Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mulai dari Jualan Emping Melinjo Kini Miliki Toko Camilan Beromzet Rp 14 Miliar
28 Maret 2020 14:48 WIB
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Siapa sangka seorang ibu rumah tangga bisa berbisnis sendiri? Dengan latar belakang lulusan SMA, ia sempat bekerja menjadi karyawan tetap pada sebuah perusahaan di Batam dan berjualan emping menjadi sampingannya.
ADVERTISEMENT
Siapa sangka, ternyata Ida Widyastuti tumbuh besar tanpa peran seorang ibu. Meskipun begitu, Ia tidak patah semangat. Ia berhasil membuktikan bahwa lulusan SMA dan profesi ibu rumah tangga juga bisa membuat bisnis kuliner sendiri dengan menghimpun UMKM, lho.
Seperti apa, ya, kisah inspiratif nya?
Ida Widyastuti, sosok wanita kelahiran Demak, Jawa Tengah ini berhasil mewujudkan keinginannya untuk menjadi seorang pebisnis kuliner. Melalui tekad dan usahanya, ia membuktikan bahwa seorang perempuan yang hanya lulus SMA juga bisa mandiri.
Ibunya telah meninggalkan sejak kecil dan peran tersebut digantikan oleh sang nenek. Ditambah lagi karena keterbatasan ekonomi, ia tidak bisa melanjutkan studi ke jenjang perkuliahan.
Di awal karirnya, ia menjadi seorang karyawan perusahaan Jepang di Batam. Merasa gajinya sedikit, ia mulai berusaha membuka lapak di ruangan dekat toilet saat jam istirahat. Dari situ ia mulai belajar teknik marketing melalui teman sekatornya.
ADVERTISEMENT
Setelah ia menikah dengan Harris Setiawan, ia berpindah ke Surabaya. Awalnya ia hanya mengurus rumah tangga tanpa ada kegiatan lainnya. Ia merasa bosan.
Dari sana ia mencoba peruntungan berjualan emping melinjo ke pasar Gedangan di Sidoarjo tahun 2001. Ia mendapat inspirasi dari saudara yang sudah terlebih dahulu memproduksi keripik melinjo.
Awalnya hasilnya hanya pas-pasan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Namun seiring berjalannya waktu, ia berhasil memasarkan bisnis dengan membawa merek Emping Kawanku. Ia bisa menguasai pasar Malang dan Probolinggo, bahkan hingga Kalimantan.
Camilan tersebut berhasil berkembang menjadi camilan keripik pisang. Alih-alih ingin mengajak bekerja sama, ia justru sempat ditolak oleh pemasok camilan di Jakarta dan Jawa Barat. Namun hal itu menjadi pelecut semangat bagi Ida.
ADVERTISEMENT
Berkat ketelatenannya, ia belajar hingga ke enam kota lainnya dan mendapatkan relasi yang banyak dengan industri rumahan lain.
Namun saking semangatnya, ia sempat mengalami salah perhitungan yang membuat tabungannya hampir ludes. Dari sana ia jatuh. Berkat kegigihan dan niat dari sang suami yang membantu, mereka mengganti bisnis tersebut di tahun 2005 dengan Mekarsari.
Dari sana ia mulai bangkit kembali dengan bekerja sama dengan aneka UKM yang berhasil digandengnya. Lama kelamaan, usahanya juga merambah hingga luar negeri, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Qatar.
Kini, ia memiliki 200 jenis camilan yang dipasarkan kembali olehnya. Ditambah dengan 2 pabrik produksi sendiri di Trenggalek dan Sidoarjo dengan memproduksi 7 ton per hari.
ADVERTISEMENT
Dia selalu mengirim satu truk ke Bali, Mataram, Kalimantan, Jawa Tengah, dan Jakarta dengan jumlah truk yang bermacam-macam. Dari segala usahanya tadi, ia berhasil mendapatkan omzet lebih dari Rp 14 miliar. Keren, ya?