Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.0
Konten dari Pengguna
Rumah Adat Bali yang Penuh dengan Filosofi
4 Juni 2021 5:21 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Perwujudan itu disebut dengan konsepsi Tri Hita Karana, yang terdiri atas tiga unsur kerangka, yakni tatwa atau filsafat, susila atau etika, dan upacara atau ritual. Konsepsi ini mengatur keseimbangan susunan unsur-unsur kehidupan manusia yang tercermin dalam tata rumah.
Untuk mengenal lebih jauh mengenai rumah adat Bali yang begitu kaya akan filosofi , yuk simak informasinya di bawah ini!
Filosofi Rumah Adat Bali
Rumah adat Bali memang secara filosofis terlihat lebih kompleks dibanding dengan rumah adat nusantara lainnya. Dilansir melalui jurnal yang sama, yakni Perumahan dan Permukiman Tradisional Bali, rumah hunian tradisional di Pulau Dewata ini memang tidak bisa dilepaskan dari agama, adat istiadat, dan kepercayaan yang melandasi setiap aspek kehidupan.
ADVERTISEMENT
Namun, agama Hindu memiliki peranan dan pengaruh besar. Sebab, agama ini menganut keselarasan antara bhuana agung (Makro kosmos) yang berarti lingkungan alam dan bhuana alit (Mikro kosmos) yang merupakan manusia.
Dalam penataan ruang rumah pun, masyarakat Bali berpegang pada tata ruang Sanga Mandala yang merupakan pertimbangan letak ruang berdasarkan kepentingannya.
Kegiatan yang memerlukan ketenangan akan diprioritaskan, sehingga akan diletakkan pada daerah utamaning utama (kajakangin). Adapun kegiatan yang dianggap kotor/sibuk akan diletakkan di daerah nistaning nista (klodkauh), sementara itu kegiatan lain akan diletakkan di bagian tengah.
Tak berhenti sampai pada tata ruangnya saja, rumah adat Bali juga memiliki keterkaitan antara kehidupan pribadi dan masyrakat beserta pantangan-pantangannya. Sebagai contoh, dalam konteks kehidupan pribadi, masyarakat Bali akan menggunakan ukuran bagian tubuh dari penghuni atau kepala keluarga untuk menetukan dimensi pekarangan dan proporsi bangunan.
ADVERTISEMENT
Arsitektur Rumah Adat Bali
Dilansir melalui laman dpdhpibali.org, Asta Kosala Kosali atau juga kerap disebut dengan Hasta Kosala Kosali merupakan perwujudan bangunan dengan memakai skala ukuran atau dimensi berdasarkan pada ukuran tangan, lengan, dan kaki sang pemilik rumah.
Berdasarkan ukuran tangan terdapat bentuk a lengkal, a cengkal, a telek, a useran, a lek, a kacing, a musti, a sirang, a gemal, a guli tujuh, a nyari, a rai, a duang nyari, a tampak lima, petang nyari, a tebah, dan tampak lima.
ADVERTISEMENT
Lalu berdasarkan ukuran lengan terdapat bentuk tengah depa agung, tengah depa alit, dan a hasta. Sementara berdasarkan ukuran kaki terdapat bentuk a tampak dan a tampak gandang.
Asta Kosala Kosali atau Hasta Kosala Kosali ini bertujuan agar secara psikologis pemilik dan rumahnya menjadi satu dan akrab, memiliki kesesuaian rasa ruang, dan terhindar dari skala ruang yang kebesaran.
Nah itu dia tadi informasi yang perlu kamu ketahui mengenai rumah adat Bali yang penuh dengan filosofi. Sudah sedikit belajar bukan? Meskipun terlihat sedikit rumit, namun hal itu juga yang membuktikan betapa hebatnya masyarakat Bali dalam memegang teguh agama dan adat istiadatnya.
(SYA)