Konten dari Pengguna

Pernah Beternak Sapi, Kini Jualan Es Krim Untung Rp 1,5 Miliar per Bulan

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
26 Maret 2020 14:43 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi es krim. Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi es krim. Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Kamu pernah menyangka seorang mantan peternak sapi bisa sukses berbisnis es krim? Apalagi omzetnya hingga miliaran per bulan. Seorang lelaki asal Blora ini membuktikan bahwa ketekunan bisa membuat ambisi kita menjadi sukses terwujud.
ADVERTISEMENT
Kalau berpikir harus menunggu kuliah tinggi dulu baru bisa bikin usaha, kamu salah. Enggak selamanya semua bisnis dimulai dari sekolah tinggi. Seperti kisah Sanawi yang hanya lulusan SD.
Ilustrasi penggembala sapi. Foto: pixabay
Semua bermula dari segala keterbatasannya, ia membantu keluarganya dengan menjadi seorang peternak sapi. Namun ia tidak patah semangat, di usianya yang menginjak 16 tahun, Sanawi merantau ke ibu kota dengan uang Rp 7.500 saja.
Sesampainya di Jakarta, kejadian nahas menimpanya, sang rekan meninggalkannya. Dari hal tersebut, ia terpaksa kembali pulang.
Tak lama kemudian ia mencoba kembali menjadi seorang buruh bangunan, sesekali menjadi buruh cat tembok di rumah-rumah.
Ilustrasi Pekerja konstruksi atau kuli bangunan. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Hingga pada tahun 2006, ia menginjakkan kaki ke Samarinda. Setelah setahun berlalu, ia mulai memikirkan untuk menambah pendapatan lain. Akhirnya ia menjual es krim dengan modal Rp 60 ribu yang dipinjam dari temannya.
ADVERTISEMENT
Ia berkeliling mengayuh sepedanya untuk menjajakan es krim dari sebuah produsen dengan harga seribuan. Kejadian diusir warga juga pernah dialaminya karena mereka tidak ingin anaknya jajan es krim. Hingga ia bisa meraup untung Rp 150 ribu per harinya.
Uang tersebut kemudian ditabung dan digunakan untuk beli sepeda motor, dan mencoba pinjam kredit ke bank untuk membeli mobil bak terbuka. Mobil tersebut digunakan Sanawi untuk menjadi distributor es krim.
Ilustrasi mobil es krim. Foto: shutterstock
Kemudian ia mencoba berbisnis dengan dibantu sang anak, ia pun memiliki pandangan jika ingin kaya maka harus berbaur dengan yang setara supaya bisa menular.
Setelah di tahun 2010 ia menjadi distributor es krim, Sanawi mengajak teman-teman yang dulu menjadi kuli bangunan untuk menjadi mitranya.
ADVERTISEMENT
Kala itu, ia berhasil memiliki mitra sejumlah 700 pengecer lewat 27 sub-distributor es krim di Kalimantan, Jakarta, Batam, Makassar, dan Manado. Setelah itu, ia memberanikan diri untuk membeli merek bisnis es krim dengan nama Vanesa.
Ilustrasi es krim Black Cones. Foto: Toshiko/kumparan
Kini Sanawi bisa memiliki pabrik es krim di Kudus dan mulai memproduksi cone sendiri.
Produksi cone dalam sehari bisa mencapai 40.000 dan ia bisa menjual 9.000 ember es krim dalam satu bulan. Hal tersebut membuatnya untung dengan omzet Rp 1,5 miliar.
Wah, keterbatasan Sanawi bukan menjadi halangan untuk berjuang dan mencapai keinginan, ya. Apakah kamu berminat untuk meninggalkan pekerjaan, dan memulai peruntungan berbisnis kuliner juga?