Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Rumah Adat Papua dan Faktor yang Mempengaruhi Arsitekturnya
20 Mei 2021 5:17 WIB
Tulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Disebutkan pula bahwa ada sekitar 255 suku asli yang masih ada di Papua. Ratusan suku ini tersebar di kondisi alam Papua yang masih berlembah dan umumnya merupakan daerah rawa-rawa, juga hutan lebat. Meski begitu, ada juga yang yang hidup di sepanjang garis pantai.
Berbagai perbedaan kondisi geografis beserta sosial budaya di Pulau Papua ini ternyata merupakan salah faktor penghasil keanekaragaman bentuk arsitektur tradisional rumah adat Papua lho!
Penasaran dengan berbagai faktor lainnya yang mempengaruhi arsitektur rumah adat Papua sebagai sebuah bagian dari arsitektur nusantara? Yuk, simak fakta unik di bawah ini!
Arsitektur Nusantara sebagai Gambaran Umum Rumah Adat Papua
Rumah adat Papua merupakan salah satu bentuk dari arsitektur nusantara, yang merupakan unsur dari kebudayaan yang telah tumbuh dan berkembang, sejalan dengan tumbuhnya suatu suku atau bangsa.
ADVERTISEMENT
Melalui Arsitektur Nusantara Mempengaruhi Bentuk Bangunan yang Berkembang di Indonesia karya Sitti Wardiningsih (2015), arsitektur nusantara ini adalah suatu wujud fisik dari kebudayaan manusia yang mempunyai fungsi sebagai wadah ataupun alat yang bermakna di kehidupan manusia.
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi suatu bentuk atau wujud dari bangunan arsitektur, termasuk rumah adat, yakni agama, budaya dan adat istiadat, tradisi sehari-hari, filosofi dan cara pandang hidup setiap suku, dan yang terakhir adalah iklim.
Konsep bangunan tradisional khas nusantara ini umumnya juga dipengaruhi oleh konsep budaya yang dikaitkan dengan tubuh manusia yang terdiri dari kepala, badan, dan kaki.
Arsitektur bangunan tradisional juga kebanyakan merupakan sebuah rumah panggung, mengingat Indonesia mempunyai iklim tropis lembab.
ADVERTISEMENT
Rumah Adat Papua dan Faktor yang Mempengaruhi Arsitekturnya
Rumah adat Papua sebagai salah satu bagian arsitektur nusantara juga memiliki faktor yang mempengaruhi bangunannya.
Berdasarkan Karakteristik Arsitektur Tradisional Papua karya Nur Fauziah (2014), setidaknya ada dua faktor yang mempengaruhi bangunan rumah adat Papua, yaitu faktor geografis dan iklim, serta faktor sosio-kultural.
Faktor geografis dan iklim mempengaruhi bentuk bangunan rumah adat di Papua. Oleh karena itu, rumah adat Papua seperti memiliki bagian kepala, badan, dan kaki. Sebagai contoh adalah rumah kaki seribu milik Suku Arfak yang tinggal di daerah pegunungan.
Rumah Kaki Seribu memiliki ketiga bagian yang telah disebutkan di atas. Namun, pada bagian kaki, dibangun cukup tinggi untuk menyesuaikan kebutuhan pemantauan dan pengawasan, demi keamanan daerah permukiman.
Berdasarkan faktor iklim, bangunan rumah bisa dilihat pada rumah Jew atau rumah bujang yang terletak di sekitar pesisir pantai. Bentuknya juga rumah panggung dengan tujuan menghindari genangan air pasang.
ADVERTISEMENT
Faktor kedua yang mempengaruhi arsitektur rumah adat Pupua adalah faktor sosio-kultural. Faktor ini masih dipengaruhi oleh hal lain, seperti tradisi, adat istiadat dan kebudayaan, kepercayaan, keamanan, hingga nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.
Nah itu tadi merupakan berbagai faktor yang mempengaruhi arsitektur rumah adat Papua sebagai salah satu arsitektur nusantara. Menarik sekali ya?
(SYA)