Rumah Adat Bali dan 3 Nilai Filosofis di Balik Bangunannya

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
20 April 2021 20:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi bangunan rumah adat Bali. Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bangunan rumah adat Bali. Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Rumah adat bali merupakan salah satu warisan budaya milik Indonesia yang kaya akan keanekaragaman budayanya. Rumah adat yang dimiliki oleh setiap daerah tentu memiliki ciri khas tersendiri sesuai nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Rumah adat Bali juga demikian. Rumah tinggal tradisional dari Pulau Dewata ini juga memiliki nilai filosofis yang terkandung pada setiap bangunannya.
Merangkum Rumah Tinggal Tradisional Bali dari Aspek Budaya dan Antropometri milik I Wayan Parwata (2011:96-97), berikut adalah tiga nilai filosofis pada bangunan rumah adat Bali.

Rumah Adat Bali dan 3 Nilai Filosofisnya

Dibangun Khusus dengan Arsitektur Khas Bali Hasta Kosala-Kosali

Ilustrasi bangunan dengan Kosala-Kosali. Sumber: Platform Kebudayaan Kemdikbud
Melansir laman platform Kebudayaan milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Hasta Kosala-Kosali adalah pengetahuan arsitektur tradisional bali tentang penataan lahan terhadap tempat tinggal dan bangunan suci.
Dimensi bangunan dalam rumah adat Bali merupakan perwujudan ukuran anggota tubuh dari pemilik bangunan seperti tangan, lengan, dan kaki dengan tujuan agar sang pemilik rumah memiliki hubungan psikologis dengan bangunan yang dibangun.
ADVERTISEMENT
Dengan mengunakan Kosala-Kosali, pemilik bangunan dan juga bangunan akan jadi akrab dan satu, memiliki kesesuaian rasa ruang, dan terhindar dari rasa takut akan skala ruangan yang kebesaran.

Menerapkan 3 Nilai Tradisional dalam Penataan Rumah

Masyarakat Bali menerapkan tiga nilai tradisional yang dikenal sebagai tiga konsep Hindu dalam menata rumah.
Konsep pertama adalah konsep Tri Hita Karana yang merupakan konsep dalam menumbuhkan keselarasan hubungan antara manusia, Tuhan, dan lingkungannya.
Berikutnya ada konsep Tri Semaya yang merupakan konsep waktu antar masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang.
Konsep terakhir adalah konsep Desa Kala Putra yang merupakan konsep dalam memperhitungkan faktor ruang, waktu, serta keadaan.

Bangunan Berfungsi untuk Kegiatan Tradisi

Pada umumnya, bangunan rumah adat Bali berfungsi dalam menampung kegiatan-kegiatan tradisi dalam agama Hindu yang bersumber pada Weda sebagai kitab suci umat Hindu.
ADVERTISEMENT
Menurut nilai tersebut, setiap kegiatan membutuhkan ruang untuk beraktifitas atas dasar pemenuhan kebutuhan hidup sejak lahir hingga meninggal dunia.
Ruang-ruang tersebut berupa merajan atau tempat suci, pawon atau dapur, bale meten,bale adat, dan bale-bale lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan penghuni, tingkat sosial ekonomi, dan juga keadaan sosial masyarakatnya.
(SYA)