dari pinjaman bank
Siapa sangka meskipun pasutri ini berprofesi sebagai PNS, mereka masih harus merintis dengan modal pinjaman dari bank. Hal ini mereka lakukan di bulan ke-6 tahun 1996 untuk mempermudah mengingat titik mula keberangkatan mi Aceh ini.
Dengan modal tersebut mereka menjualkan ayam bakar, sop dan tentunya mi dengan cita rasa khas Aceh. Setelah berpindah ke Karet, mereka membuka cabang di daerah Bendungan Hilir pada tahun 2005.
3. Ciri khas yang diangkat adalah bumbu rempah
Sebagai salah satu pengusaha bisnis kuliner yang mengangkat hidangan khas daerah Sumatera ini, tentu mereka banyak menggunakan rempah untuk campuran makanan. Bahan yang digunakan antara lain bunga lawang, kapulaga, kaskas, pala, peka, kayu manis, jintan, dan tidak lupa bumbu dapur yang lain sebagai bahan dasarnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan mereka banyak mendatangkan bumbu tersebut langsung dari Aceh, lho. Pantas saja rasanya cukup autentik dengan banyak campuran bahan dari daerah asalnya.
4. Berhasil dirikan 10 cabang dan beromzet Rp 300 juta
Setelah 25 tahun buka, Rumah Makan Aceh Seulawah ini berhasil mendapatkan omzet Rp 300 juta setiap bulannya. Tidak hanya itu, mereka juga berhasil mendirikan 10 cabang yang tersebar di Jabodetabek; seperti Mampang, Depok, Manggarai, hingga di Sumarecon Mall Bekasi.
Dengan rentang harga mulai dari Rp 20–80 ribu, kamu sudah bisa mencicipi satu porsi mi, martabak, roti cane, dan menu lain yang menggunakan olahan dasar rempah dari Serambi Makkah yang satu ini. Aneka minuman juga bisa kamu rasakan di sini, mulai dari kopi Aceh, es timun serut, dan tentunya teh tarik kayu manis.
ADVERTISEMENT
5. Membuka bisnis waralaba
Setelah Heru berhasil mempromosikan mi Aceh di awal dengan sistem SEO website, kini mereka membuka sistem bisnis waralaba untuk memperluas pasarnya. Dengan modal paket paling mahal adalah rumah Aceh seharga Rp 1,2 miliar, paket kafe seharga Rp 300 juta, paket resto Rp 500 juta. Paket tersebut sudah termasuk perlengkapan memasak, bahan baku, sistem manajemen, interior dan pelatihan.
Perjuangan Heru dan Ratna kini sudah berbuah manis berkat semua kesabaran dan jerih payah yang selama ini sudah dilakukan. Bagaimana dengan kamu? Apakah ingin menjadi pemilik bisnis kuliner khas daerah juga?