Rumah Adat Honai dan Arsitektur Bulatnya yang Khas

Viral Food Travel
Berita viral seputar Food dan Travel
Konten dari Pengguna
19 Mei 2021 5:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Rumah adat Honai. Sumber: Kementerian PUPR
zoom-in-whitePerbesar
Rumah adat Honai. Sumber: Kementerian PUPR
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rumah adat Honai merupakan salah satu rumah adat yang begitu familiar di telinga. Rumah adat yang satu ini adalah rumah khas yang ditempati oleh Suku Dani di sebuah lembah bernama lembah baliem. Lembah Baliem ini tepatnya terletak di Wamena yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua.
ADVERTISEMENT
Dilansir melalui laman indonesia.go.id, Suku Dani adalah suku asli Papua yang tinggal di lembah gunung yang memiliki ketinggian sekitar 1.600 sampai dengan 1.700 di atas permukaan laut. Rumah adat Honai milik Suku Dani ini ternyata ditemukan oleh Richard Archbold dalam ekspedisinya pada tahun 1983 lalu.

Arsitektur Rumah Adat Honai

Rumah adat Honai ini memiliki arsitektur rumah berbentuk bulat lingkaran. Tahukah kamu bahwa bentuk lingkaran ini ternyata terinspirasi dari sarang burung?
Dikutip melalui buku Rumah Bundar (2018) yang ditulis oleh Fangnania T. Rumthe, dahulu Suku Dani secara tidak sengaja memperhatikan burung yang sedang membangun sarangnya menggunakan ranting kayu serta rumput kering. Dari kegiatan memperhatikan itulah masyarakat Suku Dani yang tinggal di lembah Baliem ini kemudian belajar untuk membuat sebuah rumah. Sebelumnya, Suku Dani tidak mempunyai rumah dan hanya mengandalkan pohon-pohon besar sebagai naungan.
Rumah adat Honai. Sumber: Kemdikbud
Rumah bulat layaknya jamur ini hanya memiliki tinggi sekitar 2,5 meter dan dibangun dengan bahan-bahan yang memang telah disediakan oleh alam.
ADVERTISEMENT
Atap dari rumah ini dibuat dari jerami dan rumput alang-alang. Dinding rumah Honai disusun dari papan kayu yang kasar atau biasa disebut dengan papan cincang berbentuk runcing yang ditancapkan ke tanah. Tiang dari bangunan ini terbuat dari balok kayu agar bisa menyangga Honai dengan kuat.
Seperti yang bisa dilihat pada gambar, rumah tradisional ini memang memiliki pintu dan jendela yang sangat minim dengan tujuan untuk melindungi seisi rumah dari hawa dingin yang ada di lembah Baliem.

Proses Membuat Rumah Adat Honai

Seperti membangun rumah, membangun rumah adat Honai juga memiliki sebuah proses. Fangnania T. Rumthe di dalam bukunya Rumah Bundar (2018) menyebutkan bahwa masyarakat Suku Dani akan menggali tanah untuk menempatkan tiang penopang di titik tengah dari Honai.
ADVERTISEMENT
Setelah itu akan ada sebuah batu besar datar yang diletakan sebagai alas dari tiang penopang agar tiang tersebut tidak cepat lapuk.
Rumah adat Honai. Sumber: Kementerian ESDM
Proses membangun selanjutnya adalah kembali kembali menggali tanah di sekitar tiang yang berbentuk lingkaran, yang kemudian akan ditancapkan sebuah papan cincang runcing mengikuti bentuk lingkaran galian. Tidak lupa setiap kali papan cincang ditanam ke tanah harus diikat dengan tali yang terbuat dari rotan agar dapat berdiri kokoh.
Setelah kerangka bangunan telah jadi, proses pembangunan dilanjutkan dengan memasang rangka atap yang terbuat dari kayu dan di taruh alang-alang yang telah terikat sebagai pengisi atap.
Langkah terakhir adalah dengan membuat alas tidur yang terbuat dari tanaman mirip rotan yang halus dan lentur serta membuat tungku api yang berfungsi sebagai pemanas ketika tidur maupun proses masak memasak, seperti membakar ubi.
ADVERTISEMENT
Nah itu tadi arsitektur dan pembuatan rumah adat Honai milik Suku Dani dari Papua. Menarik sekali bukan bangunan tradisonal berbentuk bulat yang satu ini ?
(SYA)