Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah PRJ, dari Impian Ali Sadikin sampai Jadi Pameran Terbesar di Jakarta
13 Juni 2022 13:54 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Viral Food Travel tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejarah PRJ menarik banget nih untuk disimak. Para warga Jakarta dan sekitarnya tengah diselimuti sukacita menyambut kehadiran kembali event pameran dan hiburan terbesar di ibu kota, yakni Pekan Raya Jakarta alias PRJ.
ADVERTISEMENT
Acara tahunan ini hadir kembali setelah absen selama 2 tahun akibat pandemi Covid-19. Berbagai tenant makanan, pakaian, otomotif, sampai panggung hiburan memenuhi setiap sudut JIEXPO Kemayoran yang menjadi tempat penyelenggaraannya.
PRJ atau Jakarta Fair telah dibuka mulai 9 Juni sampai 17 Juli 2022 mendatang. Mendapat animo tinggi dari masyarakat, menilik lebih jauh, ternyata PRJ memiliki sejarah yang cukup panjang, lho.
Penasaran seperti apa awal mula tercetusnya acara satu ini? Untuk lebih lengkapnya, langsung saja kita simak sejarah PRJ yang dirangkum dari berbagai sumber seperti berikut. Keep scroll it!
Sejarah PRJ
Apa yang pertama kali terlintas di kepalamu saat mendengar kata PRJ? Deretan stand fashion, makanan, serta berbagai atraksi hiburan mungkin langsung memenuhi ingatanmu, ya.
ADVERTISEMENT
Tidak salah memang, karena PRJ atau Pekan Raya Jakarta merupakan event pameran terbesar dan terlama se-Asia Tenggara. Mengutip dari situs resmi Suku Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Administrasi Jakarta Utara, di sudinpusarjakut.jakarta.go.id, PRJ pertama kali diselenggarakan di Kawasan Monas tanggal 5 Juni hingga 20 Juli tahun 1968.
Penyelenggaraan PRJ pertama kali dibuka oleh Presiden Soeharto dengan pelepasan burung merpati pos secara simbolis. Penggagas utama dari acara satu ini adalah Syamsudin Mangan, yang lebih dikenal sebagai Haji Mangan.
Saat itu, ia menjabat sebagai Ketua KADIN (Kamar Dagang dan Industri) yang mengusulkan mengadakan acara pameran besar untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh kondisi Indonesia yang saat itu tengah bangkit pasca kejadian G30S PKI.
ADVERTISEMENT
Usulan tersebut pun mendapat dukungan dan disetujui oleh Gubernur DKI Jakarta pada saat itu, Ali Sadikin, atau yang akrab disapa Bang Ali. Namun, lebih dari untuk meningkatkan produksi dalam negeri PRJ memiliki makna tersendiri bagi Bang Ali.
PRJ merupakan wujud dari impian Bang Ali yang belum sempat terealisasikan, yaitu pergi mengunjungi Pasar Gambir. Dahulu, terdapat pesta niaga dan hiburan yang tersebar pada sejumlah wilayah di Jakarta. Salah satunya adalah Pasar Gambir yang terkenal dengan kemeriahannya.
Menurut buku biografi Bang Ali: Demi Jakarta 1966-1977 diceritakan, perang dunia ke-II telanjur pecah, hingga mengandaskan impian Ali Sadikin untuk merasakan kemeriahan Pasar Gambir.
Oleh karena itu, Bang Ali ingin membuat gebrakan baru dengan menyatukan "pasar-pasar hiburan" di Jakarta melalui PRJ. Dahulu, PRJ dikenal dengan sebutan DF (Djakarta Fair). Di event pertamanya pada 1968, berjalan sukses dengan didatangi 1,4 juta pengunjung.
ADVERTISEMENT
Di tahun selanjutnya, acara serupa juga dilakukan dan mengalami peningkatan pengunjung. Hingga akhirnya, PRJ menjadi acara rutin tahunan yang diselenggarakan Pemerintah DKI Jakarta.
Pada 1992, PRJ resmi berpindah lokasi menjadi di JIEXPO Kemayoran sampai saat ini. Seiring berjalannya waktu, nama DF yang pertama kali digunakan berubah mengikuti ejaan baru menjadi Jakarta Fair, yang kemudian berganti menjadi lebih populer sebagai Pekan Raya Jakarta (PRJ).
Kini, PRJ kembali menghadirkan kemeriahannya dengan sederet tenant menarik, mulai dari bidang otomotif, elektronik, fashion hingga produk makanan. Yuk, ajak keluarga dan sahabat untuk merasakan keseruan di PRJ tahun ini!
(AFG)