Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Sejarah Banda Neira, Pulau yang Jadi Tempat Pembuangan Mohammad Hatta
9 Januari 2023 18:26 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejarah Banda Neira mungkin membuatmu penasaran. Sebab, pulau ini dikenal sebagai tempat pembuangan para tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, seperti Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Cipto Mangunkusumo.
ADVERTISEMENT
Pulau Banda Neira sendiri adalah salah satu pulau di Kepulauan Banda, Maluku. Selain Banda Neira, pulau lain yang terdapat di Kepulauan Banda adalah Banda Besar dan Pulau Gunung Api.
Kembali ke pertanyaan utama, kok bisa Banda Neira jadi tempat pembuangan pejuang kemerdekaan? Tentu karena Banda Neira memiliki sejarah panjang dengan VOC. Berikut ulasan selengkapnya.
Sejarah Banda Neira
Sebelum abad ke-15, Kepulauan Banda sudah terkenal di dunia sebagai daerah produsen buah pala. Menurut jurnal Banda Naira dalam Prespektif Sejarah Maritim karya Mezak Wakim S.Pd, kontak awal Kepulauan Banda terjadi dengan bangsa-bangsa Asia, seperti para pelaut dan pedagang Melayu, India, Cina dan Arab.
Selain menjual pala, orang-orang Banda juga ikut serta dalam pelayaran perdagangan sampai ke Malaka. Mereka juga ikut dalam pelayaran niaga, dan memiliki armada dagang sendiri yang mengangkut hasil-hasil bumi dari pulau-pulau lain ke Banda.
ADVERTISEMENT
Banda pun memiliki armada perang laut yang dikenal dengan istilah “Korakora” atau Belang. Kora-kora terbagi atas dua jenis, yakni khusus untuk berperang dan jenis khusus untuk melayani perjalanan Raja.
Portugis Menduduki Banda Neira
Menjelang abad ke-16, buah pala yang menjadi hasil utama Kepulauan Banda merupakan komoditi dunia yang dibutuhkan masyarakat Eropa.
Ada seorang penjelajah Portugis, namanya Laksamana Alfonso de Albuquerque yang berupaya menemukan kepulauan rempah-rempah.
Singkat cerita, ia mendapat informasi bahwa di Malaka terdapat banyak rempah-rempah. Akhirnya, ia bertolak ke Asia dan pada tahun 1511 berhasil menalukkan Malaka. Pada saat itu, pelaut dan pedagang Banda Neira juga telah memiliki pemukiman di Malaka.
Setelah menduduki Malaka kurang lebih 3 bulan, pada November 1511 Albuquerque mengirimkan dua kapal layarnya untuk menemukan kepulauan Banda yang kaya akan buah pala.
ADVERTISEMENT
Rombongan pertama orang-orang Portugis di Banda Neira bermukim sekitar satu bulan. Orang-orang Portugis membeli semua hasil bumi di Banda Neira dengan harga yang sangat murah, yang bila dijual langsung ke Eropa keuntungannya bisa mencapai 1000 persen.
Sejarah mencatat bahwa bangsa Portugis berada di kepulauan Banda selama 87 tahun. Namun, tidak banyak catatan soal mereka karena Portugis tidak menjadikan Banda Neira sebagai pusat aktivitas di Maluku.
Belanda Menduduki Banda Neira
Sejarah rinci tentang kepulauan Banda dan penduduknya tercatat sejak 1599 ketika para pelaut Belanda tiba di sana, yang disusul kemudian oleh pelaut pelaut Inggris pada tahun 1602.
Belanda berhasil menalukkan pulau Ai pada 1615. Lalu selang waktu setahun, penguasa Pulau Run, pulau tetangga Ai menyerahkan secara resmi kekuasaannya kepada Inggris pada Desember 1616.
ADVERTISEMENT
Inggris kemudian membangun benteng pertahanan di Naizeelaka dan sebelah Utara pulau Run. Belanda dengan VOCnya tentu tidak membiarkan Inggris menguasai Pulau Run.
Oleh karena itu berbagai upaya dilakukan, hingga tercapai perjanjian Breda tahun 1667 antara Inggris dengan Belanda. Perjanjian tersebut menyatakan bahwa pulau Run diserahkan kepada Belanda dan sebuah pulau jajahan Belanda di pantai Timur Amerika yaitu Nieuw Amsterdam (sekarang Manhattan-New York) diserahkan kepada Inggris.
Perjanjian ini tidak diketahui oleh pribumi pulau Run di Banda Neira. Namun, sejak saat itu sampai dengan tahun 1942, Kepulauan Banda sepenuhnya berada dalam kekuasaan Belanda.
Itulah sejalan panjang pulau Banda Neira. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!
(DEL)